Tuesday, 23 August 2016

Shalawat Untuk Mohon Sejuta Kebaikan

Shalawat Mohon Sejuta Kebaikan

Shalawat Untuk Mohon Sejuta Kebaikan, macam-macam sholawat, manfaat shalawat, jenis shalawa, faedah shalawat, fadhilah shalawat.


ALLAAHUMMA YAA DAA-IMAL FADHLI ALAL BARIYYATI YAA BAASITHAL YADAINI BIL ‘ATHIYYATI YAA SHAAHIBAL MAWAAHIBIS SANIYYATI SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN KHAIRIL WARAA SAJIYYATAN WAGHFIR LANAA YAADZAL ‘ULAA FlI HAADZIHIL ‘ASYIYYATI.

Artinya :
Ya Allah, wahai Dzat yang abadi anugerahnya kepada manusia, wahai Dzat yang membuka lebar kedua tangannya dengan pemberian. wahal Dzat yang mempunyai pemberian-pemberian yang luhur, lirnpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yaitu sebaik-balknya manusia di dalam perangainya. Ampunilah kepadanya. wahai Dzat yang mempunyai keluhuran pada malam ini.

Khasiatnya :
Barangsiapa yang membaca shalawat tersebut diatas sebanyak sepuluh kali pada malam Jum’at atau siangnya hari Jum’at, maka Allah akan menetapkan kepadanya sejuta kebaikan, melebur sejuta dosa daripadanya dan mengangkat kepadanya sejuta kebaikan, melebur sejuta dosa daripadanya dan mengangkat kepadanya sejuta derajat.

Keutamaan Dan Manfaat (Fadhilah Dan Faedah) Membaca Sholawat Atas Nabi Muhammad SAW

Sholawat atas nabi, bilik islam
Shalawat --di sisi Allah-- adalah menuju kepada-Nya untuk mengakui ketuhanan-Nya, ke-Esaan-Nya, kemaharajaan-Nya dan ketiada bandingan-Nya, dengan ibadah, minta pertolongan serta mohon petunjuk untuk melalui jalan sulit, sehingga setiap langkah merupakan kenikmatan ridla-Nya.

Shalawat dari Allah, berarti diterimanya pendekatan. Sedangkan dari hamba adalah do’a dan ketundukan kepada keagungan Allah.
Allah Ta’ala telah berfirman : 


Artinya :
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya mengucapkan shalawat atas Nabi (Muhammad saw.). Wahai orang-orang yang beriman bacalah shalawat atas Nabi dan ucapkanlah salam dengan penghormatan kepadanya. (Al Ahzab: 56)

Ini merupakan dalil yang paling benar atas kedudukan Rasul yang agung, dimana pribadi agung itu dllingkupi dengan do’a dan keselamatan.

Jadi, pada shalawat atas beliau terdapat cahaya penerang, hati penghapus dosa dan rahmat yang tampak pada orang yang berdo’a, lantaran do’anya yang sempuma untuk pemimpin manusia.

Dan telah disebutkan bahwa barangsiapa membaca shalawat kepada Nabi sekali, maka Allah memberinya rahmat sepuluh kali. Jadi seolah-olah shalawat Itu satu kebaikan, padahal “barangsiapa datang membawa satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan tersebut”.

Benar-benar ternyata sesudah melalul percobaan bahwa shalawat kepada Rasulullah saw. yang agung bisa menarik kebaikan melapangkan dada, membangkitkan harapan, mendekatkan yang jauh, mempertnudah kesulitan.

Diriwayatkan bahwa seorang perempuan mempunyai seorang anak yang suka makshiyat. Si Ibu selalu mengajak anaknya tersebut kembali kepada kebaikan, tetapi si anak tidak mengindahkan, sehingga akhirnya ia mati dalam keadaan bermaksiyat. Kesedihan melingkupi sang Ibu. Tetapi kemudian ia bermimpi dalam tidurnya melihat anaknya dalam keadaan mulia, diliputi kesenangan dan dikelilingi kenikmatan. Ketika sang ibu bertanya, si anak menjawab: “Sesungguhnya ada seorang lelaki yang mengetahui dosanya, lalu ia minta ampun kepada Tuhannya dan bertaubat kepada Allah Ta’ala. kemudian Ia membaca ayat-ayat Al Qur’anul Karim, mengucap shalawat kepada Rasul yang agung dua puluh kali. Maka berkat bacaan shalawat itu bisa menarik dua puluh orang yang diampuni Allah. Dan saya adalah salah seorang diantara dua puluh orang tersebut, sesudah orang itu berdo’a dan dikabulkan do’anya.

Shalawat atas Nabi bukanlah dimaksudkan sebagai sarana untuk mendapatkan ampunan sesudah melakukan tindakan-tindakan buruk. Tetapi maksudnya ialah kembali kepada Allah, mempersiapkan diri setelah mengakui dosa-dosanya untuk mohon ampun. Shalawat atas Nabi merupakan hubungan yang mengikat terhadap hati yang yakin, bahwa segala sesuatu itu berada di bawah kekuasaan Sang Pencipta dan tampaklah rahmat-Nya dengan anugerah ampunan-Nya dan keridlaan-Nya.

