Monday, 19 October 2015

Pasukan Gajah Menyerang Ka’bah

Dalam perjalanannya menuju Mekah, pasukan Abrahah berhenti di desa Mugammas dekat kota Taif. Pasukan ini merampas harta benda dan hewan peliharaan masyarakat desa itu dengan kejam. Sesampainya di Tihamah, mereka kembali melakukan aksi perampasan. Bahkan mereka juga merampas 200 ekor unta milik Abdul Muthalib kakek Nabi Muhammad SAW. Ia adalah seorang tokoh yang terkemuka dikalangan suku Quraisy. Abdul Muttalib diberi kepercayaan memegang kunci dan menjaga Ka’bah. (baca juga : Peristiwa Penting Pada Saat Nabi Muhammad Lahir)

Di lain pihak, penduduk Mekah seperti mendapat firasat akan terjadinya suatu peristiwa besar. Selama beberapa tahun, mata air zam-zam hilang. Menjelang peristiwa serangan pasukan gajah itu, Abdul Muttalib tiba-tiba menemukan kembali mata air itu. Penduduk Mekah kemudian berhasil menggali kembali sumur zam-zam.

Setelah mengetahui untanya dirampas oleh Abrahah, Abdul Muthalib menemui Abrahah dan mengajaknya berunding. Dalam perundingan itu, Abdul Muttalib berkata,” Wahai Abrahah! Apa tujuan tuan datang kemari dengan membawa pasukan yang besar”?

Abrahah menjawab dengan sombong,”Kami ingin menghancurkan Ka’bah. Ka’bah telah membuat orarig-orang tidak mau mengunjungi negeri kami. Padahal kami telah mendirikan bangunan yang lebih indah dan lebih megah daripada Ka’bah. Lalu apa maksudmu menemuiku?”
“Jadi kamu hanya ingin agar aku mengembalikan untamu?” Abrahah bertanya keheranan, “Bukankah kamu pemimpin kota ini? Mengapa kamu tidak menghalangiku untuk menghancurkan Ka’bah?”

Abdul Muttalib menjawab,” Saya hanya memiliki unta itu. Oleh karena itu, saya hanya meminta kembali unta-unta saya. Adapun Ka’bah itu ada Tuhannya sendiri. Dialah yang akan menjaganya.”

“Kalau begitu, Aku akan kembalikan unta-untamu, tetapi kalian pergilah menyingkir dan jangan menghalangiku!” Abrahah berkata dengan keras.

Benarlah, Abarahah kemudian mengembalikan unta-unta milik Abdul Muttalib. Abdul Muttalib dan penduduk Mekah kemudian mengungsi ke gunung-gunung disekitar Mekah untuk menghindari serangan Abrahah. Pasukan Abrahah kemudian mulai bergerak memasuki Mekah. 

Ajaib ketika pasukan gajah sampai diantara daerah Muzdalifah dan Mina, gajah-gajah mereka tidak mau berjalan lagi. Mereka hanya menderum. Pada saat itu, Allah SWT, mengutus burung Ababil. Mereka berterbangan diatas pasukan gajah itu. Setiap burung membawa tiga butir batu panas dari neraka. Satu diparuhnya dan dua di kakinya. Burung-burung itu kemudian menebarkan batu-batu panas itu. Apabila batu itu menimpa seseorang, sendi-sendi tulangnya akan hancur dan tak lama kemudian orang itu mati.

Pasukan gajah itu pun menjadi kacau balau. Mereka lari tunggang-langgang tidak tentu arah. Abrahah pun melarikan diri dan pulang ke Yaman. Sesampainya disana, ia akhirnya mati karena luka yang dideritanya.

Asmaul Husna - Al Quddus

Al Quddus artinya Allah Yang Maha Suci. Berarti Allah tidak memerlukan apa-apa seperti manusia butuhkan untuk hidup. Dia tidak mempunyal kekurangan. Hanya Dialah yang patut dipuji dan disembah. Maka dari itu kita harus berbuat baik agar dekat dengan yang Maha Suci.
Dalam Al Qur’an difirmankan:
Artinya: “Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. AL Hasyr : 23)

Artinya : Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, yang Maha Suci, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q5. Al Jumu’ah :1)


Al-Quddus artinya yang maha suci. Allah tidak sedikitpun memiliki kekurangan. Allah juga tidak memiliki sifat tercelah seperti jahat, iri, dengki, rakus, dendam, dan sebagianya.

