Saturday 10 September 2016

Meyakini Keagungan Dan Kesempurnaan Allah SWT

Keagungan Allah, iman kepada allah. kesempurnaan allah
A.    Sifat Wajib bagi Allah
Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan kepada sifat wajib.
Marilah kita mengenal 20 sifat wajib bagi Allah SWT, yaitu : 


B. Sifat Mustahil bagi Allah
Kita wajib mengetahui 20 sifat mustahil bagi Allah SWT. Mustahil artinya tidak dapat dibenarkan oleh akal, atau sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Adapun sifat-sifat mustahil bagi Allah, ialah segala sifat yang berlawanan dengan sifat-sifat yang wajib bagi Allah, yaitu : 


C. Sifat Jaiz bagi Allah
Disamping sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah ada lagi sifat boleh atau sifat jaiz yang dimiliki oleh Allah. Sifat jaiz bagi Allah hanya ada satu, artinya boleh atau mungkin bagi Allah menjadikan sesuatu itu “ada” atau boleh atau mungkin juga membuatnya “tidak ada”, maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggalkannya. Allah sangat berkuasa untuk memilih, membuat sesuatu atau meninggalkannya. 

Firman Allah SWT : Artinya: “Allah wenang menjadikan sesuatu atau meninggalkannya”. 

Dan dalam pembuatan apa saja Allah itu tidak dipaksa atau terpaksa. Contohnya, boleh atau mungkin bagi Allah menciptakan langit, bumi dan matahari dan lain-lain dan dilain pihak boleh atau mungkin juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya. Tidak wajib bagi Allah membuat sesuatu seperti menghidupkan atau mematikan tapi Allah mempunyai hak muthlaq untuk menghidupkan atau mematikan.

Allah SWT berfirman :
Artinya : “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya.” (QS. Al Qashash: 68). 

Artinya : “Kepunyaan AIlah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya, Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Ma’idah: 17) 

Jelasnya, tidak seorangpun dari makhluk Allah yang berhak untuk memaksa Allah untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Karena Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa. Kekuasaanya tidak bisa dipaksa. Jika bisa dipaksa berarti wajib dilakukan. Maka mustahi bagi Allah memiliki sifat.

Saturday 24 October 2015

Asmaul Husna - Al Mu’min

Al Mu’min artinya Yang Maha Menganugerahkan keamanan, Hanya Allah yang dapat memberikan rasa aman. Kita tidak boleh minta perlindungan kepada selain Allah. Kita mohon perlindungan dan rasa aman kepada Allah dari mara bahaya yang mengancam jiwa; dan penyakit hati, seperti dengki, dendam, bakhil, dan malas; dan penyakit jasmani yang mengancam jiwa; dari kelaparan dan kecemasan.

Firman Allah SWT :
Artinya: “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah), Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.“


Al Mukmin adalah zat yang memberi rasa aman. Pada awal penciptaannya, manusia adalah makhluk yang lemah, yang sangat membutuhkan bantuan dari sesama makhluk lainnya untuk mendapatkan rasa aman. Ia butuh orang lain untuk menjamin makannya, yang mengobati rasa sakitnya serta yang melindunginya ketika diancam dari sesuatu yang ingin melukainya, sehingga sebagai pribadi dan kelompok, manusia akan selalu berusaha untuk memperoleh rasa aman dengan cara yang berbeda-beda.

Kehidupan akan terasa nyaman dan berjalan semestinya karena adanya keamanan. Negara yang tidak aman sulit melaksanakan pembangunan. Kehidupan masyarakat akan terancam bila tidak ada keamanan. Kita lihat bagaimana negara yang sedang dalam peperangan.

Keamanan dan rasa aman yang kita peroleh tidak terlepas dari kekuasaan Allah. Ketenangan hati hanya didapat bila kita dekat dengan Allah, rajin membaca Al-Quran, rajin sholat, dan lain-lain. Ketidak nyamanan bukan hanya akibat ulah manusia tapi bisa juga karena binatang buas, bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain-lain. Ada orang yang merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tentram. Sebaliknya ada orang yang merasa, tenang, tidak gelisah walaupun situasi dan keadaan genting dan kacau.

Contoh dari bukti sederhana bahwa Allah bersifat Al-Mu’min dapat kita lihat dalam diri kita sendiri. Seperti pada tubuh kita, Allah menciptakan alis di atas mata yang berfungsi melindungi mata dari keringat yang jatuh, bulu mata melindungi mata dan debu dari binatang-binatang kecil.

Bukti lain di luar tubuh kita seperti ketika Rasulullah ingin Hijrah dari Mekkah ke kota Madinah. Pada malam keberangkatan Nabi Muhammad, sekeliling rumah Nabi telah di pagar betis oleh orang-orarig Quraisy yang ingin membunuh Nabi Muhammad SAW.

Akan tetapi dengan sifat Al-Mukmin Allah telah memberi keselamatan kepada Rasulullah. Rasulullah dengan aman dapat keluar dan rumah dan meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah.

Orang yang beriman kepada Allah Al-Mu’min akan selalu tenang dan tidak gegabah dalam menghadapi setiap keadaan dan situasi yang genting dan kacau sekalipun.