Orang mukmin yang benar imannya, tatkala membacakan shalawat atas Sayyidina Muhammad SAW. haruslah menghadirkan hatinya (penuh konsentrasi) dan mengetahui keutamaan diutusnya Rasulullah SAW., yang mengeluarkannya dan kegelapan (kesesatan) menuju ke cahaya terang (petunjuk). Lalu Ia menuju kepada Allah Dzat yang mengadakan, meminta pertolongan kepada-Nya dan mengharap kekuatan, sesudah berulang-ulang kali membaca shalawat atas Nabi, sebab, dalam shalawat terdapat segala kebaikan.

Karena ltulah, kita berdo’a kepada Allah, agar kita peroleh nikmat ridla-Nya dengan berkah Rasul yang agung pemberi syafaat di hari kemudian.
  
Artinya :
Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla memberikan kepada kalian dosa-dosa kalian ketika beristighfar. Maka barangsiapa beristighfar/memohon ampun kepada Allah dengan niat yang benar, niscaya Allah mengampuninya. Dan barangsiapa mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAAH”, maka menjadi lebih beratlah neraca kebaikannya. Barangsiapa membaca shalawat kepadaku (Rasulullah), aku adalah orang yang memberinya syafa’at/pertolongan., kelak di hari kiamat.

Diriwayatkan dan Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah, beliau bersabda: “Rasulullah SAW. Bersabda ; 


Artinya:
Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku nanti pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak membaca shalawat. Kalau ada sekelompok orang duduk dalam suatu majlis dan mereka tidak membacakan sholawat kepadaku dalam majlis itu, maka pasti shalawat tersebut akan merjadi iwjah/ bukti terhadap mereka kelak di hari kiamat. Dan Jika Allah menghendaki, maka Allah mengampuni mereka. Dan jika Allah menghendaki sebaliknya maka Allah akan menyiksa mereka., lantaran shalat yang ditinggalkan itu.

Sebenarnya Rasulullah SAW. yang agung mempunyaj kedudukan yang agung di ssi Tuhannya. Maka berdo’a kepada Allah dengan membaca shalawat kepada Nabi, merupakan peringatan bagi orang yang berdo’a, bahwa Nabi telah menunaikan kerasulannya dan wajib berpegang pada risajah tersebut. Jika demikian Ia benar-benar mengakui, dengan bacaan shalawatnya kepada Rasulullah.
Dan ketika kita membaca dalam ketulusan ibadah kita :


pada waktu membaca shalawat itu tiada lain maksudnya kecuali menghubungkan keyakinan dengan amal yang kita kerjakan; Kita bersaksi pada diri kita dalam amal yang kita kerjakan; klta bersaksi pada diri kita dalam “tasyahud” bahwa kita benar-benar mengakui agama yang lurus, yang kita lalui menuju jalan yang lurus. Jadi, shalawat dipermulaannya adalah pengharapan dan akhirnya merupakan do’a.

Sesungguhnya kita membaca shalawat atas Nabi pada waktu/tempat-tempat penting; Ketika kita menemukan suatu perkara yang menyilaukan pandangan kita, maka kita membaca shalawat atas Nabi, agar bertambah berkahnya; ketika kita memulai suatu amal/perbuatan, kita membaca basmallah dan shalawat supaya menjadi nyata apa yang diharapkan; ketika kita menyentuh orang sakit, kita membaca shalawat, supaya Allah memberikan kesembuhan. Betapa bagusnya shalawat kepada Nabi, pada waktu kita terjatuh pada suatu urusan yang berat; dan kita menghubungkan shalawat itu dengan beningnya hati, bersihnya sanubari, murninya niat dan ketakwaan yang bebas dan kepalsuan dan riya.
Disanalah (pada waktu itulah) Allah mengabulkan do’a : 


Artinya :
Allah hanya menerima dari hamba-Nya yang benar-benar bertaqwa.

Menurut Al Hafizh As Syarji di dalam kitab Irsyadul Ibad, bahwa membaca shalawat adalah amaliyah dzikir yang paling mudah namun besar pahalanya. Tidak mengenal pengikat hati dan tidak pula diharuskan “khusluurul qalbi” yaltu meresapkan bacaan shalawat itu didalam hati. Seseorang yang membaca shalawat disertal dengan rasa penuh angkuh, pamer, ujub ataupun riya, tetapi Ia mendapat pahala. Demikian pula membaca shalawat tanpa menghadirkan maknanya di dalam hati, dibarengi dengan tertawa atau apa saja, tetap Allah memberinya pahala sebesar gunung dan para malaikat mendo’akan serta memintakan ampun kepadanya. Sedang bagi orang yang membaca shalawat dengan meresapkan maknanya dalam hatl, maka tidak dapat membayangkan betapa besar pahalanya kecuali Allah sendiri yang mengetahuinya.

Karena sedemikian besar pahala yang diterima bagi setiap orang yang membaca shalawat, maka As Syaikh Abdul Hasan Al Bakri menganjurkan agar setiap umat Islam seyogyanya membaca shalawat setiap harinya tidak kurang dari 500 kali.

