Tuesday 25 October 2016

Awal Mula Munculnya Golongan Khawarij Dan Tokoh Khawarij

tokoh-tokoh golongan khawarij, bilik islam
DEFINISI KHAWARIJ
Di tinjau dari segi bahasa kata kawarij berasal dari suku kata Arab “Khoroja” yang artinya keluar atau hengkang dan yang dimaksud adalah suatu aliran atau golongan atau kelompok yang pada mulanya setia dan mendukung kepada khalifah Ali bin Abu Thalib kemudian keluar dan tidak mendukung Ali bin Abu Thalib kemudian bergabung dengan kelompok lain karena tidak setuju dengan kebijakan pemerintahan Khalifah Ali bin Abu Thalib. Definisi inilah yang paling rajih dibanding dengan lainnya. 

AWAL TIMBULNYA KHAWARIJ
Para ahli sejarah mencatat bahwa awal mula munculnya golongan Khawanj adalah : 

IBNU KATSIR
Ibnu Katsir dan Ibnu Abil Izz, mengatakan bahwa golongan khawarij muncul pada masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan Dan yang dimaksud khawarij disini adalah para pemberontak yang hendak membunuh khalifah ustman bin Affan dan ingin mengambil harta bendanya. Khawarij menuruf fersi ini adalah pemberontak yang keluar dari ketaatan pada khalifah dan bukan khawarij yang mempunyai faham tertentu yang disebut firqah atau aliran.

SEBAGIAN PENDAPAT
Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa khawarij muncul sejak pemerintahan khalifah Ali bin Abu Thalib, yaitu ketika Thalhah dan Zubair keluar dari pemerintahan Ali, sebagian kalangan menilai bahwa pendapat ini kurang pas, sebab mereka adalah termasuk orang-orang yang dijamin masuk Surga, maka tidak mungkin mempunyai faham dan aqidah seperti kelompok khawarij atau aliran khawarij yang berkembang.

PENDAPAT LAIN
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kelompok khawarij muncul ketika mereka keluar dari peristiwa tahkim antara Ali dan Mu’awiyah. Pendapat ini yang dinilai paling pas diantara pendapat lainnya. (Firaqun Mu’ashirah hal.70-71 dan Talbis Iblis hal. 104-105 Al-Milal wan-Nihal 1/114)

(baca juga : Sebab Timbulnya Golongan Khawarij, Ciri Dan Pokok Ajaran Khawarij)
TOKOH TOKOH GOLONGAN KHAWARIJ
Diantara tokoh-tokoh golongan khawarij yang terkenal adalah :
1. Ikrimah
2. Abu Sya’tsa’
3. Abu Haris Al-Abadi
4. Isma’il bin Sami’. 

Keempat tokoh ini adalah para pendahulu kaum khawanij. Adapun pentolan khawarij Muta’akhiriin diantaranya adalah : 
1. Al-Yaman bin Rabab
2. Tsa’by
3. Baihaqi
4. Abdullah bin Yazid
5. Muhammad bin Harb
6. Yahya bin Kamil
7. Ibadliyah dan lain-lain. 

Adapun para Penya’ir kaum khawarij yang terkenal diantaranya adalah :
1. Imran bin Khattam
2. Hubaib bin Murrah
3. Jahm bin Shafwan
4. Abu Marwan Ghailam bin Muslim.

(baca juga :  Perpecahan Golongan Khawarij - Sempalan Khawarij)

Monday 24 October 2016

Apa Hukum Menjawab Salam Dari Televisi Menurut Fikih Islam ?

hukum menjawab salam
Tanya : Ketika menonton televisi seringkali pembawa acara, narasumber dan lainnya mengucapkan salam kepada para pemirsa. Pertanyaan saya, bagaimanakah hukumnya menjawab salam tersebut ? (Abdul Khaliq, Jepara) 

Jawab : Mengucapkan salam, sebenarnya bukan sekedar salah satu bentuk sopan santun atau tuntutan etika pergaulan saja, juga bukan budaya adat istiadat semata. Lebih dari itu, mengucapkan salam merupakan sunah Nabi Muhammad Saw. yang bernilai ibadah, dalam arti pihak yang mengucapkan dan yang menjawab, memperoleh pahala dan Allah Swt.

Dalam Al-Qur’an, Allah memerintah umat mengucapkan salam ketika seorang memasuki rumah (An-Nur : 61). Sebaliknya, melarang memasukinya sebelum meminta izin dan memberi salam terlebih dahulu (An-Nur : 27).

