Membuat Kapal
QS. A1-Mu’minuun: 23-30
Setelah menerima perintah dari Allah untuk membuat kapal yang besar, Nabi Nuh segera mengumpulkan para pengikutnya. Beliau memimpin mereka agar mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kapal tadi. Untuk tempat membuatnya, Nabi Nuh mencari lokasi di luar kota. Beliau tidak ingin pekerjaannya terganggu sehingga dicarilah tempat yang jauh dari keramaian. Setelah mendapatkan tempat yang cocok, mulailah mereka membuat kapal yang kokoh.
Nabi Nuh dan para pengikutnya bekerja dengan keras. Siang dan malam mereka bahu-membahu. Teriknya sinar matahari yang membakar kulit tidak mereka pedulikan. Dinginnya angin malam padang pasir tidak membuat mereka gentar. Semangat yang kuat terpancar dari dirin Nabi Nuh dan para pengikutnya.
Walaupun Nabi Nuh dan pengikutnya bekerja di tempat terpencil, namun tetap saja kaumnya yang keras kepala itu mengetahui kegiatan Nabi Nuh. Mereka datang untuk mengejek dan mengolok-olok Nabi Nuh dan kawan-kawan.
“Wahai, Nuh! Bukankah menurut pengakuanmu, engkau seorang Nabi dan Rasul? Kenapa sekarang engkau menjadi tukang kayu dan membuat perahu?”
Nabi Nuh sama sekali tidak mengindahkan ejekan mereka. Melihat hal itu, kaumnya semakin bersemangat mengolok-olok.
“Kamu pasti sudah gila membuat perahu di tempat yang jauh dari air,” ucap salah seorang kaumnya yang sesat.
“Hahaha... aku tahu perahu yang kamu buat itu pasti untuk ditarik kerbau,” ucap salah seorang yang lain.
Nabi Nuh tidak peduli dengan ejekan mereka. Beliau hanya berkata, “Tunggu saja saatnya, jika kalian sekarang mengejek dan mengolok-olok kami, maka akan tiba kesempatan kelak bagi kami untuk menunjukkan kebenaran. Kalian pun akan tahu alasan aku membuat kapal ini. Tunggulah hingga Allah memberi ketentuan bagi kalian.”
Setelah pekerjaan membuat kapal selesai, Nabi Nuh mendapat wahyu dari Allah, “Bersiap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda dari-Ku, segeralah angkut para pengikutmu ke dalam kapal beserta orang-orang yang telah beriman dari kaummu dan kerabatmu. Bawalah serta binatang di muka bumi ini dengan berpasang-pasangan. Berlayarlah kalian dengan seizin-Ku. Setelah Allah berfirman, Nabi Nuh segera mengumpulkan para pengikutnya dan membawa berbagai jenis binatang untuk diangkut ke dalam kapal.
Saat itu, langit tampak cerah. Para pengikut Nabi Nuh masuk ke dalam kapal diikuti dengan ratusan binatang.
Kaumnya yang durhaka menertawakan Nabi Nuh dan para pengikutnya. Mereka tetap keras kepala dan sama sekali tak percaya dengan peringatan Nabi Nuh. Di dalam kapal, Nabi Nuh dan para pengikutnya sudah mempersiapkan bekal yang banyak. Mereka tidak tahu kapan banjir akan datang, mereka juga tidak tahu kapan air akan surut.
Setelah mereka aman di dalam kapal, hujan deras pun mulai turun.
Nabi Nuh dan para pengikutnya bekerja dengan keras. Siang dan malam mereka bahu-membahu. Teriknya sinar matahari yang membakar kulit tidak mereka pedulikan. Dinginnya angin malam padang pasir tidak membuat mereka gentar. Semangat yang kuat terpancar dari dirin Nabi Nuh dan para pengikutnya.
Walaupun Nabi Nuh dan pengikutnya bekerja di tempat terpencil, namun tetap saja kaumnya yang keras kepala itu mengetahui kegiatan Nabi Nuh. Mereka datang untuk mengejek dan mengolok-olok Nabi Nuh dan kawan-kawan.
“Wahai, Nuh! Bukankah menurut pengakuanmu, engkau seorang Nabi dan Rasul? Kenapa sekarang engkau menjadi tukang kayu dan membuat perahu?”
Nabi Nuh sama sekali tidak mengindahkan ejekan mereka. Melihat hal itu, kaumnya semakin bersemangat mengolok-olok.
“Kamu pasti sudah gila membuat perahu di tempat yang jauh dari air,” ucap salah seorang kaumnya yang sesat.
“Hahaha... aku tahu perahu yang kamu buat itu pasti untuk ditarik kerbau,” ucap salah seorang yang lain.
Nabi Nuh tidak peduli dengan ejekan mereka. Beliau hanya berkata, “Tunggu saja saatnya, jika kalian sekarang mengejek dan mengolok-olok kami, maka akan tiba kesempatan kelak bagi kami untuk menunjukkan kebenaran. Kalian pun akan tahu alasan aku membuat kapal ini. Tunggulah hingga Allah memberi ketentuan bagi kalian.”
Setelah pekerjaan membuat kapal selesai, Nabi Nuh mendapat wahyu dari Allah, “Bersiap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda dari-Ku, segeralah angkut para pengikutmu ke dalam kapal beserta orang-orang yang telah beriman dari kaummu dan kerabatmu. Bawalah serta binatang di muka bumi ini dengan berpasang-pasangan. Berlayarlah kalian dengan seizin-Ku. Setelah Allah berfirman, Nabi Nuh segera mengumpulkan para pengikutnya dan membawa berbagai jenis binatang untuk diangkut ke dalam kapal.
Saat itu, langit tampak cerah. Para pengikut Nabi Nuh masuk ke dalam kapal diikuti dengan ratusan binatang.
Kaumnya yang durhaka menertawakan Nabi Nuh dan para pengikutnya. Mereka tetap keras kepala dan sama sekali tak percaya dengan peringatan Nabi Nuh. Di dalam kapal, Nabi Nuh dan para pengikutnya sudah mempersiapkan bekal yang banyak. Mereka tidak tahu kapan banjir akan datang, mereka juga tidak tahu kapan air akan surut.
Setelah mereka aman di dalam kapal, hujan deras pun mulai turun.
0 komentar:
Post a Comment