Tuesday, 20 October 2015

Sifat-Sifat Tercela Pasukan Gajah

Pasukan gajah yang dipimpin Abrahah akhirnya gagal menghancurkan Ka’bah. Mereka dihancurkan oleh Allah SWT, karena memiliki sifat-sifat yang tercela.

Beberapa sifat tercela yang dimiliki pasukan Abrahah adalah sebagal berikut:
a. Iri
Sifat iri adalah rasa tidak senang apabila orang lain mendapat nikmat atau kesenangan. Rasa iri dipihak Abrahah mulai muncul ketika Mekah berkembang menjadi kota yang ramai. Bahkan keramaian kota Mekah mengalahkan Kota San’a yang menjadi tempat tinggal mereka. Abrahah merasa tidak senang apabila kota Mekah menjadi kota yang ramai. Kota Mekah ramai karena adanya ka’bah yang dikunjungi penduduk negeni-negeri disekitar Jazirah Arab.

b. Dengki
Rasa iri itu bertambah menjadi dengki. Dengki adalah menginginkan kenikmatan yang didapat orang lain berpindah kepadanya. Oleh karena itu, Abarahah kemudian mendirikan gereja untuk menyaingi Kabah dan mengunjungi gerejanya dengan demikian, ia telah melakukan usaha agar keramaian di kota Mekah berpindah ke kota San’a.

c. Dendam
Namun, harapan Abarahah tidak menjadi kenyataan. Orang-orang tetap tidak mau mengunjungi gerejanya. Mereka tetap saja berduyun-duyun mengunjungi Ka’bah. Melihat kenyataan itu, Abrahah merasa sakit hati karena usahanya telah gagal. Ia menjadi dendam yakni keinginan yang kuat untuk membalas.

d. Sombong
Dalam perjalananya menuju Mekah, pasukan Abrahah melakukan perampasan dan keonaran. Mereka berjalan dengan penuh rasa sombong. Sombong adalah rasa tinggi hati dan meremehkan orang lain. Mereka menganggap dirinya yang paling hebat. Mereka merampas harta penduduk yang lemah.

Allah SWT, akhirnya menurunkan azabnya. Sifat-sifat tercela yang mereka tunjukkan dibalas Allah SWT, dengan azab yang pedih. Banyak diantara prajurit mereka yang mati. Pasukan mereka bercerai-berai tak tentu arah.

Rangkuman
  1. Abrahah adalah Gubernur Yaman untuk Kerajaan Habasyah (Etiopia). Abrahah membangun pusat pemerintahan di kota San’a. Pada waktu itu, yang menduduki tahta kerajaan Habasyah adalah Raja Najasyi. Yaman mempunyai letak yang strategis, oleh karena itu, Yaman menjadi rebutan Negara-negara lainnya.
  2. Pasukan gajah menyerang Ka’bah pada tahun 571 Masehi. Pasukan Abrahah merampas harta penduduk yang mereka jumpai sepanjang perjalanan.
  3. Pasukan gajah dihancurkan oleh Allah SWT, dengan mengirimkan burung Ababil. Pasukan gajah hancur dan gagal menghancurkan Ka’bah:
  4. Sifat-sifat tercela pasukan gajah adalah sebagai berikut:
  5. Iri adalah rasa tidak senang apabila orang lain mendapat nikmat atau kesenangan.
  6. Dengki adalah menginginkan kenikmatan yang didapat orang lain berpindah kepadanya.
  7. Dendam adalah keinginan yang kuat untuk membalas.
  8. Sombong adalah rasa tinggi hati dan meremehkan orang lain.

Wednesday, 7 October 2015

Manusia Yang Pandai (Kisah Teladan Untuk Anak)


Manusia Yang Pandai
QS. Maryam : 56-58

Waktu pun berlalu, Qabil yang pergi mengembara telah menghasilkan banyak keturunan di muka bumi. Sesuai dengan ketentuan Allah, dikirimlah seorang Nabi sebagai utusan-Nya. Seorang Nabi haruslah orang yang pandai dan mampu memberikan petunjuk kepada umatnya yang tersesat. Nabi yang diutus kala itu bernama Idris.

