Tuesday, 15 September 2015

Ciri-Ciri Ajaran Firqah (Aliran) Najiah Bagian III

13. Mencintai dan menghormati shahabat nabi Muhammad termasuk kepada Khalifah empat (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali) secara wajar dan tidak berlebihan, serta tidak membenci salah satu diantara mereka dan mengkultuskan yang lainnya, mereka semua adalah Shahabat-shahabat pilihan nabi, mereka dicintai dan Rasul-Nya.
Allah SWT berfirman:
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah telah Ridlo kepada mereka dan merekapun Ridlo kepada-Nya“. (QS. At-Taubah: 100)

Dalam Hadits dari Abu Sa’id Al-khudry, disebutkan bahwa ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kamu mencaci salah satu diantara shahabatku, maka sesungguhnya diantaramu bersedekah dengan emas murni sebesar gunung Uhud tidak akan menyamai salah satu diantara mereka, bahkan separuhnya pun tidak” (HR. Muslim -Syarah Aqidah At-Thahawiyah hal.468) 

14. Mengimani dan mempercayai bahwa Rasulullah, Isra’ dan Mi’raj dengan jasad dan ruh, dan menolak semua anggapan orang-orang orentalis, Sekularis, Liberalis dan Zionis yang mengatakan bahwa Rasulullah saw, Isra’ dan Mi’raj hanya dengan ruh atau melalui mimpi Saja.
Allah SWT berfirman:
“Maha Suci Dzat yang telah mengisra’kan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkali sekelilingflya”. (QS. Al-Isra’ : 1)

15. Tidak mengaku-ngaku sebagai Ahlul Bait rasulullah, sedangkan mereka adalah tidak ada hubungan darah apapun dengan rasululah, seperti yang di lakukan oleh sebagian orang awam yang tiba-tiba mengaku sebagai Ahlul Bait, merekapun tidak segan-segan membuat ajaran-ajaran tertentu dengan mengatas namakan Ahlul Bait. 

16. Mengimani dan meyakini adanya siksa dan nikmat kubur.
Allah SWT berfirman:
“Barang siapa yang tidak mau dzikir kepada Allah, maka baginya kehidupan yang sempit (di kuburnya) dan akan dikumpulkan pada hari kiamat kelak dalam keadaan buta” (QS. Thaha: 124)

Dalam Hadits dari Abu Hurairah, disebutkan bahwa nabi , bersabda:
“Bila kamu tasyahhud akhir maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari empat hal, yaitu mohon perlindungan kepada-Nya dengan mengucapkan: Ya Allah sesungguhnya saya mohon perlindunganmu dari siksa Neraka Jahannam dan dari siksa kubur dan fitnah hidup dan mati dan dari kejahatan Dajjal”. (HR. Bukhari dan Muslim)

17. Mengimani dan meyakini adanya hari kebangkitan.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mukmin Ayat 45-46:
“Dan Fir‘aun bersama kaumnya dikepung oleh adzab yang sangat pedih dan mengerikan, kepada mereka ditampakkan Neraka pagi dan petang dan pada saat datangnya hari kiamat kelak dikatakan kepada Malaikat, masukkanlah Fir‘aun bersama keluarganya kedalam neraka yang sangat pedih”. (QS. al-Mukmin: 45-46)

18. Mengimani dan meyakini adanya Shirat. Dan menolak semua anggapan kaum orientalis, sekuralis, Libralis, Rasionalis dan zionis yang mengatakan bahwa Shirat tidak ada, yaitu sebuah jembatan atau titian yang melintang diatas Neraka Jahannam.
Firman Allah SWT :
“Dan sesungguhnya tidak ada seorangpun daripadamu melainkan melewati jembatan diatas Neraka Jahannam itu, hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang telah di tetapkan, kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang dhalim di dalam Neraka dalam keadaan berlutut” (Maryam: 7 1-72)

Dari Siti Aisah ra, diceritakan bahwa Nabi di Tanya :
“Dimanakah Manusia pada saat bumi dan Langit ini diganti dengan Bumi dan Langit yang lain ? Rasulullah saw, menjawab “Mereka berada ditempat yang gelap, di belakang jembatan” (HR Muslim -Shahih Muslim 1/713) 

19. Mengimani dan meyakini adanya Mizan yaitu Timbangan amal manusia di Akhirat kelak. Dan menolak semua anggapan kaum orientalis, Liberalis, Sekularis, Rasionalis dan Zionis yang mengatakan bahwa Mizan itu tidak ada dan tidak akan pernah ada di Akhirat, sebab amal manusia bukan singkong, maka tidak bisa di timbang.
Firman Allah SWT :
“Kami akan memasang timbangan amal manusia yang tetap (kokoh) pada hari kiamat, maka tidak diragukan seseorang barang sedikitpun, sekalipun amal itu hanya seberat biji sawi, pasti kami (Allah) membenihkan balasannya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan“. (Al-Ambiya’ : 47)

0 komentar:

Post a Comment

Tabir Wanita