Dengan sifat Al-Quddus, Allah SWT menunjukan bahwa dia maha suci. Tidak ada yang pantas di sekutukan dengan Allah. Tidak ada satu pun mahluk yang ada di langit dan di bumi yang pantas di samakan dengan Allah.

Meski tidak menjadi suci seperti Allah, kita juga harus menerapkan nama Allah dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menjauhkan diri dari penilaku buruk. Kita harus selalu berbuat baik kepada orang lain. Misalnya, bila ada seorang teman yang sedang kesusahan, maka kita harus membantunya. Kalau ada teman yang sedang gembira, maka kita turut gembira.

Al-Quddus. Tahu kah kamu arti Al Quddus ? Al-Quddus artinya maha suci. Allah terbebaskan dari kekurangan dan sesuatu yang tidak layak baginya. Allah juga terbebaskan dan berbagai bentuk dan sifat dapat di lihat oleh panca indra, atau dapat di bayangkan oleh hayalan dan fikiran.

Sering muncul banyak pertayaan, apakah Allah dapat di lihat oleh manusia dan bentuknya seperti apa?’ Kita harus bisa menjelaskan bahwa Allah tidak dapat di lihat, dan tidak berbentuk. Allah tidak beranak, dan tidak di peranakan. Tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah. Manusia tidak dapat menghayalkannya, tetapi harus mengimaninya.
Firman Allah dalam surat Asy-Syura/42 Ayat 11.
Artinya: “(Allah) pecinta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasang-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari hewan ternak pasangan-pasangannya juga. Dijadikanya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan dia. Dan dia yang hama mendengar lagi dan maha melihat” (surat Asy-Syura/42 Ayat 11)

Artinya: “dia tidak dapat di capai oleh penglihatan mata, sedangkan dia dapat melihat segalah penglihatan itu, dan dialah yang maha halus, lagi maha teliti.” (Surah Al-An’am/S ayat 103)

Kisah Teladan Nabi


BUAH APEL PEMBAWA KEBERUNTUNGAN
Suatu hari, Tsabit bin Ibrahim menemukan sebuah opel di jalan dan memakannya. Tiba-tiba Tsabit berseru, “Ya Allah! Apel ini bukan milikku, kenapa aku makan?” Tsabit-pun kemudian menemui pemilik pohon opel itu dan minta diikhlaskan.

“Aku baru akan mengikhlaskan apel itu setelah engkau bersedia menikahi putriku”, kata si pemilik pohon apel. “tapi, putriku itu buta, tuli, dan tidak bisa berjalan...”. Karena ingin mendapat keridhaan Allah SWT, Tsabit-pun menikahi putri pemilik apel.

Ketika menikah, Tsabit keheranan saat bertemu istrinya. Ternyata istrinya amat cantik, tidak tuli, tidak bisu, dan tidak cacat. Istrinya lalu menjelaskannya, “Aku buta dari melihat hal yang haram. Aku tuli dari suara yang tidak di ridhai Allah. Aku bisu karena lidahku hanya untuk berzikir. Aku cacat karena kakiku hanya untuk berjalan ke tempat yang diridhai Allah SWT.”

Sunday, 18 October 2015

Sunnah Dalam Khotbah Jumat

Sunnah-sunnah Dalam Khotbah Jumat

1. Khotbah itu hendaklah dilakukan di atas mimbar atau di tempat tang tinggi. Keterangannya adalah amal Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Mimbar tiga tangga tempatnya di sebelah kanan pengimaman. 

2. Khotbah itu diucapkan dengan kalimat yang fasih, terang, mudah dipahami, sederhana, tidak terlalu panjang, dan tidak pula terlalu pendek. 

3. Khatib hendaklah tetap menghadap orang banyak jangan berputar-putar, karena yang demikian itu tidak disyariatkan. 

4. Membaca surat Al-Ikhlas sewaktu duduk di antara dua khotbah. 

5. Menertibkan tiga rukun, yaitu dimulai dengan puji-pujian, kemudian salawat atas Nabi Saw., lalu berwasiat (memberi nasihat). Selain itu tidak ada tertib. 