Nabi Idris merupakan manusia pertama yang pandai menulis dengan kalam. Beliau juga pandai membaca. Allah menurunkan tiga puluh shahifah (lembaran) yang berisi petunjuk dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya. Nabi Idris pun banyak mempelajari kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Adam.

Nabi Idris merupakan orang pertama yang pandai menunggang kuda dan paham ilmu tentang binatang. Beliau juga merupakan manusia pertama yang pandai menggunting dan menjahit pakaian. Sebelumnya, manusia memakai pakaian dari kulit binatang tanpa dijahit terlebih dahulu.
Nabi Idris tidak pernah lalai dalam beribadah kepada Allah. Beliau juga memiliki kekuatan yang luar biasa dan merupakan orang yang sangat pemberani sehingga dijuluki “Asadul Usud” atau Singa dari Segala Singa. Nabi Idris sangat gagah dalam memerangi orang-orang yang durhaka terhadap Allah.

Allah telah memberikan kepada Nabi Idris derajat yang tinggi. Beliau diberi kesempatan untuk berkenalan dengan para malaikat. Nabi Idris pun memiliki keinginan untuk melihat alam ghaib dan naik ke langit. Allah mengabulkan keinginannya tersebut sehingga Nabi Idris dapat naik ke langit yang keempat.

Demikianlah, riwayat Nabi Idris yang terus berusaha menegakkan kebenaran agama Allah.

Monday, 5 October 2015

Pembunuhan Pertama Umat Manusia (Kisah Teladan Untuk Anak)


PEMBUNUHAN PERTAMA
QS. Al-Maaidah: 27-30

Waktu pun berlalu. Tiba saatnya bagi mereka untuk memberikan persembahan istimewa bagi Allah. Qabil memilih beberapa hasil panennya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan. Namun, persembahan Qabil bukan yang terbaik dan hasil panennya.

Baginya, persembahan sedikit sudah cukup karena Allah yang memiliki seisi dunia ini. Menurutnya, Allah tidak memerlukan persembahan yang banyak.

Namun, Habil justru berpikir sebaliknya. Dia percaya segala sesuatu di dunia ini milik Allah. Karena itu, dia memilih seekor domba yang sehat dan berbadan gemuk untuk dipersembahkan.

Mereka biasa meletakkan persembahan mereka di tempat yang tinggi. Jika api datang dan menyambar persembahan tersebut, itu berarti Allah telah menerimanya. Habil dan Qabil meletakkan persembahan mereka berdampingan. Allah sangat senang dengan persembahan Habil. Sebaliknya, Allah tidak senang dengan persembahan Qabil yang tidak layak. Allah tahu bahwa Qabil tidak bersungguh-sungguh memberikan persembahannya. Api Allah pun memilih persembahan Habil.

Melihat hal itu, Qabil merasa marah dan iri hati kepada Habil. Qabil mendatangi adiknya dan memarahinya. Habil mencoba menjelaskan kepada Qabil kenapa Allah tidak menerjma persembahannya.

“Kamu tidak bersungguh-sungguh memberikan persembahan kepada Allah. Itu sebabnya Allah tidak menerima persembahanmu,” ucap Habil. Mendengar perkataan itu, Qabil bukannya menyesali perbuatannya, tetapi justru semakin marah dan membenci Habil.

“Berani-beraninya kau menasihati aku!” Qabil menjerit marah. “Aku akan membunuhmu!” teriaknya.

Habil tidak membalas kemarahan kakaknya. Dia malah berkata, “Bila kamu berniat membunuhku, aku tidak akan membalasmu karena aku takut kepada Allah, pencipta alam ini."

Ucapan Habil tidak dapat menenangkan Qabil. Hatinya telah buta karena iri hati. Ia marah telah kalah dari adiknya. Ia pun memukul Habil sampai meninggal. Ketika melihat Habil sudah terkapar tak berdaya, perlahan-lahan kemarahan Qabil hilang dan berganti dengan penyesalan. Dia menyadari telah melakukan kesalahan besar. Dia pun berharap Allah akan mengampuni dosanya.