Adapun dalil-dalilnya membaca shalawat kepada Nabi SAW. adalah sebagai berikut :


INNALLAAHA WA MALAA-IKATAHU YUSHALLUUNA ‘ALANNABIYYI YAA AYYUHALLADZIINA AAMANUU SHALLUU ‘ALAIHI WA SALLIMUU TASLIIMAA.

Artinya:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi (dan Allah berarti membeni rahmat dan dari malaikctt beranti memohonkan ampunan). Wahai orang-orang yang beniman, Bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al Ahzab :56)

Rasulullah SAW. bersabda :


KULLU DU’AA-IN MAHJUUBUN HATTA YUSHALLAA ALANNABIYYI SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA SALLAMA.

Artinya:
Setiap do’a itu terdindingi. sampai dibacakan shalawat atas Nabi SAW. (HR. Ad Dailami)


INNA AULAN NAASI BlI YAUMAL QIYAAMATI AKTSARUHUM ALAYYA SHALAATAN.

Artinya:
Sungguh, manusia paling utama terhadapku pada hari kiamat, adalah mereka yang paling banyak membacakan shalawat untukku. (HR. Nasa’i dan lbnu Majah, dari lbnu Mas’ud)


MAN SHALLA ‘ALAYYA WAAHIDATAN SHALLALLHU ALAIHI ASYRA SHALAWAATIN WA HATHTHA’ ANHU ‘ASYRA KHATHII-AATIN WARAFA’A LAHU ‘ASYRA DARAJAATIN

Artinya :
Barartgsiapa membaca shalawat untukku sekali, maka Allah bershalawat (memberi Shalat) Untuknya sepuluh kali dan menanggalkan sepuluh kesalahan darinyya serta menaikkannya sepuluh derajat (HR. Ahmad, Nasa’i dan Hakim)


MAA MIN AHADIN YUSALLIMU ALAYYA ILLAA RADDALLAAHU ‘ALAYYA RUUHII HATTA ARUDDA ‘ALAIHIS SALAAM.

Artinya :
Bila seseorang mengucapkan salam kepadaku, pasti Allah mengembalikan rohku kepadaku, sehingga aku dapat menjawab salamnya. (HR. Abu Dawud dan Abu Hurairah)


MAN SHALLAA ‘ALAYYA HIINA YUSHBIHU ASYRAN WA HIl YUMSYI ‘ASYRAN ADRAKAT-HU SYAFA’ATII YAUMAL QIYAAMATI.

Artinya.
Barangsiapa yang bershalawat atasku di waktu pagi sepuluh kali dan diwaktu sore sepuluh kali maka syafa’atku akan menghampirinya pada hari kiamat. (HR. Thabrani dan Abud Darda’)


MAN SHALLA ALAYYA FIl YAUMIN MI-ATA MARRATIN QADLALLAHU LAHU MI-ATA HAAJATIN SAB’IINA MINHA LIAAKHIRATIHI WATSALAATSIINA MINHAA LIDUN-YAAHU.

Artinya
Barangsiapa bersholawat kepadaku dalam sehari seratus kali maka Allah memenuhi seratus hajatnya, tujuh puluh dari padanya untuk kepentingan akhiratnya dan tiga puluh lagi untuk kepentingan dunianya (HR. Ibnu Najjar dan jabir)


MAN SHALLA ALAYYA FIl YAUMIN ALFA MARRATIN LAM YAMUT HATTA YUBASYSYARA BILJANNATI.

Artinya:
Barangsiapa bershalawat kepadaku dalam sehari seribu kali, maka ia tidak akan mati sampai ia diberi kabar gembira dengann surga. (HR. Abusy Syaikh dari Annas)


SHALLU ‘ALAA ‘ANBIYAA-ILLAAHI WA RUSULIHI KAMAA TUSHALLUUNA ‘ALAYYA FA INNAHUM URSILUU KAMAA URSILTU.

Artinya
Bershalawatlah kalian kepada para Nabi Allah dari para Rasul-Nya sebagaimana kalian bershalawat kepadaku. Karena mereka juga diutus seperti halnya aku diutus. (HR. Ahmad dan Khatib dari Abu Hurairah)


AKTSIRUU MINASHSHALAATI ALAYYA FlI KULLI YAUMI JUMU’ATIN FA INNA SHALAATA UMMATII TURADLU ALAYYA FlI KULLI YAUMI JUMUATIN FAMAN KAANA AKTSARAHUM ALAYYA SHALAATAN KAANA AQRABAHUM MINNII MANZILATAN.

Artinya.
Perbanyaklah membaca shalawat untukku di siang hari jumat. Karena, shalawat ummatku disodorkan kepadaku setiap hari jumat. Barangsiapa lebih banyak bershalawat kepadaku, maka ía paling dekat denganku kedudukannya. (HR. Baihaqi)


MAN SHALLAA ALAYYA YAUMAL JUMUATI MIATA MARR ATIN JAA-A YAUMAL QIYAAMATI WA MA’AHU NUURUN LAU QUSIMA BAINAL KHALQI KULLIHIM LAWASI’AHUM.