6. Pendengar hendaklah diam serta memperhatikan khotbah. Banyak ulama mengatakan bahwa haram bercakap-cakap ketika mendengarkan khotbah.
Sabda Rasulullah Saw.:
“Dari Abu Hurairah. Bahwasanya Nabi Saw. telah berkata, Apabila engkau katakan diam kepada temanmu pada hari Jumat sewaktu imam berkhotbah, maka sesungguhnya engkau telah menghapuspahala salat Jumatmu.” (RIWAYAT BUKHARI) 

7. Khatib hendaklah memberi salam. 

8. Khatib hendaklah duduk di atas mimbar sesudah memberi salam, dan sesudah duduk itulah azan dikumandangkan.

(baca juga : Syarat Dan Rukun Khutbah Jumat)

Azan Jumat
Menurut pendapat yang mu’tamad, sesungguhnya azan Jumat itu hanya sekali saja, yaitu sewaktu khatib sudah duduk di atas mimbar.

Supaya menjadi perhatian kepada yang ingin menyelidiki sesuatu dengan jelas dan terang, maka di sini akan saya salin sedikit keterang dari Imam Syafii yang tersebut dalam kitab beliau, Al-Um. Beliau berkata, “Seorang yang saya percayai telah mengabarkan kepada saya bahwa azan Jumat itu di masa Nabi Saw. dan di masa khalifah pertama dan kedua dilakukan ketika imam sedang duduk di atas mimbar. Maka setelah khalifah yang ketiga (Usman), ketika itu orang sudah bertambah banyak, maka disuruh mengadakan azan sebelum imam duduk di mimbar, kemudian azan yang asal dilakukan pula. Sejak waktu itu terjadilah keadaan seperti yang ada sekarang (dua azan).” Katanya pula, “Ata’ telah membantah keterangan yang mengatakan bahwa Usman yang mengadakan azan pertama itu, tetapi sebenarnya -kata Ata’- yang mengadakan azan seperti itu ialah Mu’awiyah.” Kemudian Imam Syafli berkata pula “yang manakah diantara keduanya yang lebih baik?” Kata beliau, “Menurut saya, yang lebih baik ialah yang dikerjakan di masa Rasulullah Saw.”

Wajib Apa Tidak Memenuhi Permintaan Istri Ngidam Saat Hamil ?

Bagi para penganten baru, jangan kaget ketika sang istri yang sedang hamil ngidam minta sesuatu yang aneh-aneh. Sebab dalam keadaan seperti ini, kadang permintaan sang istri tidak lumrah. Banyangkan saja, belum musimnya mangga dia minta mangga. Yang lebih parah lagi, sudah mencarinya sulit, ternyata setelah mcndapatkan dengan susah payah, dia kadang tidak mau, malah minta yang lain. Apakah wajib bagi seorang suami memenuhi permintaan sang Istri ketika hamil muda (baca; ngidam)?

Jawab : Wajib, jika hal tersebut sudah mentradisi.

Referensi : 

 

Unta Dari Batu Gunung (Kisah Dalam Al-Quran)

 
Unta Dari Batu Gunung
QS. Huud : 64-68
 
Nabi Saleh sadar bahwa kaumnya memberi tantangan kepadanya untuk menghilangkan pengaruhnya di hadapan para pengikutnya. Bila dia gagal memenuhi tantangan itu, para pembesar kaumnya akan menganggapnya sebagai pembohong. Namun sebaliknya, bila Nabi Saleh bisa memenuhi tantangan mereka, dia akan meminta kaumnya untuk percaya kepadanya dan meninggalkan agama mereka. Nabi Saleh akan meminta mereka menyembah Allah.

Pada hari yang sudah disepakati, Nabi Saleh berdiri di hadapan kaum Tsamud. Para pemuka
kaum Tsamud diam memperhatikan tingkah laku Nabi Saleh. Mereka berharap Nabi Saleh gagal memenuhi tantangan mereka.

“Saleh, cepat tampilkan tanda kenabianmu!” seru seorang pemuka kaum Tsamud. “Apa yang kalian inginkan?” tanya Nabi Saleh.

“Kami ingin sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami menghendaki tanda kebesaran dari Allah atas kenabianmu.”

“Apa yang kalian inginkan?” Nabi Saleh bertanya lagi dengan nada sabar.

“Ini gunung yang terdekat. Mengapa gunung ini tidak bisa melahirkan unta? Mengapa kamu tidak berdoa kepada Allah agar membelah batu gunung ini dan mengeluarkan seekor unta dari dalamnya?”

