8. Mengimani dan menyakini bahwa Rukun Iman yang benar ada enam (6) dan menolak segala bentuk Rukun Iman palsu buatan Dajjal yang menambah, mengurangi, merubah atau membuat Rukun Iman sendiri. Adapun rukun Iman yang benar adalah:
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada Malaikat .
3. Iman kepada Kitab-kitab .
4. Iman kepada Utusan-utusan .
5. Iman kepada Hari Kiamat.
6. Iman Kepada Qadla’ dan Qadar baik dan buruknya.
Ketentuan Rukun iman tersebut berdasarkan hadits dari Abu Hurairah, yang dikenal dengan hadits Jibril. Bahwa disaat Malaikat Jibril datang kepada nabi, dengan wujud seorang laki-laki tampan, Malaikat jibril bertanya kepada nabi, tentang Islam dan Iman sebagai berikut “Dan bertanya Jibril tentang Islam (Rukun Islam) maka nabi Muhammad saw, menjawab: Rukun Islam adalah Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan Shalat, membayar Zakat, Puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi yang telah mampu. Dan di tanya tentang Iman (Rukun Iman) maka Jawabnya: Rukun Iman adalah: Iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada rasul, iman kepada hari Kiamat dan iman kepada Qadla’ dan Qadar Allah baik dan buruknya. kemudian ditanya tentang Ihsan, maka Jawabnya :Engkau menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya maka Allah melihatmu “. (HR. Bukhari dan Muslim -Syarah Aqidah At-Thahawiyah hal. 362-)
9. Mengimani dan meyakini bahwa tempat ibadah Haji umat Islam adalah di Bailtullah (Ka‘bah) Makkah Al-Mukarramah. Dan menolak segala anggapan yang mengatakan bahwa tempat Ibadah Haji selain di Makkah adalah di Qum (Teheran) di Lahore (India) dan di tempat lain yang dianggap suci oleh sebagian aliran-aliran sesat.
Allah SWT berfirrnan:
“Allah telah mewajibkan kepada Manusia untuk menunaikan Ibadah Haji ke Baitullah (Ka‘bah) bagi siapa-siapa yang mampu untuk melaksanakannya “. (QS. Ali Imron : 97)
10. Mengimani dan meyakini bahwa Allah SWT mempunyai nama-nama dan Sifat-sifat yang patut bagi kebesaran-Nya, dan menolak segala anggapan yang mengatakan bahwa Allah SWT tidak mempunyai sifat dan nama-nama. Dan bahkan ada diantara mereka yang mengharamkan membaca sifat-sifat, padahal hal itu telah diterangkan dalam Firmati Surat Al-A’raf Ayat 180 :
“Dan Allah mempunyai nama-namaa yang bagus, maka berdo’alah (dengan tawasul) dengan nama-naima Allah. Dan biarkanlah orang-orang yang tidak percaya terhadap adanya nama-nama Allah, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. A1-A’raf: 180)
11. Mengimani dan meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir penutup para nabi dan rasul, dan menolak semua nabi-nabi palsu yang merupakan jelmaan dari Dajjal-dajjal pembohong, serta menolak semua anggapan dan pengakuan bahwa seseorang mempunyai otoritas kenabian, karena bertentangan dengan Firman Allah SWT Surat A1-Ahzab Ayat 40 yang artinya:
‘Tidaklah Muhammad itu Bapak dari seorang laki-laki dari padamu, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi dan nasul. Dan Allah terhadap sesuatu Maha mengetahui“. (QS. AI-Ahzab: 40)
12. Mencintai dan menghormati keluarga nabi (Ahiul Bait) secara wajar, tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya serta tidak mengkultuskannya, apalagi menganggap sebagai Tuhan atau salah satu oknum Tuhan atau meyakininya mempunyai otonitas kenabian atau menganggap bahwa derajatnya sama atau melebihi dari pada derajat nabi atau nabi-nabi yang lain.
Dalam kitab Haqqul yaqiin halaman 47 disebutkan bahwa Muhammad Baqir aI-Majlisi (Ulama’ Syi‘ah) mengatakan dalam Bahasa Perancis yang menunjukkan kebenciannya terhadap keluarga Nabi, dan terjemahannya adalah:
“Ibnu Babawaih berkata dalam Ilalus-Syi‘ah dan Imam Muhammad Baqir sesungguhnya Ia berkata: Bila Imam Mahdi telah muncul, maka Ia akan menghidupkan Siti Aisah (Istri nabi saw) dan Imam Mahdi akan menghukum Had terhadap Sill Aisah “(Haqul Yaqin hal. 47)
0 komentar:
Post a Comment