Al-Qur’an juga menginformasikan, tradisi salam juga telah berlaku pada zaman Nabi Ibrahim as. yaitu ketika beliau kedatangan tamu (Adz-Dzariyat: 24).

Rasulullah Saw. sendiri dalam banyak hadis memberikan motivasi kepada umatnya agar mengucapkan salam sekaligus membiasakannya sebagai salah satu syiar Islam : Misalnya sebuah hadis yang bersumber dari riwayat Abdullah Ibn Amr ra. Beliau bercerita tentang seorang lelaki bertanya kepada baginda Rasulullah tentang perbuatan/amal yang terbaik dalam agama Islam. Lalu beliau menjawab :
Artinya : “Berikanlah makanan dan ucapan salam kepada orang yang kau kenal dan tidak kau kenal“ (HR. Bukhari dan Muslim) 

Dalam hadis lain, beliau bersabda : “Wahai manusia, ucapkanlah salam, berilah makanan, sambunglah ikatan kekerabatan (silaturrrahim), salatlah pada saat orang-orang sedang tidur, maka kalian akan masuk surga dengan selamat” (Al-A dzkar: 202).

Berangkat dari dalil-dalil tersebut dan lainnya, para ulama berkesimpulan mengucapkan salam di luar salat hukumnya sunah. Ketetapan itu telah menjadi konsensus (ijma) di antara mereka (Al-Adzkar: 206). Tetapi menjawabnya, justru wajib hukumnya. Meskipun begitu, mengucapkan salam tetap lebih utama daripada menjawabnya. 

Jadi, dalam konteks itu terdapat klausul bahwa perbuatan sunah lebih utama daripada perkara yang berstatus hukum wajib. Hal itu merupakan pengecualian salah satu kaidah dalam fikih yang menyatakan, perkara wajib itu lebih utama daripada sunah. Sebenarnya yang demikian itu adalah sangat logis, mengingat jawaban merupakan akibat dari ucapan salam (Al Asybah wa An-Nazhair: 161-162). 

Seperti saya katakan, menjawab salam hukumnya wajib atau fardhu. Perlu diketahui, fardhu kaitannya dengan menjawab salam adakalanya bersifat fardhu ain dan adakalanya fardhu kifayah. Tergantung pada jumlah pihak yang diberi salam (musallam- alaih). 

Kalau hanya satu orang, menjawab adalah fardlu ain baginya. Tetapi jika jumlahnya banyak, hukumnya fardhu kifayah. Sehingga, kalau salah satu dari kelompok itu telah menjawab salam, maka telah gugur kewajiban yang lain, meskipun yang lebih baik adalah menjawab semuanya (Al-A dzkar.)
Karena itu menjawab Salam yang disampaikan orang lewat televisi hukumnya fardhu kifayah, karena pemirsa jumlahnya banyak, meskipun kedua belah pihak tidak berada dalam satu tempat (Al-Fatwa Al-Kubra: 4/246. Asy-Syarqawi: I/161-162). Jika salah satu pemirsa telah menjawab, maka itu sudah cukup. Tapi kalau semua menjawab, itu lebih baik lagi. Apa bila tidak seorangpun menjawab, maka berdosa semua. 

Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah hadis riwayat dan Ali ra.:
Artinya :“Telah mencukupi bagi sekelompok orang yang lewat, ucapan salam salah satu dari mereka. Dan telah mencukupi bagi orang-orang yang duduk jawaban salah satunya.” (HR. Abu Dawud)

Hadis itu menjelaskan dalam sebuah kelompok, ucapan dan jawaban salam satu orang dari mereka sudah cukup. Ucapan salam sebagai sunah Nabi yang bernilai ibadah tersebut, ternyata membawa pengaruh sosial yang sangat besar, dalam rangka mewujudkan hubungan anggota masyarakat yang penuh kedamaian dan keramahan.

Mengucapkan assalamu’alaikum itu sendiri, pada hakikatnya sebuah upaya menyebarkan keselamatan dan kedamaian lewat doa. Sebab, artinya kurang lebih adalah “semoga keselamatan/kedamaia atas kamu” atau “semoga kamu mendapatka keselamatan dan kedamaian”.

Jika nilai salam itu dihayati betul-betul, pada gilirannya diharapkan segala aktivitasnya juga akan mendatangkan kedamaian dan ketenteraman, paling tidak segala tindakannya tidak merugikan orang lain. Dan itulah salah satu karakteristik muslim yang sejati. 