Artinya:
Barangsiapa bershalawat kepadaku pada hari Jumat seratus kali, maka ia datang pada hari kiamat dengan disertai cahaya, yang seandainya dibagikan diantara para mnkhluk seluruhnya, tentu mencukupi mereka. (HR. Abu Nu’aim)


HAITSUMAA KUNTUM FASHALLU ALAYYA FA INNA SHALAATAKUM TABLUGHUNII.

Artinya :
Dimana pun kalian berada, bershalawatlah kepadaku, sebab shalawat kalian itu sampai kepadaku. (HR. Thabrani dari Husain bin Ali ra.)


HAYAATI KHAIRUN LAKUM LITUHDITSUUNA WA YUHDATSU LAKUM IDZAA ANAA MTTU KAANAT WAFAATII KHAIRAN LAKUM TU’RADLU ‘ALAYYA AMAALUKUM FA IN RA’AITU KHAIRAN HAMIDTULLAAHA WA IN RA’AITU SYARRAN ISTAGHFARTU LAKUM.

Artinya:
Hidupku adalah lebih baik bagi kalian untuk kalian bicarakan dan ceritakan kepada kalian. Apabila aku telah mati maka wafatku adalah lebih baik bagi kalian untuk disodorkan amal-amal kalian kepadaku. Jika aku melihatnya baik, maka aku memuji Allah. Dan bila aku meliatnya jelek, maka aku memohonkan ampun untuk kalian. (HR. Ibnu Sa’ad).


MAN SHALLA ‘ALAYYA ‘INDA QABRII SAMITUHU WA MAN SHALLAA ‘ALAYYA NAA-IYAN WUKKILA BIHAA MALAKUN YUBALLIGHUNII WAKUFIYA AMRU DUN-YAHU WA AAKHIRATIHI WA KUNTU LAHU SYAHIDINA AU SYAFII’AN.

Artinya:
Barartgsiapa bershalawat kepadaku di dekat kuburku, maka aku mendengarnya. Dan barartgsiapa bershalawat kepadaku dari kejauhan, maka dipercayakan seorang malaikat untuk menyampaikan shalawat itu kepadaku, ia dicukupi urusan dunia, serta akhiratnya dan aku menjadi saksi atau pemberi syafa’atnya. (HR. Baihaqi dari Al Khatib dar Abu Hurairah ra.)


MAN SHALLA ‘ALAYYAA YAUMAL JUMU’ATI MIATA SHALLAATIN GHUFIRA LAHU DZANBU MIATA AAMIN.

Artinya :
Barangsiapa bershalawat kepadaku pada huri Jum’at dua ratus kali, maka diampurti dosanya dua ratus tahun. (HR. Dailami dari Abu Darda’ ra.)

Sunday, 21 August 2016

Kisah Nabi Ismail AS (Cerita Untuk Anak)

Ketika Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama siti Sarah yang merupakan istrinya,dan siti Hajar yang merupakan dayangnya,  ke suatu tempat yang disebut Palestin. Beliau juga membawa semua binatang ternaknya serta harta miliknya yang telah diperoleh  hasil usaha niaganya ketika Mesir. Dalam hadis riwayat Al-Bukhari yang diriwayatkan kepada Ibnu Abbas r.a.berkata: Pertama-tama yang menggunakan setagi (setagen) ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. Dan sebagai lazimnya seorang isteri sebagai Siti Sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim a.s.  Dan sejak itulah Siti Sarah merasakan bahawa Nabi Ibrahim a.s. lebih banyak mendekati Hajar karena merasa sgt gembira dengan puteranya yang tunggal dan pertama itu, hal ini yang menyebabkan permulaan ada keratakan dalam rumahtangga Nabi Ibrahim a.s. sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Siti Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat. Untuk suatu hikmah yang belum diketahui dan disadari oleh Nabi Ibrahim Allah s.w.t. mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah isterinya dipenuhi dan dijauhkanlah Ismail bersama Hajar ibunya dari pandangan siti Sarah ke suatu . Maka dengan tawakkal kepada Allah berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah membawa siti Hajar dan putranya Ismail dengan menunggangi seekor unta tanpa tau kemana arah dan tujuan. Maka berjalanlah mereka keluar masuk padang pasir yang panas dengan keyakinan dan kepasrahan kepada Allah.

Setelah berminggu-minggu
melakukan perjalanan jauh yang melelahkan tibalah Nabi Ibrahim,siti hajar dan ismail putranya di  kota suci makkah dimana tempat Kaabah didirikan. Ditinggalkannya siti  Hajar bersama puteranya dengan hanya dibekali  serantang  makanan dan minuman. Ketika itu  keadaan sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering . rasa cemas dan sedih menghinggapi siti Hajar yang ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil. Siti hajar seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, agar tidak  ditinggalkan seorang diri di tempat yang sepi dan tandus tersebut, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir. Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak tega meninggalkannya seorang diri putra yang disayanginya itu, tetapi beliau sadar bahwa apa yang dilakukan nya itu adalah kehendak Allah s.w.t. yang tentu mengandungi hikmah ,beliaupun berkata kepada Hajar :

"Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku te
ga meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."