“Apakah jika kulakuan hal itu kalian akan percaya bahwa aku adalah utusan Allah?”

“Ya, saat ini pula kami akan membenarkanmu.”

“Kalian meminta sesuatu yang luar biasa,” ucap Nabi Saleh.

“Akuilah bila kamu memang tidak mampu,” mereka mendesak.

“Kalian ini berlaku seperti anak kecil yang meminta mainan yang menyilaukan,” ucap Nabi Saleh lagi.

“Hai Saleh, bila kamu mengaku sebagai utusan Allah, maka adalah hak kami untuk memintamu memberikan bukti atas pengakuanmu.”

“Aku hanya khawatir jika kuturuti kemauan kalian, lalu kalian akan mengingkarinya. Allah akan menurunkan hukuman bila kalian berdusta.”

“Kami tidak mungkin berlaku demikian. Kami berjanji kepadamu kami akan mempercayai tanda kenabianmu dan kami tidak akan ingkar janji.”

“Kalian berjanji?” Nabi Saleh bertanya sekali lagi.

“Kami semua berjanji.”

Nabi Saleh diam dan memejamkan mata. Tangannya terangkat memohon mukjizat dari Allah. Dengan sepenuh hati, Nabi Saleh berdoa agar mukjizat itu dapat membuktikan kebenaran ucapannya. Beliau memohon agar Allah menciptakan seekor unta betina dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi gunung yang mereka tunjuk.

Tak lama kemudian, keluarlah seekor unta betina dari dalam batu cadas. Kaum Tsamud kaget melihat apa yang mereka minta sudah ada di depan mata. Mereka mengangguk-anggukkan kepala dan mengakui bahwa Saleh adalah utusan Allah. Mereka berjanji akan menerima ajakan beliau untuk menyembah Allah.

"Janganlah kalian sakiti unta ini. Bila kalian melanggar, Allah dapat menurunkan hukuman-Nya,” ujar Nabi Saleh memperingatkan.

Mereka berjanji tidak akan berbuat buruk terhadap unta itu. Kaum Tsamud pun berlalu dan Nabi Saleh pun pergi.

Ketika orang-orang bangun pada keesokan harinya, mereka langsung mengelilingi si unta. Si unta betina menjadi pusat perhatian Kaum Tsamud. Mereka kagum dengan unta yang keluar dari batu gunung itu.

Unta betina tadi berkeliaran di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Unta itu pun minum dengan bebas di tempat minum unta yang telah disediakan.

Istiqoma Dalam Menjalankan Tugas Dan Tanggung Jawab

Pelajaran yang dapat kita ambil dan peristiwa-peristiwa yang dialami Nabi kita Muhammad SAW. salah satunya adalah ISTIQOMAH, adalah suatu sifat disiplin dalam menjalankan suatu hal yang menjadi tanggung jawab dan kewajiban kita.

lstiqomah atau konsisten sangatlah penting dalam kehidupan manusia untuk mencapai suatu keberhasilan, baik dalam beribadah maupun bekerja. Apalagi yang berhubungan dengan masyarakat banyak. Seperti menjadi seorang pemimpin, maka istiqomah sangatlah penting diterapkan untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan, serta menghindari dari perkara-perkara buruk, seperti korupsi, dan kejahatan-kejahatan lainnya.

Istiqomah sudah diterapkan oleh Nabi kita Muhammad SAW., dalam menjalan perintah-perintah Allah dan mensyiarkan agama Allah. Beliau dengan tiada lelah dan letih mampu menaklukkan orang-orang kafir.

Rangkuman
  1. Pada awal kenabian Rasulullah SAW berdakwah secara diam-diam dipusatkan dirumah Arkom bin Abil Arkom
  2. Strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekkah adalah secara sembunyi-sembunyi dilakukan pada keluarga yang tinggal satu rumah.
  3. Orang-orang yang pentama masuk Islam disebut dengan Assabiqunal Awwalun.
  4. Dakwah Nabi secara terbuka dimulai dari turunnya Surat AI-Hijr ayat 9.
  5. Perkembangan Umat Islam membuat kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan yaitu pelarangan masyarakat Mekkah berhubungan apapun dengan Umat Islam, Bani Hasyim dan Bani Abdul Mutholib.
  6. Dakwah Nabi di kota Mekkah berdampak terbaginya masyarakat menjadI 3 golongan yaitu : golongan orang Muslim, golongan orang kafir dan goingan orang munafikin.