Sunday, 4 October 2015

Keluarga Nabi Adam (Kisah Teladan Untuk Anak)

Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan ke bumi di tempat yang berbeda. Nabi Adam diturunkan di India, sedangkan Siti Hawa diturunkan di Arab. Selama beberapa waktu, mereka saling mencari sampai akhirnya mereka dapat bertemu di Jabal Rahmah, sebuah padang pasir dan bukit yang gersang. Setelah bertemu, mereka membangun keluarga yang bahagia.

Nabi Adam dan Siti Hawa dikaruniai dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Pada kelahiran pertama, Siti Hawa melahirkan Qabil dan Iklima. Pada kelahiran kedua, Siti Hawa melahirkan Habil dan Yamliqo. Ketika mereka beranjak dewasa, Habil tumbuh menjadi seorang penggembala. Setiap hari dia menggembalakan kambing, domba, serta binatang lainnya di bukit-bukit berumput. Dia sangat telaten merawat hewan ternaknya sehingga hewan-hewan itu tumbuh sehat dan gemuk.

Sementara itu, Qabil bekerja sebagai petani. Dia mencangkul dan menabur benih tanaman di bukit. Namun, Qabil pemalas dan selalu mengeluh. Qabil malas mencangkul tanah yang keras dan enggan mengairi benih-benih tanamannya.

Friday, 2 October 2015

Allah Mengampuni Nabi Adam Dan Siti Hawa (Kisah Teladan Untuk Anak)

Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang sangat menyayangi hamba-hamba-Nya. Karenanya Allah menerima tobat Nabi Adam dan Siti Hawa, serta mengampuni pelanggaran yang telah mereka lakukan. Setelah Allah mengampuni mereka, hati Nabi Adam dan Siti Hawa pun menjadi lega dan tenteram kembali.

Mereka pun bertekad akan selalu menjaga diri agar tidak sampai tertipu lagi oleh iblis. Pelanggaran yang telah mereka lakukan menjadi pelajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya iblis. Setelah kejadian itu, rupanya Allah berkehendak lain. Allah memerintahkan Nabi Adam dan Siti Hawa untuk turun ke bumi. Allah memang telah merencanakan agar mereka menjadi manusia pertama di bumi. Allah pun berfirman kepada mereka.
“Turunlah kamu ke bumi, sebagian dan kamu akan menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu disediakan tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”

Nabi Adam dan Siti Hawa kemudian turun ke bumi. Mereka menghadapi cara hidup baru yang jauh berbeda dengan kehidupan di surga. Kelak, mereka akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam ras dan sifatnya.

Anak keturunan Nabi Adam akan hidup berkelompok-kelompok, menjadi suku-suku, dan bangsa-bangsa. Sekelompok manusia atau suatu bangsa bisa terjerumus ke dalam kesesatan atau menjadi musuh bagi manusia dan bangsa yang lain seperti yang disebutkan dalam firman Allah. Karenanya, dari waktu ke waktu Allah akan menurunkan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul untuk menuntun hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus.

Barang siapa yang mengikuti jalan yang telah ditunjukkan oleh Allah, maka ia akan hidup bahagia sampai hari akhir dan akan dimasukkan ke dalam surga. Sedangkan, barang siapa yang tidak percaya kepada Allah dan melanggar perintah-Nya, ia akan mendapat peringatan dan akan ditempatkan di neraka.

Monday, 28 September 2015

Godaan Iblis (Kisah Teladan Untuk Anak)


Godaan Iblis
QS. A1-Baqarah : 36-39

Iblis terus menunggu waktu yang tepat untuk menggoda dan menyesatkan Nabi Adam. Iblis mengintai Nabi Adam dan Siti Hawa untuk mencari cara mencelakakan mereka. Ia menjelma menjadi sosok yang baik serta menggunakan cara dan kata-kata yang halus untuk mendapatkan kepercayaan Nabi Adam.

Ketika Nabi Adam dan Siti Hawa tampak terpedaya, secara perlahan-lahan iblis merayu mereka untuk memakan buah dari pohon terlarang. Sudah tentu, Nabi Adam menolak bujukan iblis. Akan tetapi, iblis terus berusaha sampai tujuannya berhasil.

Iblis mengatakan kepada Nabi Adam bahwa Allah melarang mereka memakan buah dari pohon terlarang karena bila mereka memakannya mereka akan menjelma menjadi malaikat yang hidup kekal. “Hai Adam, sesungguhnya bila kamu memakan buah dari pohon ini, hidupmu akan kekal di surga,” bujuk iblis.

