Friday, 28 August 2015

Jenis Najis Dan Cara (Kaifiat) Mencuci Benda Yang Terkena Najis

Untuk melakukan kaifiat mencuci benda yang kena najis, terlebih dahulu akan diterangkan bahwa najis terbagi atas tiga bagian:

1. Najis mugaladah (tebal), yaitu najis anjing. Benda yang terkena najis ini hendaklah dibasuh tujuh kali, satu kali di antaranya hendaklah dibasuh dengan air yang dicampur dengan tanah.

Sabda Rasulullah Saw.:
“Cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.” (RIWAYAT MUSLiM)

2. Najis mukhaffafah (ringan),
misalnya kencing anak laki-laki yang belum memakan makanan lain selain ASI. Mencuci benda yang terkena najis ini sudah memadai dengan memercikkan air pada benda itu, meskipun tidak mengalir. Adapun kencing anak perempuan yang belum memakan apa-apa selain ASI, kaifiat mencucinya hendaklah dibasuh sampai air mengalir di atas benda yang kena najis itu, dan hilang zat najis dan sifat-sifatnya, sebagaimana mencuci kencing orang dewasa.  Hadist Nabi :

“Sesungguhnya Ummu Qais telah datang kepada Rasulullah Saw. beserta bayi laki-lakinya yang belum makan makanan selain ASI. Sesampainya di depan Rasulullah, beliau dudukkan anak itu di pangkuan beliau, kemudian beliau dikencinginya, lalu beliau merninta air, lantas beliau percikkan air itu pada kencing kanak-kanak tadi, tetapi beliau tidak rnembasuh kencing itu.” (RIWAYAT BUKHARI DAN MUSLIM)

Sabda Rasulullah Saw.:
“Kencing kanak-kanak perempuan dibasuh, dan kencing kanak-kanak laki-laki diperciki.” (RIWAYAT TIRM1DI)

3. Najis mutawassitah (pertengahan), yaitu najis yang lain daripada kedua macam yang tersebut di atas. Najis pertengahan ini terbagi atas dua bagian:
  • Najis hukmiah, yaitu yang kita yakini adanya, tetapi tidak nyata zat, bau, rasa, dan warnanya, seperti kencing yang sudah lama kering, sehingga sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air di atas benda yang kena itu.
  • Najis ‘ainiyah, yaitu yang masih ada zat, warna, rasa, dan baunya, kecuali warna átau bau yang sangat sukar menghilangkannya, sifat ini cara mencuci najiis ini hendaklah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya.

0 komentar:

Post a Comment

Tabir Wanita