Dalam hal itu Rasulullah bersabda :
Artinya : “Muslim (yang sempurna) adalah orang yang kaum muslimin (masyarakat) terhindar dari dampak negatif yang timbul dari lisan dan tangannya.” (HR. Ahmad) 

Sangatlah naif, bila lisan kita mendoakan orang lain supaya selamat dan damai, sedangkan tangan kita justru melakukan hal-hal yang mengganggu keselamatan dan kedamaiannya. Itu berarti, tidak satunya kata dan perbuatan.

Kepribadian Dan Sosok Abu Bakar (Biografi Lengkap Abu Bakar Ash Shiddiq ra.)

Biografi Lengkap Abu Bakar Ash Shiddiq ra. bilik islam
Sosok Abu Bakar Ash-Shiddiq dapat dibedakan dengan orang lain dari ketampanan wajah dan keluhuran budinya. Dalam dirinya juga terhimpun sifat-sifat lelaki yang sempurna. Gambaran fisiknya dapat dilukiskan sebagaimana berikut ini. 

Dia adalah orang yang berwajah sangat tampan dengan sinar cerah yang terpancar sekaligus teduh. Warna kulitnya kuning langsat. Tubuhnya agak kurus. Namun, posturnya tinggi semampai. Kedua pipinya cekung. Wajahnya lonjong dengan tulang menonjol di beberapa bagiannya. Matanya juga cekung menyipit. Jidatnya lebar. Dalam tubuhnya terbayang kekuatan dan keperkasaan. 


Dia adalah orang yang perjalanan hidupnya bergelimang kemudahan karena segala sesuatu untuk keperluannya serba tersedia. Cakrawala pergaulannya sangat luas, karena memang dia mudah akrab. Tabiatnya lemah-lembut. Pemikirannya mendalam. Otaknya encer. Pandangannya menerawang jauh ke depan. Buah pikirannya cemerlang dan mencengangkan. Setiap ucapannya bisa dipastikan kejujurannya. 

Pendeknya, dia berbeda jauh dengan para pemuda Mekah waktu itu yang mempunyai tabiat tercela. Dia tidak mau minum khamar, baik di masa jahiliah maupun di masa Islam. Lembaran hidupnya tidak pernah ternoda dengan segala kekotoran dan kenistaan sebagaimana yang dialami para pemuda Mekah di masanya. 

Abu Bakar Ash-Shiddiq banyak menimba ilmu dari para guru. Tidak heran, dia mempunyai wawasan luas tentang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Dia mampu membaca dan menulis. Dia banyak menelaah sejarah bangsa Arab, berbagai nasab dan riwayat hidup mereka. Para pakar nasab di kalangan bangsa Arab pun harus datang kepadanya untuk bisa menyerap ilmunya, selain agar bisa berkawan dekat dengannya. 

Ibnu Hisyam dalam kitab As-Sirah An Nabawiyyah menggambarkan sosok Abu Bakar sebagai berikut. 

“Abu Bakar adalah laki-laki yang lemah-lembut terhadap semua orang. Dia sangat disayangi karena sikap ramahnya. Dia adalah satu-satunya orang di kalangan suku Quraisy yang mendalami secara intensif nasab-nasab dan sejarah suku Quraisy. Dia juga mengetahui secara pasti berbagai peristiwa yang menimpa suku Quraisy, dan peristiwa yang baik sampai peristiwa yang buruk. 

Mata pencahariannya adalah berdagang. Kejujurannya dalam dunia bisnis sudah dikenal di mana-mana. Anggota kaumnya banyak yang bersanding dan bersahabat akrab dengannya. 

Karena berbagai kelebihan telah dimiliki, seperti pengetahuan yang luas, perdagangan yang sukses dan pergaulan yang ramah. 

Dalam keseharian, Abu Bakar bergelut di dunia perdagangan. Ketekunan dan kegigihannya membuahkan keuntungan berlipat. Barang dagangannya adalah busana. Itu merupakan lahan bisnis yang memerlukan jiwa seni dan cita rasa tinggi untuk menentukan motif yang cocok bagi semua orang. Namun, di balik semua sifatnya yang penuh kelembutan, tersimpan keteguhan hati dan kemauan yang membaja.” 

Biografi Abu Bakar selanjutnya dapat dibaca pada postingan yang berjudul : Abu Bakar Masuk Islam (Biografi Lengkap Abu Bakar Ash Shiddiq ra.)