Mendengar kata-kata Ibrahim siti Hajar melepaskan genggamannya pada baju Ibrahim dan Nabi Ibrohim pun berjalan denganuntanya kembali ke palestin diiringan air mata. beliau tidak henti-henti selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah akan perlindung, rahmat dan barakah serta karunia rezeki bagi siti hajar dan ismail yang ditinggalkan di tempat terasing itu. Ia berkata dalam doanya: " Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu { Baitullahil Haram }di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mereka mendirikan solat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mrk dan berilah mrk rezeki dari buah-buahan yang lezat, mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-Mu."Sepeninggal Nabi Ibrahim tinggallah siti Hajar dan ismail di tempat yang terpencil itu. Siti hajar  harus menerima nasib yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman yang dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari sepeninggalan Nabi Ibrahim.  Mulailah terasa oleh siti Hajar beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan sang suami. Dimana siti hajar masih harus menenyusui anaknya, namun air susunya makin lama makin mengering disebabkan kurangnya asupan makanan . Anaknya yaitu ismail  yang kurang mendapat asupan susu dari  ibunya mulai menjadi cerewet dan tidak henti-hentinya menangis. Siti hajarpun menjadi panik, bingung dan cemas mendengar tangisan anaknya yang sgt menyayat hati itu. beliaupun menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap makanan atau seteguk air yang dpt meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi berlari harwalah menuju bukit Shafa kalau-kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya disitu, kemudian dari bukit Shafa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu namun ternyata bahwa yang disangkanya air hanyalah fatamorangana belaka dan kembalilah ke bukit Shafa karena mendengar seakan-akan ada suara yang memanggilnya tetapi semua itu hanya fatamorgana. karena dorongan kebutuhan hidupnya dan hidup anaknya yang sangat ia disayangi, siti Hajar mundar-mundir berlari dengan penuh harapan sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung kelelahan juga putus asa.

Diriwayatkan bahwa selagi
siti Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan putus asa datanglah rahmat Allah dan pertolongan-Nya ,dengan datangnya  malaikat Jibril dan bertanya:" Siapakah sebenarnya engkau ini?" " Aku adalah hamba sahaya Ibrahim". Jawab siti Hajar." Kepada siapa engkau dititipkan di sini?"tanya Jibril." Hanya kepad Allah",jawab Hajar.Lalu berkata Jibril:" Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya."

Kemudian diajaklah Hajar mengikuti-nya
atas pertolongan Allah SWT keluar lah air didekat putranya ismail,dimana air tersebut dinamai air zamzam. keluarnya mata air Zamzam  menarik perhatian burung-burung berterbangan mengelilingi daerah tersebut. keadaan burung burung mengelilingi tempat tersebut terlihat sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau dan sedang berkhemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahwa di mana ada terlihat burung di udara, niscaya  terdapat sumber air, maka diutuslah beberapa orang untuk memeriksa tempat tersebut. Bebetapa utusan tersebut pun pergi mengunjungi daerah di mana siti Hajar dan putranya ismail berada, kemudian kembali membawa berita gembira kepada kaumnya tentang mata air Zamzam dan keadaan  siti Hajar bersama puteranya. Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkemahannya ke tempat sekitar mata air Zamzam ,dimana kedatangan mereka disambut dengan gembira oleh siti Hajar yang selama ini kesepian sendiri.siti Hajarpun  bersyukur kepada Allah yang dengan rahmatnya telah memberikan pertolongan.

Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah ketika kita yakin Bahwa ALLAh SWT tidak akan membiarkan seorang hambanya yang bertawakal atau berserah diri hanya kepadaNya maka ALLAH SWT akan memberikan pertolonganNYA disaat dibutuhkan oleh kita.

Saturday, 24 October 2015

Tata Cara Shalat Idul Fitri Yang Benar Menurut Islam ?

Tanya : Bulan puasa hampir habis. Hari raya makin dekat. Seperti kita maklumi, pada hari raya inl kita melaksanakan shalat Idul Fitri. Karena shalat ini hariya setahun sekali, saya menjadi sering lupa cara mengerjakannya. Karena itu mohon penjelasan Bapak. (Hening, Semarang)

Jawab : Sebentar lagi, setelah menjalani puasa sebulan penuh, umat Islam akan merayakan Idul Fitri pada 1 Syawal. Pada hari itu kaum Muslimin diperintahkan melakukan shalat Idul Fitri (shalat Id). Shalat tersebut hukumnya sunah muakkad bagi semua orang, lelaki dan perempuan, dalam keadaan bepergian (musafir) atau di rumah. Artinya sangat dianjurkan oleh agama tetapi tidak sampai diwajibkan.

Kali pertama disyariatkan atas nama Nabi Muhammad Saw. pada tahun kedua Hijriyah dan menjadi salah satu khushusiahnya, karena tidak disyariatkan pada umat-umat terdahulu. (Al-Bajurr, I, 224).

