Para Malaikat adalah hamba-hamba Allah (yang selalu beribadah kepada-Nya), mereka di bebani untuk selalu taat kepada-Nya. Mereka mengerjakan ibadah dan beragam urusan lainnya, dengan mudah dan ringan. Dan akan kami sebutkan di sini sebagian ibadahnya para Malaikat yang telah disebutkan oleh Allah atau yang dikabarkan oleh Rasul-Nya.
1. Malaikat Bertasbih
Para Malaikat senantiasa berdzikir kepada Allah Ta’ala, dan seagung-agung dzikir selalu bertasbih kepada Allah.
1. Malaikat Bertasbih
Para Malaikat senantiasa berdzikir kepada Allah Ta’ala, dan seagung-agung dzikir selalu bertasbih kepada Allah.
Allah berfirman, yang artinya : “(Malaikat-Malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (Malaikat) yang berada di sekeliling ‘Arsy bertasbih dengan memuji Rabb-Nya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman (seraya berkata), “Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari adzab Neraka.”(QS. Ghaa fir: 7)
Sebagaimana bertasbihnya para Malaikat, yang mereka secara umum juga bertasbih kepada Allah. Allah berfirman :
Artinya : “Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Allah) dan Malaikat-Malaikat bertasbih memuji Rabb-Nya dan mereka memohonkan ampunan bagi orang-orang yang ada di bumi. lngatlah, sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Asy- Syuraa’: 5)
Tasbihnya mereka kepada Allah berlangsung secara terus menerus, siang maupun malam. Allah berfirman :
Artinya : “Mereka (Malaikat-Malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.” (QS. Al-Anbiyaa’: 20)
Dan karena banyaknya tasbih mereka, maka sesungguhnya mereka para Malaikat adalah makhluk yang bertasbih dengan sebenar-benarnya, dan layak bagi mereka untuk berbangga dengan hal itu. Firman Allah :
Artinya : “Dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah). Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah).” (QS. Ash-Shaffaat: 165-166)
Dan tidaklah mereka, para Malaikat, memperbanyak tasbih melainkan karena tasbih adalah dzikir yang paling utama. Sebagaimana telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahihnya, dan Abu Dzaar ra. Ia berkata “Rasulullah ditanya, “Apakah dzikir yang paling utama..? “Beliau menjawab, “Apa yang Allah pilihkan bagi para Malaikat-Nya atau bagi para hamba-Nya, yaitu; Subhaanallaahi wa bihamdih (Mahasuci Allah dan bagi-Nya Segala puji).
2. Majaikat Bersholat
Nabi Muhammad SAW menekankan kepada para sahabat beliau agar supaya meneladani para Malaikat dalam hal berbaris untuk mengerjakan shalat.
Beliau bersabda “Tidakkah kalian berbaris seperti berbarisnya para Malaikat di hadapan Rabb-Nya...” Dan ketika beliau di tanya bagaimana berbarisnya para Malaikat, maka beliau menjawab “Mereka menyempurnakan (dahulu) barisan pertama, kemudian barulah yang setelahnya. Dan mereka (para Malaikat) saling merapat dalam shaf (barisan).” (HR. Al- Jama’ah Bighairi Bukhori).
Juga dalam ayat Al-Qur’an yang mengabarkan tentang Malaikat :
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah).” (QS. Ash-Shaaffaat: 165)
Mereka para Malaikat berdiri, ruku’, dan sujud (dalam rangka beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla). Disebutkan dalam Kitab Musykiilul Aatsaarkaiya Ath-Thahawi juga oleh Ath-Thabrani, Ketika Rasulullah sedang bersama para sahabatnya, beliau bertanya kepda mereka, "Apakah kalian mendengar apa nyang telah aku dengar..?
Mereka menjawab, Kami tidak mendengar apapun.”
Lantas beliau bersabda :
“Sesungguhnya aku mendengar rintih kelelahan langit. Dan tidaklah tercela langit tersebut merintih kelelahan, karena tidak ada tempat sejengkal pun melainkan disana terdapat malaikat yang sedang bersujud atau berdiri.”
