Dikisahkan Nabi Ya'qub
adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim,hal tersebut sesuai dalam firman Allah S.W.T : “Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran)
Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub. “ (QS. Huud: 71) Dikisakan beliau adalah
saudara kembar dari putera Ishaq yang kedua bernama Ishu. Namun antara kedua saudara kembar ini tidak
terdapat suasana rukun bahkan Ishu terlihat dengki dan iri hati terhadap Ya'qub . Melihat sikap saudaranya ishu yang selalu menyindir beliau yang bahkan selalu mengancam maka datanglah
Ya'qub kepada ayahnya nabi Ishak mengadukan hal tersebut. Iapun berkata " Wahai ayahku! Tolonglah berikan nasehat kepadaku, bagaimana aku
harus menghadapi
saudaraku Ishu yang membenciku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang
menyakitkan hatiku, sehinggakan menjadikan hubungan persaudaraan kami ber dua renggang dan selalu tegang.
Dia marah karena ayah memberkahi dan mendoakan aku agar aku memperolehi
keturunan yang soleh, rezeki yang mudah dan kehidupan yang makmur serta kemewahan
. Dia menyombongkan diri dengan kedua orang isterinya dari suku Kan'aan dan
mengancam bahwa anak-anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan berat
bagi anak-anakku kelak didalam pencarian dan penghidupan dan macam-macam
ancaman lain yang mencemas dan menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan aku nasihat bagaimana aku dapat mengatasi masalah ini dengan cara kekeluargaan. Nabi Ishaq pun menjawab:" Wahai
anakku, karena usiaku yang sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kamu berdua
ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membongkok raut mukaku
sudah kisut berkerut dan aku sudak berada di ambang pintu perpisahan dari kamu
dan meninggalkan dunia yang fana ini. Aku khawatir bila aku sudah meninggal, gangguan saudaramu kepadamu akan makin meningkat dan ia secara
terbuka akan memusuhimu,dan berusaha untuk mencelakakan mu. Maka jalan yang terbaik
untukmu,
engkau harus hijrah meninggalkan negeri ini ke
Fadan A'raam di daerah Irak, disana
temui
saudara ibumu Laban bin Batu;il. Dan disana engkau dapat mengharap dikahwinkan dengan salah seorang
puterinya . Pergilah
engkau ke sana dengan iringan doa ku semoga Allah memberkahi perjalananmu,
memberi rezeki yang mudah serta kehidupan yang tenang dan tenteram. Nabi yakub pun menerima nasihat bapanya nabi ishaq
lalu Ia segera berkemas-kemas barang-barang dan berangkatlah ia sesuai petunjuk ayahnya.
Setelah melewati perjalanan padang pasir yang
panas dan melelahkan akhirnya nabi yaqub Tiba depan
pintu gerbang kota Fadan A'ram iraq .
Dalam persimpangan jalan iapun berhenti bertanya salah seorang penduduk di mana letakn
rumah saudara ibunya Laban barada. Dikisakan
Laban adalah seorang kaya-raya dan pemilik dari suatu perusahaan perternakan besar di kota tersebut sehingga semua orang mengetahui alamat
yang dituju oleh nabi yaqub. Ketika itu seorang Penduduk
yang ditanyai oleh nabi yaqub menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang
sedang menggembala kambing seraya berkata kepada Ya'qub:"Kebetulan sekali,
itulah dia puterinya Laban yang akan dapat membawamu ke rumah ayahnya, ia
bernama Rahil. Dengan hati yang senang, pergilah Ya'qub menghampiri gadis yang ditunjuk oleh penduduk
tersebut, ,iapun mengenalkan diri, bahwa ia adalah sepupunya sendiri putra dari nabi ishaq, ia menerangkan bahwa Ibunya yang bernama Rifqah adalah saudara kandung dari ayah gadis tersebut. Selanjutnya nabi yaqub menerangkan
kepada gadis itu bahwa ia datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan dengan tujuan
hendak menemui Laban ,ayahnya untuk menyampaikan pesanan Ishaq, ayah Ya'qub
kepada gadis itu. Maka dengan senang hati sikap yang ramah dipersilahkan nabi ya'qub
mengikutinya berjalan menuju rumahnya.
sampailah nabi yaqub di rumah tersebut,setelah memperkenalkan
diri beliaupun dipeluk dengan suka cita dan tetesan air mata haru karena
kegembiraan dipertemukannya dengan putra dari saudara kandungnya. Lalu disiapkanlah oleh Laban bin Batu'il ruangan (kamar) untuk anak saudaranya Ya'qub. Setelah selang beberapa
waktu tinggal di rumah Laban ,nabi Ya'qub pun menyampaikan pesan nabi Ishaq ayahnya, agar mereka berdua berbesan dengan menikahkan salah satu putrinya dengan nabi yaqub .permintaan tersebut di terima oleh Laban untuk menihkahkan
dengan salah seorang puterinya, dengan syarat sebagai
maskahwin, ia harus membantu bekerja di dalam perusahaan penternakan calon mentuanya selama tujuh tahun. Nabi Ya'qub pun menyetujuisyarat-syarat yang dikemukakan dan bekerjalah ia sebagai seorang pengurus
perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam. Nabi Ya’qub memiliki dua
belas orang anak yang Allah sebut mereka dengan sebutan asbath (keturunan
Ya’qub). Dari istrinya yang bernama Rahiil lahirlah Nabi Yusuf ‘alaihissalam dan
Bunyamin. Dan dari istrinya yang bernama Laya lahirlah Ruubil, Syam’un, Laawi,
Yahuudza, Isaakhar dan Zabilon. Di antara sekian anaknya, yang paling tinggi derajatnya, dan yang paling bertakwa adalah
Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Dikisahkan
ketika Nabi Yakub sakit dan akan meninggal beliaupun memberikan wasiat penting
kepada putra-putranya, yang tersurat dalam
firman Allah yang berbunyi “Adakah kamu hadir
ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu)
Tuhan yang Mahaesa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah: 133). Firman
tersebut menjelaskan bahwa nabi Yaqub adalah seorang bapak yang selalu mendidik
putra-putranya untuk selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah S.W.T.
Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Yaqub
adalah apabila kita dibenci oleh orang yang iri atau dengki kepada kita, janganlah
kita lawan dengan kebencian tetapi kita pasrahkan kepada Allah dengan cara
menghindarinya agar tidak terjadi keributan. Dan apabila kita yakin bahwa Allah
akan menolong hambanya yang taat terhadap nasehat orang tua seperti Nabi Yaqub yang
taat akan nasehat bapanya Nabi Ishaq untuk hijrah demi menjaga kondisi dengan saudara
kembarnya maka Allah akan memberikan ganjaran berupa keberkahan dan ketentraman
seperti yang dialami Nabi Yaqub A.S.
0 komentar:
Post a Comment