Beberapa bulan kemudian, Jibril datang kembali menyampaikan wahyu berikutnya, yang antara lain menyuruh Muhammad untuk memulai memimpin hamba Allah ke jalan yang benar. Jalan yang diridhai oleh Allah swt. Wahyu tersebut berbunyi :
“Hai orang yang berkemul (berselimut) bangunlah lalu berilah peringatan!” (A1-Muddatstsir [74]: 1-2)
Turunnya wahyu tersebut membuat Nabi lebih tenang. Kini, ia siap untuk menyampaikan hakikat kebenaran kepada manusia. Rasulullah memulai tugasnya menegakkan kebenaran secara sembunyi-sembunyi di lingkungan rumah sendiri. Khadijah, istrinya yang setia itulah yang pertama kali beriman kepadanya. Dengan pengetahuannya yang luas dan sempurna tentang keindahan budi pekerti dan kebenaran semua perkataan dan pekerjaan Nabi Muhammad, ia yakin bahwa hanya Nabi Muhammadlah orang yang pantas menerima perintah Tuhan memimpin umat manusia.
Setelah Khadijah, Zaid bin Haritsah ra., anak angkat Nabi sendiri, seorang hamba yang dimerdekakan oleh Nabi, memeluk Islam. Kasih sayang Rasulullah saw. kepadanya lebih dari ayahnya sendiri. Sewaktu ayahnya datang hendak membawa Zaid pulang ke kampung setelah ia merdeka, ia menyatakan lebih suka tinggal dengan Nabi. Cintanya kepada Nabi yang semata-mata dari kebenaran dan kesucian Nabi, menyebabkan dengan mudah ia menjadi manusia yang pertama memeluk Islam.
Setelah mereka, menyusul Ali bin Abu Thalib. Ia mengetahui benar kejujuran serta kebenaran Nabi saw. karena sejak kanak-kanak, ia hidup bersama Nabi. Ketika Nabi mengaku menjadi utusan Allah, ia berkata, “Pantaslah orang sesuci ia dipilih menjadi Rasul Allah swt.”
Selain ketiga orang tersebut, di antara penduduk Mekah yang pertama masuk Islam adalah Abu Bakar, teman akrab Nabi sejak kecil. Ia senang sekali kepada Nabi, karena sudah diketahuinya benar bahwa ia seorang yang bersih, jujur dan dapat dipercaya. Karena itu, orang dewasa pertama yang diajaknya menyembah Allah swt. dan meninggalkan penyembahan berhala adalah Abu Bakar. Ia juga laki-laki pertama tempat mengemukaka isi hatinya akan segala yang dilihat serta wahyu yang diterimanya. Abu Bakar tidak ragu-ragu lagi memenuhi ajakan Muhammad dan juga beriman pada ajakannya itu.
Mereka berempat itulah orang-orang pertama yang beriman pada kenabian serta kerasulan Muhammad saw. Karena alasan tersebut, mereka disebut sebagai “Assaabiquunal Awwaluun.” Mereka adalah Khadijah binti Khuwailid, Ali bin Abu Thalib, Zaid bin Haritsah, dan Abu Bakar. Keempat orang ditambah Muhammad saw. itulah yang memiliki tekad kuat dan semangat yang membaja untuk memperkenalkan dan menyiarkan ajaran agama Islam kepada seluruh umat manusia.
Keempat orang tersebut juga mencerminkan perwakilan masyarakat. Khadijah dan Abu Bakar mewakili golongan dewasa, wanita dan pria, yang dipandang terhormat dan berpengaruh. Zaid, mewakili pria dari kelompok yang dipandang lemah karena dia mantan budak. Sedangkan Ali bin Abu Thalib mewakili anak muda sebagai kader.
Abu Bakar sendiri sebagai seorang pedagang yang berpegaruh, berhasil mengislamkan beberapa orang teman dekatnya di antaranya adalah Utsman bin Affan, Az Zubair bin Al Awwam, Abdur Rahman bin Auf, Sa’ad bin Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah. Abu Bakar mengajak mereka menemui Nabi dan langsung masuk Islam di hadapan Nabi. Mereka yang jumlahnya masih sedikit itu secara sembunyi-sembunyi berkumpul di rumah Rasulullah saw. untuk mempelajari ajaran yang beliau bawa.
0 komentar:
Post a Comment