SAUDARA KEMBAR
Tahun barganti tahun, Nabi Ishak dan Ribka belum juga dikaruniat anak. Nabi Ishak pun berdoa kepada Allah meminta agar dikaruniai keturunan, dan doanya pun dikabulkan. Ribka mengandung anak kembar. Kedua bayi itu lahir dengan selamat. Yang pertarna lahir bernama Ishu dan yang kedua bernama Yakub.
Nabi Ishak dan Ribka mendidik kedua anak mereka dengan baik. Namun, ternyata Ishu tumbuh dengan perangai yang kurang balk. Ishu menaruh dendam dan iri hati pada Yakub karena ia merasa Yakub lebih disayangi oleh ibunya. Pada suatu hari, Nabi Ishak berencana memanggil anaknya untuk didoakan. Ibunya yang mengetahui rencana tersebut segera memanggil Yakub. Ibunya tidak memberitahu Ishu. sehingga hanya Yakub yang tahu tentang hal itu.
Pada hari yang ditentukan, Yakub datang menghadap ayahnya, sedangkan Ishu sedang pergi berburu. Nabi lshak segera membacakan doa untuk Yakub, “Semoga Allah memberikan embun dari langit dan kekayaan dari bumi. Hendaklah semua orang tunduk kepadamu agar engkau menjadi tuan atas mereka dan atas saudaramu “
Yakub tersenyum setelah ayahnya mendoakannya. Dia segera mendatangi ibunya untuk memberitahu kabar gembira tersebut. Ishu yang baru pulang berburu, marah karena dirinya tidak diberitahu tentang doa yang dipanjatkan ayahnya.
Perasaan iri hati dan dendam semakin mernenuhi hatinya. Ishu selalu bersikap sinis kepada Yakub. Kata-katanya penuh sindiran dan ancaman. Karena hal itu, Yakub mendatangi ayahnya dan mengeluh. “Wahai Ayahku, bagaimana aku menghadapi saudaraku yang membenciku. Ia dendam dan dengki kepadaku. Ia marah karena Ayah hanya memanjatkan doa untukku. Ia menyombongkan diri dengan kedua istrinya dari suku Kan’aan dan mengancam bahwa anak-anaknya dari kedua istrinya itu akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku. Tolonglah Ayah, berikan pendapatmu dalam menyelesaikan masalah ini.”
Nabi Ishak merasa prihatin atas masalah yang terjadi di antara kedua anaknya. Beliau pun berkata, “Wahai anakku, karena usiaku sudah tua, aku tidak dapat menengahi kalian berdua. Aku khawatir bila aku meninggal nanti, gangguan Ishu kepadamu akan semakin menjadi-jadi. Dia akan mendapat dukungan dan pertolongan dari saudara-saudara iparnya yang berpengaruh dan berwibawa di negeri ini.”
“Maka, jalan yang terbaik bagimu adalah hijrah ke Fadam Ar’aam di daerah Irak. Di sana, tinggal saudara ibumu. yaitu Laban bin Batuil. Engkau dapat meminta untuk dikawinkan dengan salah satu putrinya, sehingga kedudukan sosialmu akan terangkat karena Laban adalab orang yang terpandang”
“Baiklah Ayah, aku akan mengikuti nasihatmu.”
“Pergilah engkau ke sana dengan iringan doaku, semoga Allah memberkahi perjalananmu.”
Yakub menyambut baik nasihat ayahnya. Nasihat itu merupakan jalan keluar terbaik untuk menghindarkan dirinya dari perselisihan dengan Ishu. Dia segera mengemas barang-barangnya dan segera berpamitan kepada ayah serta ibunya.
Walaupun dengan berat hati. dia harus meninggalkan kedua orangtua yang sangat dicintainya.
0 komentar:
Post a Comment