Iblis terus-menerus mengulangi bujukannya sambil menunjuk buah yang tampak lezat dan ranum itu. Lama kelamaan, Nabi Adam dan Siti Hawa pun terbujuk. Mereka memetik dan mencicipi buah terlarang itu. Serta-merta, terbukalah aurat mereka. Karenanya, mereka menjadi malu dan menutupinya dengan dedaunan.

Setelah kejadian itu, datanglah firman Allah yang berbunyi, “Tidakkah Aku mencegah kalian untuk mendekati pohon itu dan memakan buahnya. Dan tidakkah Aku telah mengingatkan kamu bahwa setan itu adalah musuhmu yang nyata.”

Mendengar firman itu, Nabi Adam dan Siti Hawa sadar bahwa mereka telah melakukan dosa besar dengan melanggar perintah Allah. Mereka menyesal dan berkata, “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena kami tergoda
rayuan iblis.

Ampunilah dosa kami karena kami akan tergolong dalam golongan orang-orang yang rugi apabila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami. Nabi Adam dan Siti Hawa terus meminta ampun kepada Allah.

Mereka sangat menyesal karena terbujuk rayuan iblis yang menyesatkan. Mereka amat berharap Allah berkenan mengampuni mereka.

Nabi Adam Ditempatkan Di Surga (Kisah Teladan Untuk Anak)


Nabi Adam Ditempatkan Di Surga
Al-Baqarah : 35

Nabi Adam ditempatkan oleh Allah di surga yang sangat indah. Di surga, Allah menyediakan berbagai macam hidangan serta pepohonan yang berbuah lebat dan enak dimakan. Nabi Adam tinggal sendirian di sana.

Pada suatu waktu, saat Nabi Adam tertidur pulas, Allah menciptakan seorang perempuan bernama Siti Hawa. Siti Hawa diciptakan Allah untuk mendampingi Nabi Adam sebagai istrinya.

Allah berpesan kepada Nabi Adam setelah ia terbangun, “Tinggallah engkau bersama istrimu di surga, nikmatilah buah-buahan yang lezat, cicipi dan makanlah sepuasmu. Kamu tidak akan lapar, dahaga, atau lelah selama berada di surga. Tetapi Aku ingatkan, janganlah engkau makan buah dan pohon ini (buah khuldi) yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim. Ketahuilah bahwa iblis itu adalah musuhmu dan musuh istrimu. Iblis akan berupaya membujuk dan mengajakmu keluar dari surga sehingga tercabutlah kebahagiaan yang kamu nikmati ini.”

Sejak saat itu, Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal bersama di surga yang penuh dengan nikmat Allah. Mereka senantiasa berusaha untuk menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Friday, 28 August 2015

Belajar Nama Benda (Kisah Teladan Quran Untuk Anak)


QS. Al-Baqarah: 30-33

Salah satu kelebihan yang diberikan Allah kepada Nabi Adam adalah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebut, Nabi Adam mampu mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Allah mengajarkan pada beliau pekerjaan-pekerjaan sulit sebagai bekalnya untuk menjadi khalifah di bumi. Allah pun mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama benda yang ada di alam semesta.

Lalu, Allah berfirman kepada para malaikat,
“Cobalah sebutkan bagi-Ku nama-nama benda itu, jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Nabi Adam.”

Para malaikat tidak mampu memenuhi permintaan Allah untuk menyebutkan nama-nama benda yang berada di depan mereka. Para malaikat pun mengakui ketidakmampuannya seraya berkata,
“Maha Suci Engkau, Ya Allah.. Tidak ada yang kami keketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya, Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha bijaksana.”

Kemudian, Allah memerintahkan kepada Nabi Adam untuk memberitahu nama-nama benda tadi kepada para malaikat. Setelah Nabi Adam melaksanakan perintah Allah, Allah pun berfirman kepada para malaikat, “Bukankah Aku telah katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi? Aku juga mengetahui apa yang kamu perlihatkan dan apa yang kamu sembunyikan.

Para malaikat pun memuji kebesaran Allah. Mereka tak ragu lagi bahwa manusia memang pantas untuk menjadi khalifah di muka bumi.