Perang Ahzab (Perang Parit) - Biografi Lengkap Rasulullah SAW

Biografi Lengkap Rasulullah SAW, perang khandak, perang parit
Dengan keluarnya Bani Qainuqa dari Madinah, telah menimbulkan sakit hati di kalangan Bani Nadhir. Sejak saat itulah mereka telah menanti-nanti saat yang paling baik untuk membalas dendam kepada Nabi Muhammad. Dengan cara sembunyi-sembunyi, pada saat Nabi sedang berjalan-jalan di lorong mereka, hampir saja mereka berhasil membunuh Nabi. Rencana mereka tidak berhasil karena Nabi dapat mengetahui maksud mereka sehingga beliau terhindar dari bahaya.

(baca juga biografi Nabi sebelumnya : Perang Uhud - Biografi Lengkap Rasulullah SAW)

Perbuatan Bani Nadhir tersebut telah melanggar perjanjian yang telah dibuat bersama. Karena pelanggaran ini, sesuai dengan perjanjian itu, maka Nabi mengeluarkan perintah agar semua kaum Yahudi keluar dari kota Madinah, Tetapi, mereka menentang perintah ini karena merasa kuat dan mengharapkan bantuan Abdullah bin Ubay. Sesudah dikepung oleh tentara Islam, mereka menyerah. Akhirnya, mereka diusir keluar kota Madinah. 

Di antara mereka, sebagian besar mengungsi ke Khaibar sebagian lagi nenyebar ke berbagai tempat lain, tetapi seluruhnya telah dikoordinasikan oleh kaum Yahudi. 

Lalu, bergabunglah kekuatan Yahudi dengan kekuatan kafir Quraisy Mekah, ditambah orang-orang Arab Badui untuk bersama-sama menentang Islam. 

Pada bulan Syawwal tahun ke-5 Hijriah, pasukan gabungan yang terdiri dari 24 ribu orang bergerak menuju Madinah. Mereka bertekad hendak melancarkan serangan besar-besaran. Sekali serangan untuk yang terakhir. Sementara itu, di pihak Islam, hanya mempersiapkan pasukan sejumlah 2.000 orang. 

Rencana sekutu itu telah diketahui terlebih dahulu oleh Nabi. Dengan segera, Nabi bermusyawarah dengan para sahabatnya untuk menghalau serangan yang bakal dilancarkan itu. 

Salman Al-Farisi adalah orang yang banyak mengetahui seluk-beluk peperangan yang belum dikenal di daerah-daerah Arab. Ia mengusulkan supaya di sekitar Madinah digali parit dan keadaan kota diperkuat dari dalam. 

Usul ini segera dilaksanakan oleh kaum muslimin. Saat menggali parit, Nabi juga turun tangan. Beliau ikut mengangkat tanah dan terus member semangat, dengan menganjurkan kepada mereka supaya terus melipatgandakan kekuatan. 

Setelah pekerjaan penggalian selesai, anak-anak dan kaum wanita dipindahkan ke tempat yang lebih aman, untuk berjaga-jaga jika kaum Yahudi yang masih berada di dalam kota menyerbu kaum muslimin secara tiba- tiba. Semula pasukan gabungan mengira bahwa mereka dapat bertemu dengan pasukan kaum muslimin di Uhud, tetapi ternyata di tempat tersebut kosong. Kemudian mereka meneruskan perjalanannya. Tak lama kemudian tentara sekutupun tiba. Mereka terkejut oleh adanya parit, mereka heran sekali melihat jenis pertahanan yang asing bagi mereka. 

Selama satu bulan lamanya kota Madinah dikepung musuh. Selama pengepungan itu, kaum muslimin menderita kelaparan. Banyak tentara Islam yang takut dan khawatir, terlebih lagi karena pengaruh beberapa orang munafik dalam golongan mereka. 

Setelah lewat satu bulan, tentara musuh tak tahan lagi. Mereka menyerbu dengan melompati. parit yang agak sempit dengan kuda mereka. Peperangan pun tak dapat dihindarkan. Dalam peperangan itu, Ali bin Abu Thalib telah dapat membunuh Amr bin Abdu Wadd yang konon mampu menghadapi 100 orang. 

Begitu berat penderitaan yang dirasakan oleh kaum muslimin pada waktu itu. Mereka harus berperang menghadapi musuh-musuhnya dalam keadaan lapar. Hal ini dilukiskan dalam firman Allah sebagai berikut :
“(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan.” (A1-Ahzab [33]: 10) 

Ayat di atas menggambarkan betapa hebatnya perasaan takut dan perasaan gemetar pada saat itu. Ditambah lagi perasan menderita di pihak kaum muslimin, setelah pimpinan baru Quraizhah, Ka’ab bin As’ad berkhianat, lari ke pihak musuh. Padahal. dia adalah orang yang mengetahui strategi pertahanan Nabi. 