3. Malaikat Berhaji
Para Malaikat memiliki Ka’bah tersendiri di langut ke tujuh, dimana mereka menunaikan Haji padanya. Ka’bah inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dengan nama Baitul Makmur. Allah Ta’ala bersumpah dengannya di Surat At- Thuur : ayat 4 : “Demi Baitul Makmur (Ka’bah)”.
Rasulullah SAW bersabda di dalam hadist tentang Isra’, yaitu setelah beliau melewati langit yang ketujuh :
Artinya : "Kemudian aku pun di bawa naik ke Baitul Ma’mur. Ternyata setiap hari Ia dimasuki oleh 70 ribu Malaikat, dan mereka tidak kembali kepadanya di akhir kewajiban mereka.” (HR. Muslim)
Terdapat 70.000 Malaikat yang melakukan ibadah shalat setiap hari kepada Allah dan mengerjakan Thawaf sebagaimana penduduk bumi berthawaf di Ka’bah mereka. Baitul Makmur adalah Ka’bah bagi penduduk langit yang ketujuh. Dan pada suatu ketika Rasulullah mendapati Nabi Ibrahim AS, menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur karena beliaulah yang membangun Ka’bah yang ada di bumi.
Al-Hadz lbnu Katsir ra, juga menyebutkan bahwasanya Baitul Makmur berada tepat di atas Ka’bah, seandainya Baitul Makmur jatuh, maka akan tepat menjatuhi Ka’bah di Kota Mekkah. Disebutkan juga bahwa pada setiap langit terdapat rumah yang digunakan untuk beribadah bagi penghuni langit tersebut, dan mereka mengerjakan shalat di dalamnya. Adapun rumah ibadah yang paling bawah dinamakan Baitul ‘lzzah.
4. Takutnya Malaikat Kepada Allah SWT.
Tatkala pengetahuan para Malaikat tentang Rabb mereka sangatlah besar, maka pengagungan dan rasa takut mereka pun kepada Allah sangatlah besar. Besarnya rasa takut pada Malaikat kepada Rabb mereka dapat tergambar melalui hadist yang diriwayatkan oleh An-Nawwaas bin Sam’an, ia berkata, Rasulullah bersabda :
“Apabila Allah hendak memberikan perintah, maka Allah berbicara dengan wahyu, sehingga seluruh langit-langit pun bergetar karenanya, karena sangat takutnya kepada Allah. Dan apabila hal itu terdengar oleh penduduk langit, maka mereka tersungkur sujud kepada Allah, dan (Malaikat) Yang pertama kali mengangkat Kepalanya adalah Jibril, maka Allah Ta‘ala pun menyampaikan wahyu yang ia inginkan kepada Jibril (HR. Ibnu Janir, lbnu Khuzaimah, Ath-Thabrani, dan Ibnu Abi Khatim dengan lafadz darinya).
“Apabila Allah hendak memberikan perintah, maka Allah berbicara dengan wahyu, sehingga seluruh langit-langit pun bergetar karenanya, karena sangat takutnya kepada Allah. Dan apabila hal itu terdengar oleh penduduk langit, maka mereka tersungkur sujud kepada Allah, dan (Malaikat) Yang pertama kali mengangkat Kepalanya adalah Jibril, maka Allah Ta‘ala pun menyampaikan wahyu yang ia inginkan kepada Jibril (HR. Ibnu Janir, lbnu Khuzaimah, Ath-Thabrani, dan Ibnu Abi Khatim dengan lafadz darinya).
Adapun dalam Kitab Al-Mu’jamu Ausaathkary’a Imam Ath- Thabrani dengan Sanad yang Hasan dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda :
“Aku melintasi para Malaikat pada malam aku di Isra‘ kan, sementara Jibril bagaikan alas tikar yang basah karena takut pada Allah Ta’ala.” (Lihat Shahih Al-Jaami’:l//206).