Manusia Pertama (Kisah Teladan Untuk Anak)


Qs. Al-a’raf 11-25, shad 71-83

Saat ini, kita mengenal manusia yang terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, bahasa, dan budaya. Namun, sesungguhnya nenek moyang manusia itu adalah satu, yaitu Nabi Adam, sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah.

Allah menciptakan Nabi Adam sesudah Ia menciptakan makhluk-makhluk lainnya seperti malaikat, iblis, bumi, gunung, bulan, matahari, dan lain-lain. Malaikat diciptakan dari cahaya dan iblis diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam diciptakan dari tanah liat. Nabi Adam diciptakan Allah sebagai makhluk yang bentugas memelihara, memanfaatkan, dan memakmurkan bumi beserta seluruh isinya. Karena itu, Nabi Adam dibekali akal pikiran oleh Allah.

Sementara itu, iblis yang telah diusir dari surga oleh Allah berkata, “Ya Allah, karena Engkau telah menyatakan bahwa aku ini makhluk sesat, aku akan menggoda anak cucu Adam dimuka bumi untuk berbuat maksiat dan mereka semua akan kubawa sesat.”

Allah pun berfirman kepada iblis, “Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi penghuni neraka. Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dengan sepenuh hatinya.” Sejak saat itu, iblis terus berusaha mencari kesempatan untuk menyesatkan Nabi Adam dan seluruh keturunannya.

Kisah Terciptanya Bumi (Cerita Teladan Untuk Anak)


QS. Yunus: 3-6, Al-Anbiyaa: 30, Al-Baqarah: 29, 117, dan 164, Yasin: 33-40 

Pada mulanya, tidak ada bumi, langit, matahari, dan bulan. Yang ada hanya kegelapan. Bumi sama sekali belum terbentuk. Kemudian, Allah menciptakan dunia yang indah. Dunia diisi oleh makhlukm akhluk ciptaan-Nya.

Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam rangkaian masa. Allah cukup berkata, “Jadilah,” maka jadilah bumi dan langit. Kemudian, Allah bersemayam di atas singgasana-Nya untuk mengatur segala ciptaan-Nya.

Allah juga menciptakan matahari yang bersinar cemerlang dan bulan yang bercahaya karena menerima pantulan matahari. Allah pun menciptakan bintang-bintang yang berkerlap-kerlip di angkasa.

Allah menciptakan bumi selama dua hari.
Allah berfirman,
“Hendaklah tanah kering muncul dai kedalaman air,”

Maka terciptalah daratan dan lautan di bumi. Allah menamai tanah kering itu sebagai daratan dan kumpulan air sebagai lautan. Di atas daratan, Allah menciptakan jajaran gunung-gunung yang sangat besar. Allah menciptakan gunungg unung sebagai penyeimbang dan pengaman Bumi.

Selama enam hari, Allah mernbentuk langit ke dalam tujuh lapisan. Di lapisan terendah, Allah menciptakan gugusan bintang-bintang yang berkerlap-kerlip. Allah juga menciptakan bintang berekor di antara bintang-bintang tersebut. Allah juga mengisi alam semesta ini dengan jutaan planet yang melayang-layang di angkasa.

Allah pun membuat bumi mengelilingi matahari sehingga terjadilah pergantian siang dan malam. Kejadian bumi mengelilingi matahari pada porosnya juga mendatangkan berbagai macam musim di bumi dan menandai hari serta pergantian tahun. Semua benda angkasa yang Allah ciptakan telah diatur tempatnya sehingga tidak saling bertabrakan.

Kemudian, Allah menciptakan makhluk-makhluk hidup yang bergerak. Lalu, Allah meniupkan angin yang dapat menghidupkan bibit-bibit tumbuhan. Allah juga menciptakan awan yang berasal dari uap yang diterbangkan angin, kemudian dapat turun sebagai hujan yang menghidupkan tumbuh-tumbuhan.

Allah menumbuhkan berbagai macam tanaman, termasuk bunga-bunga yang cantik seperti mawar, aster, serta tanaman hias lainnya. Allah menciptakan makhluk yang besar dan makhluk yang kecil. Serangga mungil, semut hitam yang merayap di tanah, lebah yang terbang mengitari bunga untuk mengumpulkan madu, semuanya ciptaan Allah yang begitu indah.