Tiba-tiba, datanglah Nu’aim bin Mas’ud -salah seorang pemuka Yahudi- menghadap Nabi. Ia menyatakan diri masuk Islam atas kesadaran sendiri. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Nabi untuk menghancurkan kekuatan musuh. Beliau mengutus Nuaim menemui musuh. Ia menghasut pemimpin Yahudi untuk tidak percaya kepada Quraisy, dan sebaliknya, menghasut pemimpin Quraisy agar tidak percaya kepada pemimpin Yahudi. Hal ini membuat barisan musuh mulai tidak percaya satu sama lain. Sehingga perpecahan di antara mereka tak dapat dielakkan lagi.

Dalam keadaan seperti itu datanglah angin topan yang bertiup kencang disertai hujan deras yang memporak-porandakan kemah-kemah pasukan gabungan itu. Inilah pertolongan Allah kepada kaum muslimin, sebagaimana disitir di dalam firman Allah :
“Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) ,mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari Peperangan. Dan Allah adalah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (A1-Ahzab [33]: 25) 

Ayat tersebut rnengisyaratkan kepada kaum muslimin bahwa kaum muslimin tidak perlu berperang, karena Allah telah menghalau mereka dengan mengirimkan angin dan Malaikat. Pasukan gabungan itu pun mengundurkan diri dan kembali ke negeri masing-masing dengan tangan hampa. 

Setelah seluruh pasukan gabungan itu kembali pulang ke negeri mereka masing-masing, Nabi Muhammad mulai memikirkan keadaan yang mungkin terjadi pada kesempatan lain. Kali ini, Allah telah menyelamatkan umat Islam dari musuh yang selama ini mengancamnya. Sungguh pun demikian, pihak Yahudi dapat saja mengulangi kembali peristiwa semacam itu. Mereka dapat mencari kesempatan kembali untuk melakukan hal yang sama; tidak pada musim dingin yang begitu dahsyat seperti tahun ini; yang telah berubah wujud menjadi bantuan Allah dalam menghancurkan pihak musuh. 

Keberhasilan kaum muslimin dalam mematahkan serangan yang dilancarkan oleh pasukan gabungan yang jumlahnya begitu besar sangat menakjubkan suku-suku di sekitar Madinah yang kemudian dengan sukarela mereka bergabung dengan umat Islam. Sejak saat itulah, Islam tersiar dengan cepat di antara suku-suku yang berada di sekitar Madinah. 

Sesudah mengusir musuh dari dalam kota, kaum muslimin memutuskan untuk menghukum Bani Quraizhah yang membantu penduduk Mekah sewaktu menyerang Madinah. Kaum Yahudi memohon kepada Nabi agar nasib mereka diputuskan oleh Sa’ad bin Mu’adh, seseorang yang berasal dari kaum mereka sendiri. Nabi pun menunjuk Sa’ad untuk memutuskannya. 

Sa’ad merninta agar Bani Quraizhah mau bersumpah untuk tunduk atas putusan yang akan diambilnya. Keputusan yang diambil oleh Sa’ad adalah :
1) semua laki-laki Bani Quraizhah yang berkhianat harus dibunuh;
2) harta bendanya dibagi-bagikan; dan
3) anak-anak serta wanita-wanitanya ditawan. 

Keputusan Sa’ad dilaksanakanlah. Sebanyak 700 orang Bani Quraizhah dibunuh. Sejak saat itu, tamatlah riwayat bangsa Yahudi di Madinah.

Biografi Nabi Muhammad selanjutnya bisa dilihat dalam postingan berjudul : Perjanjian Hudaibiyah (Biografi Lengkap Rasulullah SAW)

Nabi Yusuf Dipenjara (Kisah Dalam Al-Quran)

bilik islam, kisah dalam al quran
Akhirnya Nabi Yusuf pun dijebloskan ke dalam penjara yang gelap dan sempit. Di dalam penjara, Beliau tidak berhenti beribadah kepada Allah. beliau pun sering memberikan nasihat kepada teman-temannya yang berada di penjara. 

Di sana, Nabi Yusuf menjalani kehidupan yang serba sulit. Namun, ia menjalaninya dengan hati tabah dan tawakal. Berbarengan dengan Nabi Yusuf, dipenjarakan juga dua orang pegawai istana dengan tuduhan hendak meracuni raja. Dua pegawai istana yang dipenjarakan tersebut adalah seorang penjaga gudang makanan dan seorang pelayan meja istana. 


