Masa sebelum lahirnya agama Islam disebut zaman Jahiliah, artinya zaman kebodohan. Pada zaman itu, mayoritas bangsa Arab menjadi penyembah berhala. Hanya di beberapa tempat saja dijumpai bangsa Arab yang beragama Yahudi atau Kristen. Agama Yahudi yang dianut oleh sebagian kecil bangsa Arab sudah sangat buruk keadaannya. Dalam segala hal, agama mereka tidak dapat memberikan sumbangan untuk kebaikan bangsa Arab secara keseluruhan, baik material maupun spiritual.
Selain menyembah berhala, mereka pun menyembah matahari, bulan, bintang dan udara. Keadaan mereka sudah jatuh terjerembap. Mereka menyembah pecahan pecahan batu, kayu dan onggokan pasir. Mereka mempercayai adanya Tuhan yang Maha Esa, kematian roh manusia dan juga adanya hari Kiamat (hari pembalasan). Setiap kota mempunyai tuhan sendiri seperti hubal, latta, manna dan uzza. Tuhan-tuhan tersebut sangat dihormati oleh bangsa Arab. Di Ka’bah terdapat tidak kurang dari 360 berhala yang dianggap scbagai kelenteng yang sangat suci. Demikianlah kondisi keagamaan bangsa Arab sehelum datangnya agama Islam.
Walaupun dalam zaman yang amat gelap itu, bangsa Arab senantiasa mcmpunyai sifat berani, ulet, memiliki ingatan yang kuat, mempunyai perasaan, memiliki harga diri, ingin bebas; cinta dan taat kepada pimpinan suku; hidup sederhana, dan kasih sayang. Akan tetapi, sifat-sifat yang baik ini dikalahkan oleh sifat-sifat yang jahat. Selama masa gelap ini, tanah Arab diliputi mendung kezaliman, dosa dan kcpercayaan palsu.
Kaum wanita tidak diperlakukan sebagai manusia. Di sana tidak terdapat batasan sampai berapa seorang laki-laki boleh beristri. Kalau seseorang meninggal dunia, istrinya yang banyak itu termasuk hitungan harta warisannya dan dibagi-bagikan kepada para ahli warisnya. Kehinaan derajat kaum wanita inilah salah satu sebab yang menjadikan bangsa Arab tidak mempunyai keturunan perempuan. Kelahiran seorang anak perempuan dinanti dengan kubur yang telah disiapkan. Ketika lahir seorang anak dan ternyata perempuan, ditimbunlah anak yang baru lahir itu dengan tanah ke dalam kubur yang telah dipersiapkan.
Keadaan seperti di atas menyebabkan semakin berkurangnya kaum wanita di sana, sehingga lahirlah poliandri, yaitu kebalikan poligami. Seorang perempuan arab bisa bersuami laki-laki lebih dari satu. Lebih dari itu, seonang laki-laki dapat mengadakan hubungan yang tidak sah dengan sejumlah kekasihnya. Seorang perempuan yang sudah bersuami diizinkan oleh suaminya untuk bergaul dengan lelaki lain untuk mendapatkan anak. Gadis-gadis yang disediakan untuk hiburan, disuruh keluar kota dimana mereka diizinkan untuk bermain dengan kaum lelaki secara bebas. Kaum wanita tidak herhak mendapatkan bagian dari harta benda suami, bapak dan keluarga mereka.
Kehidupan wanita yang sangat menderita dan berbahaya itu terjadi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat mereka dari kehidupan yang sangat rendah ke tingkat yang sangat tinggi dan terhormat.
Perbudakan meluas di kalangan bangsa Arab. Mereka nempermalukan buda-budak itu tanpa kehormatan. Barangsiapa yang tidak mau berjudi di hinakan dalam pergaulan. Mereka minum-minuman keras dengan jumlah yang tak terhingga dalam setiap harinya.
Perbudakan meluas di kalangan bangsa Arab. Mereka memperlakukan budak-budak itu tanpa perikemanusiaan dan dapat menghidupkan serta mematikan mereka. Perkawinan dalam kalangan budak tidak dibenarkan dan perkawinan bebas dilarang dengan hukuman yang berat.
Di saat hangsa Arab tengah dalam kekacauan yang sangat, lahirlah Nabi Muhammad SAW. sebagai rahmat bagi seluruh alam.
0 komentar:
Post a Comment