Shalat Id dapat dikerjakan setelah matahari terbit, hingga masuk waktu shalat Zhuhur. Jumlah rakaatnya dua. Dapat dikerjakan secara berjamaah dan munfarid atau sendirian. Jadi, kalau karena suatu alasan tidak sempat di masjid, dapat mengerjakan sendirian di rurnah. Lebih baik shalat sendirian daripada tidak sama sekali. Tetapi yang lebih utama adalah berjamaah, karena hal itu dapat mempererat hubungan anggota masyarakat.

Syarat rukun shalat Id sama dengan shalat lain. Begitu pula hal-hal yang membatalkan dan pekerjaan-pekerjaan atau ucapan-ucapan yang disunahkan. Dengan demikian, orang yang shalat Id harus bersih dari hadas dan najis, menutup aurat, membaca Fatihah, dilarang berbicara dan sejenisnya.

Kalaupun terdapat perbedaan, terletak pada nat dan anjuran takbir. Niat shalat tentu saja berbeda-beda. Bunyi niat shalat Idul Fitri adalah, “ushaili rak’ataini sunnata ‘idul fitri” kalau munfarid. Ditambah “imaaman” kalau menjadi imam, dan “ma‘muuman” jika menjadi makmum.

Dalam shalat Id disunahkan takbir seperti takbiratul ibram dengan mengangkat kedua tangan seraya mengucapkan lafal “Allahu akbar” tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakaat kedua.

Pada rakaat pertama, takbir dilakukan setelah membaca doa iftitah, yakni “kabira wa alhamdu lillahi katsiira... -, dan seterusnya dan setelah membaca ta‘awud (a‘udzu bilah minas syaitani ar-rajiim).

Sebagaimana kita ketahui bersama, setelah takbiratul ihram kita disunahkan membaca doa iftitah dan sebelum Fatihah membaca ta’awudz. Kalau tidak membaca doa iftitah, takbir dilakukan langsung setelah takbiratul ihram. Jika tidak membaca ta’awudz, takbir langsung disusul bacaan Fatihah. Bila seseorang setelah takbiratul ihram langsung membaca Fatihah, sudah tidak disunahkan karena waktunya telah lewat (Al-Fiqh Al-Manhaji: I, 224).

Sedangkan pada rakaat kedua, takbir dilakukan setelah takbir ikhram, yakni takbir setelah bangun dari sujud. Di antara dua takbir, baik pada rakaat pertama maupun rakaat kedua disunahkan membaca kalimat “subhariallah wal hamdu liliah wa Iaa ilaaha ilallaah wallaahu akbar.”

Setelah Fatihah pada rakaat pertama, sebaiknya membaca surat Sabbihisma atau Al-Kaafirun, dan rakaat kedua membaca surat A1-Ghaasyiyah atu Al-Ikhlash.

Selesai shalat Id dua rakaat, disunahkan khotbah dua kali jika dilakukan secara berjamaah. Adapun shalat Id sendirian, tidak usah diiukuti khotbah. Ketika khotbah, hendaknya khotib menerangkan hal ihwal zakat fitrah.

Di samping shalat Id, kaum Muslimin dianjurkan atau disunahkan membaca takbir sejak matahari terbenam hari terakhir bulan Ramadhari hingga imam shalat Id jika shalat berjamaah. Atau sampai takbiratulihrarn kalau shalat sendirian.

Hal itu merupakan realisasi perintah Allah dalam Al-Quran:
Artinya: “Allah mengehendaki kemudahari bagimu, dan tidak rnenghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaknya kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan (bertakbir) Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. -, (QS. Al-Baqarah, 185)

Lafal takbir adalah seperti yang biasa kita dengar setiap hari raya, ‘Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allahu akbar, Laa ilaaha Illallaallah wallaahu akbar,Allaahu akbar waliliaahilhamdu. “(Al-Adzkar, 145-146).

Sunah Muakkad Dalam Shalat (Sunat Yang Lebih Penting)

Dalam mazhab Syafii ada dua sunat yang lebih penting daripada yang disebutkan di atas, sehingga bila salah satu dari keduanya ditinggalkan hendaklah diganti dengan sujud sahwi (sujud sahwi ialah sujud dua kali sesudah tasyahud akhir sebelum salam, yaitu sujud karena kelupaan.)

