Dimasukkan Ke Dalam Sumur
QS. Yusuf : 11-18
Keesokan harinya, saudara-saudara Yusuf bersikap sangat baik kepadanya. Mereka meminta izin kepada Nabi Yakub untuk mengajak Yusuf ke luar kota, “Wahai Ayah, hari ini kami akan berekreasi ke luar kota. Kami meminta izin Ayah.”
“Baiklah, aku izinkan kalian.”
“Satu lagi Ayah, bagaimana bila kami mengajak Yusuf?”
“Sepertinya Yusuf tidak perlu diajak, dia masih kecil untuk bepergian jauh", ucap Nabi Yakub.
“Tapi Ayah, sungguh tidak adil bila Ayah tidak mengizmnkan Yusuf berekreasi. Tentunya, Yusuf juga ingin bersenang-senang bersama kami,” ujar mereka lagi.
“Tapi, aku khawatir atas keselamatan Yusuf,” jawab Nabi Yakub dengan cemas.
“Kami janji akan menjaga Yusuf, Ayah. Kami tidak akan meninggalkan Yusuf walaupun sebentar.”
“Tapi, bagaimana jika di perjalanan kalian bertemu binatang buas?”
“Lihatlah kami, Ayah, badan kami kuat. Tentunya, binatang buas tidak akan berani mendekati kami.”
“Baiklah, tapi ingat, kalian harus menjaga Yusuf dengan baik.”
Akhirnya, Yakub mengizinkan Yusuf pergi bersama saudara-saudaranya, meskipun dengan rasa was-was.
Keesokan harinya, mereka bersiap-siap berangkat. Mereka bersikap sangat baik kepada Yusuf untuk meyakinkan ayahnya bahwa mereka tidak mungkin lalai menjaga Yusuf. Dengan berat hati, Nabi Yakub melepaskan kepergian mereka. Namun, hati kecil Yakub tetap mengkhawatirkan keselamatan Yusuf.
Mereka terus berjalan menuju tempat tujuan mereka. Akhirnya. mereka tiba di sebuah sumur yang hampir kering. Setibanya di sana, mereka melucuti pakaian Yusuf. Kemudian, mereka menceburkan Yusuf ke dalam sumur tanpa sedikit pun memedulikan jeritan Yusuf.
Setelah berhasil, hati mereka sangat lega. Mereka melumuri pakaian Yusuf dengan darah seekor kelinci. Kemudian, mereka meninggalkan Yusuf seorang diri di dalam sumur yang gelap itu.
Sore harinya, mereka pulang ke rumah dengan wajah penuh air mata. Mereka mengadu kepada ayahnya bahwa mereka telah lalai menjaga Yusuf sehingga dia mati diterkam serigala. “Maafkan kami, Ayah, kami telah berusaha menjaga Yusuf. Lagi pula, kami tidak menyangka ada serigala yang mengintai kami.”
“Hari ini begitu buruk untuk kami, padahal kami hanya meninggalkan Yusuf sebentar saja. Tapi, serigala itu menerkam sangat cepat sehingga kami terlambat menolong Yusuf", ungkap mereka penuh kebohongan.
Mendengar hal itu, hati Yakub sangat pedih. Dia menangisi kepergian putra kesayangannya. Walaupun begitu, dia tetap ikhlas, bila itu memang kehendak Allah.
0 komentar:
Post a Comment