Pada suatu pagi, datanglah kedua pemuda itu kepada Nabi Yusuf. Mereka mengatakan bahwa kemarin malam mereka telah bermimpi. Pelayan itu kemudian mengisahkan mimpinya. Dia seakan-akan melihat dirinya berada di tengah sebuah kebun anggur. Dia sedang memegang gelas. Gelas persis seperti gelas yang biasa digunakan oleh raja. Pemuda itu pun mengisi gelas itu dengan perasan anggur. 

Sementar itu, si penjaga gudang bermimpi memanggul sekeranjang roti di kepalanya. Namun, keranjang roti itu tiba-tiba disambar sekelompok burung. Burung-burung itu membawa keranjang pergi. Kedua pemuda itu berharap Nabi Yusuf dapat menjelaskan mimpi mereka. 

Nabi Yusuf tersenyum mendengar uraian kedua pemuda tadi. Beliau terdiam sejenak untuk memikirkan arti mimpi keduanya. 

“Aku dapat menerangkan arti mimpi kalian berdua. Akan tetapi, setelah itu, aku berharap kalian mau menyembah Allah dan tak lagi menyembah berhala.” 

“Baiklah, kami akan mengikuti apa kehendakmu asalkan engkau mengartikan mimpi kami,” ucap mereka berdua dengan yakin. 

“Arti mimpimu wahai Pemuda Pelayan, sebentar lagi engkau akan dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperti sedia kala,” ucap Nabi Yusuf sambil menatap pelayan itu. Pemuda itu terharu dengan ucapan Nabi Yusuf. Hatinya pun gembira mendengar kabar itu. 

“Sedangkan engkau Penjaga Gudang, engkau akan dihukum mati dengan disalib.“Mendengar perkataan Nabi Yusuf, pemuda itu sangat sedih. Namun, Nabi Yusuf membesarkan hatinya dengan mengatakan bahwa ia akan selamat di akhirat nanti bila mengikuti kata-kata Nabi Yusuf untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala. Hati pemuda itu pun terhibur dengan nasihat beliau. 

“Wahai temanku, Pelayan Istana! Bila engkau sudah bebas nanti, jangan lupa engkau menceritakan tentangku. Aku dipenjara bukan karena bersalah, tapi karena ingin menyelamatkan nama keluarga kepala polisi. Jangan engkau lupakan pesanku” ucap Nabi Yusuf lagi. Pemuda itu pun mengangguk tanda mengerti. 

Tak lama setelah Nabi Yusuf mengartikan mimpi mereka berdua, keluarlah surat pengampunan untuk pelayan istana. Dia dibebaskan dan kembali bekerja sebagai pelayan istana. Sementara itu, pemuda penjaga gudang makanan dihukum mati. 

Rupanya, pelayan istana lupa dengan pesan Nabi Yusuf. Setelah bebas, dia tidak menceritakan tentang Nabi Yusuf sehingga tidak ada seorang pun yang mengetahui nasib beliau. 

Baca juga kisah dalam Al Quran selanjutnya yang berjudul : Mimpi Sang Raja (Kisah Dalam Al-Quran)

Perbedaan Antar Malaikat Dalam Postur (Ukuran) Dan Kedudukan

bilik islam
Malaikat tidak diciptakan dalam satu rupa dan ukuran. Sebagian antara mereka memiliki dua sayap, sedangkan Jibril memiliki 600 sayap. Dan di sisi Allah SWT, mereka memiliki kedudukan yang berbeda-beda yang telah diketahui. Allah SWT berfirman :
Artinya “Dan tidak satu pun diantara kami (malaikat) melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu.” (QS.Ash-Shaaffaat: 164). 

Allah Ta’ala berfirman tentang Jibril :
Artinya : Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang memiiki kekuatan, memiiki kedudukan tinggi disisi (Allah) Yang memiliki ‘Arsy, yang disana (dialam malaikat) Ia ditaati dan dipercaya. “(QS. At-Takwiir: 19-2 1).

Maksudnya, Jibril memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia disisi Allah SWT. Dan termasuk Malaikat yang paling utama adalah Malaikat yang menghadiri (turut serta) dalam perang Badar. Disebutkan didalam Shahih al-Bukhari, dan Rifaah bin Raafi RA, bahwa Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW seraya berkata, “Bagaimana anggapan kalian atas orang-orang yang mengikuti perang Badar? “mereka adalah yang terbaik diantara kami.” Jawab Beliau. Jibril pun berkata, “Demikian juga malaikat yang mengikuti perang Badar, mereka disisi kami adalah malaikat-malaikat yang terbaik.”