Allah juga menumbuhkan berbagai macam buah-buahan yang dapat dimanfaatkan. Allah menciptakan mangga, jeruk, anggur, ceri, semangka, nanas, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya itu, Allah pun menciptakan berbagai macam binatang. Mulai dari binatang liar yang tinggal di hutan sampai binatang ternak yang bisa dipelihara. Ada gajah yang berbadan besar, kuda nil yang suka berkubang, harimau yang ganas, si belang zebra, dan si leher tinggi jerapah. Allah juga menciptakan kelinci yang lincah, kuda yang kuat, serta sapi dan kambing yang menghasilkan susu.

Allah berfirman, “Hendaklah air memberikan kehidupan dan bumi dipenuhi dengan makhluk hidup. Hendaklah burung berterbangan di atas bumi melintasi angkasa.” Atas kehendak Allah, maka tercipta pula segala jenis burung dan unggas yang cantik. Ada burung nun, bebek, ayam, burung pipit, merak, burung puyuh, dan masih banyak lagi burung serta unggas lainnya.

Allah juga menciptakan danau dan sungai-sungai yang mengalir ke laut. Allah menciptakan berbagai macam makhluk laut, seperti ganggang dan terumbu karang, berbagai macam ikan besar maupun kecil, serta berbagai macam mamalia laut, seperti paus dan lumba-lumba.

Allah menciptakan kepiting, udang, lobster, belut, gurita, dan beraneka ragam tumbuhan laut. Allah telah mengatur semua makhluk ciptaan-Nya sehingga tidak ada satu pun yang sia-sia. Sungguh sempurna ciptaan Allah.

Lalu, Allah pun menjadikan manusia yang bertugas untuk beribadah kepada-Nya. Ketika Allah memberitahu para malaikat tentang rencana-Nya tersebut, para malaikat merasa takut dan khawatir bahwa makhluk yang disebut manusia itu akan merusak bumi. Para malaikat pun berkata kepada Allah, “Wahai Tuhan kami, untuk apa Engkau menciptakan makhluk lain selain kami, padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, beribadah, dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti. Sementara, makhluk yang akan Engkau ciptakan dan turunkan ke bumi itu, niscaya akan bertengkar satu dengan yang lainnya. Mereka akan saling berebut kekayaan alam sehingga akan merusak dan menghancurkan bumi yang Engkau ciptakan.”

Allah pun berfirman untuk menghilangkan kekhawatiran para malaikat, “Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmah segala penciptaan. Bila Aku telah menciptakan manusia dan meniupkan ruh kepadanya, bersujudlah kamu di hadapannya.

Maka, Allah pun menciptakan manusia dan segumpal tanah liat kering. Setelah bentuknya disempurnakan, Allah meniupkan ruh ke dalam tubuhnya. Setelah itu, jadilah sesosok manusia sempurna yang dinamai Adam.

Para malaikat yang melihat Adam sudah dihidupkan langsung bersujud di hadapannya. Hal itu dilakukan sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang mendapat amanat mengatur bumi dengan segala isinya.

Namun, makhluk Allah yang bernama iblis ternyata merasa dirinya lebih mulia daripada Adam karena dia çliciptakan dari api sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Kebanggaan atas asal-usulnya itu membuat dia sombong. Iblis merasa rendah bila harus bersujud menghormati Adam. Dia tidak mau bersujud seperti yang diperintahkan Allah.

Maka Allah bertanya, “Hai Iblis, mengapa kamu tidak bersujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku? Adakah engkau menganggap dirimu benar dan agung?” Iblis pun menjawab, “Aku lebih mulia dan Iebih baik daripada Adam. Bukankah Engkau telah menciptakan aku dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah?” Walaupun Allah telah menegurnya, iblis tetap sombong dan congkak. Allah lalu berfirman, “Keluarlah dari surga-Ku ini, karena kamu terkutuk. Kutukan itu selalu akan menimpamu sampai hari kiamat kelak.”

Pada hari itu, Allah mengusir iblis dari surga dan Ia dinyatakan sebagai penghuni neraka saat hari kiamat tiba.

Tabir Wanita