1. Membaca tasyahud pertama sesudah sujud kedua dan rakaat yang kedua sebelum berdiri pada rakaat yang ketiga.
Hadis nabi : “Dari Abdullah bin Buhainah, “Kami telah salat Lohor bersama-sama Rasulullah Saw. Beliau berdiri dan beliau ketinggalan duduk tasyahud pertama. Maka pada akhir salat, beliau sujud dua kali.” (RIWAYAT BUKHARI DAN MUSLIM)

“Dari Ibnu Mas’ud. Ia berkata, “Sesungguhnya Muhammad Saw telah berkata, ‘Apabila kamu duduk pada tiap-tiap dua rakaat salat, hendaklah kamu baca attahiyyatu lillah wa-shalawatu dan seterusnya….” (RIWAYAT AHMAD DAN NASAl)


2. Qunut sesudah i’tidal yang akhir pada salat Subuh dan Witir, sejak. malam tanggal 16 bulan Ramadan sampai akhirnya.

Hadis Nabi : “Dari Anas. Ia berkata “Rasulullah Saw. senantiasa membaca doa qunut pada salat Subuh hingga sampai saat beliau meninggal dunia.” (RIWAYAT IMAM AHMAD)

Lafaz doa qunut : (menyusul diposting)

“Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan seperti orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan, lindungilah aku seperti orang-orang telah mendapat perlindungan-Mu, berilah berkah pada barang yang telah Engkau berikan kepadaku, jauhkanlah aku dari kejahatan yang telah Engkau pastikan. karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang dapat ,memastikan sesusuatu dan tak ada lagi yang berkuasa di atas Engkau, dan sesungguhnya tidak akan terhina orang yang mendapat perlindungun-Mu. dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Ya Allah, bertambah-tambah kebaikan-Mu, dan hilanglah segala yang tidak layak bagi-Mu.” (RIWAYAT ABU DAWUD, TIRMIZI DAN NASAI)

Sebagian ulama berpendapat bahwa qunut pada salat Subuh itu tidak disunatkan. Hadis Anas tersebut menurut penyelidikan mereka adalah hadis daif. Yang disyariatkan hanya qunut nazilah (qunut karena bahaya, bala yang menimpa masyarakat Islam seperti musim penyakit ta’un, kolera, zaman rusuh, musim kemarau) dan disunatkan pada sekalian salat lima waktu.
Hadis Nabi : “Dari Anas, “Sesungguhnya Nabi Saw. telah membaca qunut satu bulan lamanya, beliau mendoakan segolongan masyarakat Arab, kemudian beliau hentikan.” (RIWAYAT AHMAD, MUSLIM, NASAI. DAN IBNU MAJAH)

“Dari Ibnu Abbas. Ia berkata, “Rasulullah Saw. telah membaca doa qunut satu bulan berturut-turut pada salat Lohor, Asar, Magrib, Isya, dan Subuh pada akhir tiap-tiap salat ketika I‘tidal rakaat penghabisan. Beliau mendoakan mereka dari kabilah Banu Sulaiman, Ra’lin, Zakwan, dan ‘Usaiyah. Orang yang salat mengikuti beliau mengaminkan doa beliau itu.” (RIWAYAT ABU DAWUD DAN AHMAD).

Apa Hukum Menggunakan Pembersih Wajah Ketika Masa Berkabung ?

Sungguh kasihan nasib tante Erna, walaupun terbilang masih muda, ia harus rela menyandang status janda, karena telah ditinggal mati oleh sang suami tercinta. Meskipun dalam masa berkabung, dia tidak lupa untuk selalu tampil bugar di depan para keluarganya, walaupun hati kecilnya masih terasa amat sedih. Untuk menunjang semua itu, dia tidak lupa selalu menggunakan pembersih wajah, seperti; pond’s, supaya wajahnya kelihatan cerah, berseri dan tidak pucat. Apakah penggunaan pembersih wajah dalam kasus di atas dipebolehkan bagi tante Erna?

Jawab :
Tidak boleh. sebab hal itu rermasuk berhias.

Referensi :


 

Asmaul Husna - Al Mu’min

Al Mu’min artinya Yang Maha Menganugerahkan keamanan, Hanya Allah yang dapat memberikan rasa aman. Kita tidak boleh minta perlindungan kepada selain Allah. Kita mohon perlindungan dan rasa aman kepada Allah dari mara bahaya yang mengancam jiwa; dan penyakit hati, seperti dengki, dendam, bakhil, dan malas; dan penyakit jasmani yang mengancam jiwa; dari kelaparan dan kecemasan.

Firman Allah SWT :
Artinya: “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah), Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.“


Al Mukmin adalah zat yang memberi rasa aman. Pada awal penciptaannya, manusia adalah makhluk yang lemah, yang sangat membutuhkan bantuan dari sesama makhluk lainnya untuk mendapatkan rasa aman. Ia butuh orang lain untuk menjamin makannya, yang mengobati rasa sakitnya serta yang melindunginya ketika diancam dari sesuatu yang ingin melukainya, sehingga sebagai pribadi dan kelompok, manusia akan selalu berusaha untuk memperoleh rasa aman dengan cara yang berbeda-beda.

Kehidupan akan terasa nyaman dan berjalan semestinya karena adanya keamanan. Negara yang tidak aman sulit melaksanakan pembangunan. Kehidupan masyarakat akan terancam bila tidak ada keamanan. Kita lihat bagaimana negara yang sedang dalam peperangan.

Keamanan dan rasa aman yang kita peroleh tidak terlepas dari kekuasaan Allah. Ketenangan hati hanya didapat bila kita dekat dengan Allah, rajin membaca Al-Quran, rajin sholat, dan lain-lain. Ketidak nyamanan bukan hanya akibat ulah manusia tapi bisa juga karena binatang buas, bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain-lain. Ada orang yang merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tentram. Sebaliknya ada orang yang merasa, tenang, tidak gelisah walaupun situasi dan keadaan genting dan kacau.