Keutamaan Dan Khasiat Surat Al Qadr

khasiat surat al qadr

Bacaan surat Al Qadr : 


Bismillaahir rahmaanir rahiim.
1. Innaa anzalnaahu fi lailatil qadr.
2. Wa maa adraaka’maa lailatul qadr.
3. Lailarul qadri khairum min alfi syahr.
4. Tanazzalul malaaikatu war ruuhu fiihaa bi idzni rabbihim min kulli amr.
5. Salaamun hiya hattaa mathla’il fajr.

Artinya :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
  1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.
  2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
  3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
  4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala arusan.
  5. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.

Mengenai keutamaannya banyak sekali sebagaimana yang telah dikatakan oleh Imam Ahmad bin Musa ketika beliau dimintai oleh seorang yang selalu dalam kesempitan rezeki. Maka beliau mengatakan agar diperbanyak membaca surat Al Qadr. 

Di antara keutamaan yang lain ialah : 

1. Untuk menghilangkan kesempitan rezeki

Caranya : Perbanyaklah membaca surat Al Qadr. Ulangilah berkali-k ali kapan saja dan di mana saja. Pusatkanlah pikiran pada waktu membaca untuk menghadap kepada Allah agar dengan berkah surat Al Qadr itu semua kesempitan dapat sirna dengan izin-Nya. Bacalah surat itu dalam keadaan suci agar lebih mendekatkan diri kepada Allah. Setelah cukup banyak membaca (menurut kemampuan sendiri-sendiri), lalu bacalah doa di bawah ini :


“Alláhumma yaa man huwa yaktafii ‘an jamii’i khalqihi wa laa yaktafii ‘anhu ahadun min khalqihi. Yaa ahada man laa ahada lahu inqatha’ar rajaau illaa minka, wa khaabatil aamaalu illaa fiika wa saddatit thuruqu illaa ilaika. Ya ghayyaatsul mustaghitsiin aghitsnii” (Bacalah “aghitsnii” sampai 7 kali). 

Artinya :
“Ya Allah. waai Zat yang cukup (tidak membutuhkan) dari semua makhluk-Nya, dan tidak cukup (sangat membutuhkan) dari pada-Nya seseorang dari makhluk-Nya. Wahai Zat yang Maha Esa, yang tidak ada seorang pun yang menyamai ke Esaan-Nya. Terputuslah semua pengharapan kecuali dari-Mu, dan rugilah semua angan-angan kecuali kepada-Mu dan menjadi tersumbat semua jalan kecuali kepada-Mu. Wahai Zat yang Maha Penolong kepada orang-orang yang minta tolong, tolonglah aku.” 

2. Untuk mendatangkan semua yang dihajati
Caranya : Bacalah surat Al Qadr 41 kali, kemudian bacalah doa seperti  di atas 41 kali juga. Setelah semua selesai, maka utarakanlah hajat yang dikehendaki kepada Allah. Mintalah kepada-Nya dengan kesungguhan hati, Insya Allah, Tuhan akan mengabulkan hajatnya; 

3. Untuk keteguhan iman
Caranya : Setiap hari Jumat bacalah surat Al Qadr 1.000 kali. Dengan mengamalkan seperti ini setiap hari Jumat, maka iman kita selalu dijaga oleh Allah, tidak mudah luntur oleh berbagai cobaan. Orang yang mengamalkan ini terus menerus, maka dia tidak akan mati sebelum bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw. 

4. Selalu lapang dalam mata pencaharian sehari-hari
Caranya : Bacalah surat Al Qadr 36 kali pada segelas air. Lalu percikkan air itu pada baju atau pakaian lainnya yang suci atau pakaian yang baru. Maka berkat berkah bacaan itu Insya Allah mata pencaharian sehari-hari akan terjamin, lancar dan membawa berkah, selama pakaian tadi masih ada padanya (belum rusak). 

5. Mayat tidak akan disiksa dalam kubur

Caranya : Menurut riwayat dari Rasulullah Saw. beliau bersabda :
“Barangsiapa yang mengambil segenggam tanah pekuburan sewaktu mayat dikubur dan ia bacakan surat Al Qadr atasnya 7 kali, kemudian ia sertakan segenggam tanah itu dengan mayat pada kain kafannya atau di dalam liang kuburnya, maka mayat itu ridak disiksa di dalam kubur.” 

Keterangan :
Demikianlah di antara khasiat surat Al Qadr, di mana di dalam ayat itu diterangkan bahwa Al Quran mulai diturunkan pada malam Lailatul Qadr yaitu malam kemuliaan yang nilainya lebih mulia dari seribu buian. Pada malam Lailatul Qadr itulah Malakat Jibril turun ke dunia untuk mengatur segala urusan. 

