Kondisi masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul sangatlah rusak, banyak terjadi perang antar suku, penyembahan berhala, dan juga mengubur bayi perempuan hidup-hidup; karena pada saat itu memiliki anak perempuan adalah sesuatu yang memalukan, sehingga zaman tersebut dinamakan dengan zaman jahiliyah atau zaman kebodohan. Kekecewaan Muhammad S.A.W membuatnya melakukan kontemplasi atau berkholwat atau menyendiri di Goa Hiro.
Ketika usia 40 Tahun ketika Muhammad S.A.W sedang melakukan kontemplasi atau berkholwat di gua Hiro datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah untuk yang pertama kalinya. "Iqro’ Bismi Robbikal Ladzi Kholaq", “Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang menciptakanmu”. Muhammad S.A.W menjawab “Ma Ana Bi Qori,in”; “Saya Tidak Dapat Membaca” dilakukan sampai berulang kali sampai akhir Surat Al-Alaq (surat Al- A1aq 95: 1-5).
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Jum’at malam tanggal 17 Ramadhan atau bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M. Maka penistiwa turunya wahyu pertama tersebut diperingati sebagal Nuzulul Qur’an.
Peristiwa turunnya wahyu pertama tersebut membuat Nabi Muhammad S.A.W ketakutan sehingga beliau pulang untuk menenangkan diri dan menemui istrinya yaitu Siti Khadijah sambil berkata “selimutilah aku istriku...”, Siti Khadijah pun menyelimuti tubuh Rasulullah dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
Setelah ketakutannya hilang, barulah Siti Khadijah bertanya, “Wahai suamiku apa yang terjadi dengan dirimu, sampai-sampai engkau ketakutan dan cemas...?” Maka Nabi pun menceritakan apa yang terjadi pada dirinya di Goa Hiro. Dengan kelembutan dan kasih sayang Siti Khadijah berusaha untuk menenangkan suaminya dengan kalimat-kalimat yang indah dan memberi semangat.
Maka Siti Khadijah mengajak Rasulullah untuk menemui sepupunya yaitu Waroqoh bin Naufal, yaitu seorang ahli kitab Taurot dan Injil, untuk menanyakan peristiwa yang terjadi pada diri Rasulullah S.A.W. Maka Warokoh pun berkata “Tuhan telah memilihmu Muhammad menjadi Rasul pemimpin umat dunia, engkau adalah manusia yang berakhlak mulia, akan tetapi engkau akan berhadapan dengan umatmu yang tidak menyukai dirimu dan mereka akan melakukan hal-hal yang keji untuk dapat menyingkirkanmu.” Warokoh mengucapkan itu dengan penuh haru dan bangga karena keluarganya terpilih oleh Allah SWT untuk mensyiarkan Islam.
Ketika usia 40 Tahun ketika Muhammad S.A.W sedang melakukan kontemplasi atau berkholwat di gua Hiro datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah untuk yang pertama kalinya. "Iqro’ Bismi Robbikal Ladzi Kholaq", “Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang menciptakanmu”. Muhammad S.A.W menjawab “Ma Ana Bi Qori,in”; “Saya Tidak Dapat Membaca” dilakukan sampai berulang kali sampai akhir Surat Al-Alaq (surat Al- A1aq 95: 1-5).
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Jum’at malam tanggal 17 Ramadhan atau bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M. Maka penistiwa turunya wahyu pertama tersebut diperingati sebagal Nuzulul Qur’an.
Peristiwa turunnya wahyu pertama tersebut membuat Nabi Muhammad S.A.W ketakutan sehingga beliau pulang untuk menenangkan diri dan menemui istrinya yaitu Siti Khadijah sambil berkata “selimutilah aku istriku...”, Siti Khadijah pun menyelimuti tubuh Rasulullah dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
Setelah ketakutannya hilang, barulah Siti Khadijah bertanya, “Wahai suamiku apa yang terjadi dengan dirimu, sampai-sampai engkau ketakutan dan cemas...?” Maka Nabi pun menceritakan apa yang terjadi pada dirinya di Goa Hiro. Dengan kelembutan dan kasih sayang Siti Khadijah berusaha untuk menenangkan suaminya dengan kalimat-kalimat yang indah dan memberi semangat.
Maka Siti Khadijah mengajak Rasulullah untuk menemui sepupunya yaitu Waroqoh bin Naufal, yaitu seorang ahli kitab Taurot dan Injil, untuk menanyakan peristiwa yang terjadi pada diri Rasulullah S.A.W. Maka Warokoh pun berkata “Tuhan telah memilihmu Muhammad menjadi Rasul pemimpin umat dunia, engkau adalah manusia yang berakhlak mulia, akan tetapi engkau akan berhadapan dengan umatmu yang tidak menyukai dirimu dan mereka akan melakukan hal-hal yang keji untuk dapat menyingkirkanmu.” Warokoh mengucapkan itu dengan penuh haru dan bangga karena keluarganya terpilih oleh Allah SWT untuk mensyiarkan Islam.
0 komentar:
Post a Comment