Contoh dari bukti sederhana bahwa Allah bersifat Al-Mu’min dapat kita lihat dalam diri kita sendiri. Seperti pada tubuh kita, Allah menciptakan alis di atas mata yang berfungsi melindungi mata dari keringat yang jatuh, bulu mata melindungi mata dan debu dari binatang-binatang kecil.

Bukti lain di luar tubuh kita seperti ketika Rasulullah ingin Hijrah dari Mekkah ke kota Madinah. Pada malam keberangkatan Nabi Muhammad, sekeliling rumah Nabi telah di pagar betis oleh orang-orarig Quraisy yang ingin membunuh Nabi Muhammad SAW.

Akan tetapi dengan sifat Al-Mukmin Allah telah memberi keselamatan kepada Rasulullah. Rasulullah dengan aman dapat keluar dan rumah dan meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah.

Orang yang beriman kepada Allah Al-Mu’min akan selalu tenang dan tidak gegabah dalam menghadapi setiap keadaan dan situasi yang genting dan kacau sekalipun.

Sifat Allah Al Mumin ini menerangkan bahwa Allah memberi rasa aman dan tenteram dalam hati hamba-Nya. Polisi, tentara, dan satpam mencoba meneladani sifat Al Mu’min ini dengan menjaga keamanan lingkungan.

Jadi jika kita ingin selalu aman dan tentram, kita harus selalu ingat kepada Allah SWT. karena Allah memberi rasa aman dan ketentraman dalam hati hambah-Nya.

Kisah Teladan Nabi
GUBUK KAKEK YANG MERUSAK KEINDAHAN KOTA

Berjalan tergopoh-gopoh, seorang lelaki Yahudi datang menemui Khalifah Umar bin Khattab, “Wahai khalif, oh aku sengaja datang menghadapmu untuk mengabarkan tentang gubukku. Gubernur Amru bin Ash, bawahan khalifah, telah mnghancurkan gubukku. Alasannya, gubukku sudah mengganggu keindahan kota.”

Seteloh mendapat laporan itu, Khalifah Umar lalu memanggjl Amru bin Ash , “janganlah engkau semena-mena pada siapapun. Meskipun ia seorang Yahudi. Sekarang bangun kembali gubuk orang Yahudi itu seperti semula.”

Tentu saja orang Yahudi itu terkagum-kagum dengan kebijaksanaan khalifah. Meskipun dirinya seorang Yahudi, namun Islam tetap melindungi keamanannya. Saat itu pula ia lalu masuk Islam.

Asmaul Husna - Al Haadi

Al Haadi artinya Yang Maha Pemberi Petunjuk Allah adalah zat yang menganugerahkan petunjuk. Petunjuk yang diberikan Allah bertingkat-tingkat.

Petunjuk Allah pada tingkat pertama adalah naluri yang diberikan sejak manusia lahir, misalnya tangis bayi ketika lahir. Petunjuk Allah pada tingkat kedua adalah panca indra. Ketika bayi mulai tumbuh kembang, dia mulai membutuhkan fungsi pancaindra.

Mata berfungsi untuk melihat, hidung untuk mencium, telinga untuk mendengar, lidah untuk mengecap, dan kulit untuk merasa.

Petunjuk Allah pada tingkat ketiga adalah akal. Anak yang masih kecil belum dapat menggunakan akal secara optimal. Mereka belum dapat membedakan baik dan buruk. Allah memberikan akal pada manusia untuk berpikir.

Petunjuk Allah pada tingkat keempat atau yang tertinggi adalah hidayah agama. Dengan hidayah, manusia tidak akan tersesat selamanya. Manusia menjadi orang beriman dan mau mengamalkan ajaran Islam. Allah berfirman:
Artinya: “Dan agarorang-orang yang telah diberiilmu, meyakini bahwasanya Al Quran ltulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beniman kepada jalan yang lurus.”

Kisah Teladan
PERAMPOK YANG MINTA DIBACAIN AYAT AL QUR’AN

Saat Syeikh Al Asma’i pergi berhaji, tiba-tiba di tengah jalan Ia dihadang oleh seorang perampok. Anehnya, perampok itu malah meminta Syeikh membaca salah satu ayat Al Qur’an.

Syeikh pun lantas membacakan sebuah ayat Al Quran. Tiba-tiba siperampok itu menggigil ketakutan. “Ya Allah...aku benar-benar menyesal, selama ini hidupku banyak merugikan orang lain. Aku benar-benar orang terkutuk.

Sudahlah, sahabatku. Allah itu Maha Pengampun. Masih ada waktu engkau untuk bertobat.” Kata Syeikh menenangkan.

Subhanallah...saat itu juga, Si perompok langsung bertobat. Tolong aku, ajari shalat dan ilmu agama lainnya...” dengan senang hati Syeikh Al Asma’i pun mengajari semuanya sampai Ia hafal.

Tabir Wanita