Asmaul Husna - Al Waahid

Al Waahid artinya Yang Maha Esa Allah mempunyal sifat al Waahid. Al Waahid berarti Allah itu Maha Esa. Allah itu hanya ada satu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dia tidak mempunyai anak dan juga orang tua. Ia ada dengan sendirinya dan tidak ada yang setara dengan-Nya.

Allah yang menciptakan alam semesta beserta isinya, menggerakkan, memelihara semuanya agar berjalan dengan baik.

Terbitnya matahari dari sebelah timur dan terbenamnya ke sebelah barat begitu juga bulan dan bintang semua berjalan menurut kehendaknya Allah, itu semua menjadi bukti bahwa Allah Maha Esa.

Allah berfirman dalam surat Al lkhlas ayat 1-4 sebagai berikut:
Artinya: “Katakanlah Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

Beriman kepada Allah selain membenarkan ke-Esaan-Nya, kita juga harus melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Sebagaimana diterangkan dalam sabda Nabi SAW. Berikut:
“Iman itu percaya kepada Allah; kepada malaikat-malaikat Allah; Kitab-kitab-Nya; Rasul-rasul-Nya; Hari akhir; dan percaya pada takdir Allah yang balk maupun yang buruk.” (HR.Muslim)

Diantara tujuan dan fungsi Iman kepada Allah diantaranya adalah :
1. Meyakini akan keesaan Allah sebagai tuhan yang wajib disembah.
2. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
3. Menyandarkan diri dan memohon hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa.
4. Mentaati dan melaksanakan perintah-penintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-NYa
5. Agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
6. Mempercayai pada yang gaib.

Meneladani kisah nabi
BENCANA UNTUK KAUM A’D

Nabi Hud diutus Allah SWT pada kaum Ad. Ia menyeru pada kaum ‘Ad, “Wahai kaumku: sembahlah Allah Yang Maha Tunggal, karena tiada Tuhan selain Allah.” Namun kaum Ad tak pernah mau mengikuti seruan Nabi Hud As. Mereka terkenal sombong, pandai dan kuat. Mereka pandai membuat bangunan yang kokoh ditempat-tempat yang tinggi.

Mereka gemar berbuat kerusakan, menyiksa tawanan perang, merampok dan menyembah patung-patung berhala. Karena tak juga mau beriman pada Allah SWT, maka akhirnya Allah SWT pun menimpakan bencana mahadahsyat pada kaum ‘Ad. Kaum ‘Ad pun diserang angin kencang selama 8 hari 7 malam secara terus-menerus tiada henti. Tak ada satupun rumah, bangunan dan pohon-pohon yang masih berdiri kokoh. Semuanya tersapu bersih. Akhirnya, kaum ‘Ad pun rusak binasa tak tersisa.

Rangkuman
  1. Rukun iman pertama adalah iman kepada Allah SWT.
  2. Iman artinya percaya. Iman kepada Allah berarti bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah.
  3. Beriman kepada Allah, selain membenarkan ke Esaan-Nya, kita juga harus melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
  4. Ar Rahman berarti Allah Maha Pengasih. Allah mengasihi semua makhlukNya seperti manusia, binatang, dan lain-lain.
  5. Ar rahiim artinya Yang Maha Penyayang. Allah SWT menyayangi makhlukNya yang taat kepada-Nya, mereka akan mendapatkan pahala yaitu ditempatkan di surga-Nya.
  6. Al Quddus artinya Allah Yang Maha Suci. Berarti Allah tidak memerlukan apa-apa seperti manusia butuhkan untuk hidup.
  7. Asmaul husna berarti nama-nama Allah yang baik dan berjumlah 99 nama.
  8. Al Mu’min artinya Yang Maha Menganugerahkan keamanan. Hanya Allah yang mampu memberikan rasa aman kepada makhluk-Nya.
  9. Al Muhaimin artinya Yang Maha Memelihara. Allah yang mengurus makhluk-Nya dengan memberikan petunjuk Al Qur’anul Karim.
  10. Al Haadi artinya Yang Maha Pemberi Petunjuk. Hanya Allah yang mampu menganugerahkan petunjuk pada makhluk-Nya.
  11. Al Waahid artinya Yang Maha Esa. Allah mempunyai sifat al Waahid. Al Waahid berarti Allah itu Maha Esa. Allah itu hanya ada satu.