Bagi mereka yang ingin mengamalkan bacaan surat Al Qadi maka amalkanlah dengan kesucian hati dan badan. Dengan demikian doa yang kita panjatkan kepada Allah lekas dikabulkan. Lagi pula jangan lupa memulai berdoa dengan membaca hamdalah dan membaca salawat kepada Nabi Mul-ammad Saw.

Sunday 23 October 2016

Fatwa Ulama Tentang Hukum Membaca "Ushalli" Sebelum Takbiratul Ihram

Berikut ini kita coba perhatikan beberapa fatwa ulama mengenai talaffuz bin-niyyah ini. 

1. Berkata Imarn Nawawi dalam kitab Al-Minhaj :
“Niat itu tempatnya di dalam hati dan disunnatkan melafazkannya sesaat sebelum takbir” 

2. Berkata Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj II/12 :
“Dan disunnatkan melafazkan apa yang diniatkan sesaat menjelang takbir agar supaya lisan dapat menolong hati dan juga untuk keluar dari khilaf orang yang mewajibkannya walaupun (pendapat yang mewajibkan ini) adalah syaz yakni menyimpang. Kesunnatan ini juga karena qiyas terhadap adanya pelafazan dalam niat haji”. 


3. Berkata Imam Ramli dalam Nihayatul Muhtaj jilid 1/437:
“Dan disunnatakan melafazkan apa yang diniatkan sesaat menjelang takbir agar supaya lisan menolong hati dan karena pelafazan itu dapat menjauhkan dari was-was dan juga untuk keluar dari khilaf orang yang mewajibkan “. 

Memperhatikan pernyataan Ibnu Hajar Al-Haitami dan Imarn Ramli yang mengatakan bahwa diantara tujuan pelafazan niat itu adalah “Agar lisan dapat menolong hati” dan “Agar terjauhkan dari was-was” menunjukkan adanya semangat ijtihad dikalangan para ulama agar hati sebagai tempat niat dapat lebih terkonsentrasi (khusyu’) diketika melakukan niat itu. Sehingga dianjurkan agar sebelum hati melakukan niat sebaiknya diucapkan dulu niat tersebut agar setelah itu hati kita dapat lebih mantap melakukannya. Memang sangat dirasakan manfaat dari pengucapan dengan lisan itu. Contoh sederhana ketika seseorang hendak menghitung sesuatu. Andai dicukupkan menghitung dalam hati saja dengan satu, dua, tiga dan seterusnya, maka kemungkinan hati menjadi bimbang sangatlah besar. Tetapi apabila mengucapkan satu, dua , tiga dan seterusnya itu disertai dengan lisan kita, maka hati kita akan lebih mantap dalam melakukan penghitungan. Cobalah anda menghitung sesuatu dengan diam, cukup dengan hati saja. Kemudian anda bandingkan dengan menghitung yang disertai ucapan lisan. Pasti anda akan merasakan perbedaannya. 

Terakhir perlu kiranya kita ketahui bagaimana pendapat Imam Madzhab yang empat dalam masalah talaffuz bin-niyyah ini . 

Tersebut dalam kitab A1-Fiqhul Islami karangan Dr. Wahbah Zuhaili jilid 1/767 :
“Disunnatkan melafazkan niat menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki”. 

Adapun menurut madzhab Maliki diterangkan dalam kitab yang sama jilid 1/214 bahwa :
“Yang utama adalah tidak melafazkan niat kecuali bagi orang yang berpenyakit was-was, maka disunnatkanlah baginya melafazkan agar hilang daripadanya keragu-raguan “. 

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa : “Sunnat melafazkan niat shalat atau membaca ushalli sesaat menjelang takbirotul ihram dengan tujuan agar lidah menolong hati atau agar terhindar dari was-was (kebimbangan dan keragu-raguan)”. Fatwa ini adalah fatwa dalam madzhab Hanafi, madzhab Syafi’i dan madzhab Hambali. Adapun madzhab Maliki, maka disunnatkan bagi yang berpenyakit was-was saja. Oleh karena itu mengatakan talaffuz bin-niyyah sebagai amalan yang bid’ah berarti menuduh Imam Madzhab yang empat beserta seluruh pengikutnya sebagai pelaku bid’ah yang akan masuk dalam neraka. Na’uuzubillaahi min zaalik! Semoga kita terhindar dari menuduh sesama muslim apalagi ulama-ulama yang besar dengan tuduhan keji sepenti ini.

Tabir Wanita