Saturday, 17 October 2015

Apa Hukum Muallaf Pecandu Rokok ?

Tanya : Saya seorang muallaf. Kebetulan saya seorang pecandu rokok yang sangat berat. Tahun lalu saya belum berpuasa karna masih mempelajari Islam. Tahun ini saya harus berpuasa. Yang menjadi masalah, kalau makan dan minum saya bisa menahan, tetapikalau meninggalkan rokok, rasanya tidak mungkin. Barangkali saya akan pusing sepanjanghari apabila tidak merokok Bagaimana jalan keluarnya? Apakah boieh puasa tapi merokok? (Soni Wiryawan, Dukuh Kupang, Surabaya)

Jawab : Satu di antara perkara yang membatalkan puasa adalah masuknya ‘ayn (sesuatu yang kasat mata) ke dalam rongga tubuh (jawi) melalui tenggorokan, lubang telinga, lubang hidung, kemaluan, dan dubur. Merokok berarti menghisap asap dengan berbagai kandungannya lewat tenggorokan. Asap rokok (al-dukhan) termasuk kategori ‘ayn. Sehingga menghisapnya, menurut fuqaha (ahli fikih), dapat. membatalkan puasa.

Dalam kondisi normal, setiap muslim tidak dibenarkan melanggar al-mufthirat. Orang boleh berbuka apabila berhalangan, sakit, bepergian, mengandung dan menyusui. Orang usia lanjut yang tidak mampu berpuasa, juga dibebaskan dari rukun Islam keempat ini. Lapar dan dahaga yang tidak tertahankan (dikhawatirkan darinya kematian atau rusaknya organ tubuh) memperbolehkan berbuka pula. Allah melarang manusia mencelakakan dirinya.

Hal ini sebagaimana difirmaflkan Allah sebagai berikut :
Artinya: “Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu Ia tidak berpuasa), maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari yang lain. “(QS. A1-Baqarah: 184)

Ibadah puasa dimaksudkan untuk membentuk pribadi yang bertakwa, tetapi jika pelaksanaannya justru membawa mafsadah yang berat, maka boleh ditinggalkan.

Bagaimana hal ini ditarik untuk masalah muallaf yang kecanduan rokok. Cukupkah efek negatif meninggalkan merokok (pusing) sebagai alasan berbuka?

Kondisi yang memperbolehkan berbuka adalah jika seseorang tidak makan atau minum akan kehilangan nyawa, mengurangi akal pikiran dan tidak berfungsinya salah satu panca indera. Keadaan darurat seperti inilah yang memungkinkan sebuah larangan ditoleransi untuk dilanggar.
Dengan batasan tersebut, maka. pusing kepala belum bisa dijadikan alasan untuk tidak berpuasa. Karena masih termasuk kategori penyakit ringan yang bisa ditolerir.

Oleh karena itu, saya sarankan pada Anda untuk tetap bersahur dan niat berpuasa. Kalau ternyata siang harinya keselamatan jiwa dan kesehatan saudara benar-benar terancam, maka silakan berbuka. Hanya saja, pada bulan-bulan yang akan datang ketika telah mampu berpuasa, Anda harus men gaqadha’ (mengganti puasa yang batal). Sebaliknya, jika masih mampu usahakanlah tetap bertahan sampai waktu berbuka tiba.

Seperti saudara katakan, bahwa tahun ini adalah untuk pertama kalinya saudara berpuasa, yang sudah barang tentu akan terasa sulit. Segala sesuatu pada mulanya pasti sulit, “Awwal kulli syai’ sha’b”, kata pepatah Arab. Untuk menghadapi kesulitan ini, kita patut mengingat sabda Rasulullah, “Ash shabr ‘inda ash-shadmah al-ula”, kesabaran dibutuhkan kala menghadapi pukulan atau benturan pertama. Jika cobaan pertama dapat diatasi, urusan selanjutnya akan menjadi ringan.

Satu hal lagi, salah satu kaidah fikih menyatakan: ats-tsawab bi qadr at-ta‘ab (besar kecilnya pahala amal ibadah disesuaikan dengan kesulitan melaksanakannya). Artinya, karena berstatus muallaf, kesulitan yang Anda alami dalam berpuasa akan menjadi nilai lebih tersendiri. Allah tidak akan membiarkan perjuangan hamba-Nya sia-sia.

Tabir Wanita