Sifat Allah Al Mumin ini menerangkan bahwa Allah memberi rasa aman dan tenteram dalam hati hamba-Nya. Polisi, tentara, dan satpam mencoba meneladani sifat Al Mu’min ini dengan menjaga keamanan lingkungan.

Jadi jika kita ingin selalu aman dan tentram, kita harus selalu ingat kepada Allah SWT. karena Allah memberi rasa aman dan ketentraman dalam hati hambah-Nya.

Kisah Teladan Nabi
GUBUK KAKEK YANG MERUSAK KEINDAHAN KOTA

Berjalan tergopoh-gopoh, seorang lelaki Yahudi datang menemui Khalifah Umar bin Khattab, “Wahai khalif, oh aku sengaja datang menghadapmu untuk mengabarkan tentang gubukku. Gubernur Amru bin Ash, bawahan khalifah, telah mnghancurkan gubukku. Alasannya, gubukku sudah mengganggu keindahan kota.”

Seteloh mendapat laporan itu, Khalifah Umar lalu memanggjl Amru bin Ash , “janganlah engkau semena-mena pada siapapun. Meskipun ia seorang Yahudi. Sekarang bangun kembali gubuk orang Yahudi itu seperti semula.”

Tentu saja orang Yahudi itu terkagum-kagum dengan kebijaksanaan khalifah. Meskipun dirinya seorang Yahudi, namun Islam tetap melindungi keamanannya. Saat itu pula ia lalu masuk Islam.

Asmaul Husna - Al Haadi

Al Haadi artinya Yang Maha Pemberi Petunjuk Allah adalah zat yang menganugerahkan petunjuk. Petunjuk yang diberikan Allah bertingkat-tingkat.

Petunjuk Allah pada tingkat pertama adalah naluri yang diberikan sejak manusia lahir, misalnya tangis bayi ketika lahir. Petunjuk Allah pada tingkat kedua adalah panca indra. Ketika bayi mulai tumbuh kembang, dia mulai membutuhkan fungsi pancaindra.

Mata berfungsi untuk melihat, hidung untuk mencium, telinga untuk mendengar, lidah untuk mengecap, dan kulit untuk merasa.

Petunjuk Allah pada tingkat ketiga adalah akal. Anak yang masih kecil belum dapat menggunakan akal secara optimal. Mereka belum dapat membedakan baik dan buruk. Allah memberikan akal pada manusia untuk berpikir.

Petunjuk Allah pada tingkat keempat atau yang tertinggi adalah hidayah agama. Dengan hidayah, manusia tidak akan tersesat selamanya. Manusia menjadi orang beriman dan mau mengamalkan ajaran Islam. Allah berfirman:
Artinya: “Dan agarorang-orang yang telah diberiilmu, meyakini bahwasanya Al Quran ltulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beniman kepada jalan yang lurus.”

Kisah Teladan
PERAMPOK YANG MINTA DIBACAIN AYAT AL QUR’AN

Saat Syeikh Al Asma’i pergi berhaji, tiba-tiba di tengah jalan Ia dihadang oleh seorang perampok. Anehnya, perampok itu malah meminta Syeikh membaca salah satu ayat Al Qur’an.

Syeikh pun lantas membacakan sebuah ayat Al Quran. Tiba-tiba siperampok itu menggigil ketakutan. “Ya Allah...aku benar-benar menyesal, selama ini hidupku banyak merugikan orang lain. Aku benar-benar orang terkutuk.

Sudahlah, sahabatku. Allah itu Maha Pengampun. Masih ada waktu engkau untuk bertobat.” Kata Syeikh menenangkan.

Subhanallah...saat itu juga, Si perompok langsung bertobat. Tolong aku, ajari shalat dan ilmu agama lainnya...” dengan senang hati Syeikh Al Asma’i pun mengajari semuanya sampai Ia hafal.

Wednesday 21 October 2015

Asmaul Husna - Al Muhaimin

Al Muhaimin artinya Yang Maha Memelihara. Semua makhluk di alam ini diciptakan Allah. Dia yang melindungi dan menjaganya. Dia mengurus sendiri semua makhluk-Nya. Da tidak akan membiarkan makhluk-Nya terlantar.

Allah menyayangi manusia dan tidak ingin manusia tersesat, maka dari itulah Allah memberi petunjuk melalui Al Qur’an.

Firman Allah SWT :
“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dan apa yang mereka persekutukan.” (QS 59:23)


Kata Al Muhaimin berasal dan kata haimana yuhaiminu yang berarti memelihara, menjaga, mengawasi atau menjadi saksi (yang membenarkan atau menyalahkan.)

Al Muhaimin yang merujuk kepada sifat Allah (QS 59: 23) berarti bahwa hanya Allah yang memelihara dan menjaga seluruh makhluknya baik dari segi keselamatannya, keamanan, dan kesejahteraannya. Salah satu hikmah penyebutan Al Muhaimin di belakang As Salam dan Al Mu’min adalah bahwa Allah yang memelihara kesejahteraan (salam) dan ketenangan hati (amin) dan seluruh hamba-Nya.

Pemeliharaan dan pengawasan Allah itu begitu luas cakupannya, karena banyaknya yang diawasi dan luasnya jagad raya ini sehingga tidak ada satu makhlukpun yang dapat menandingi. Apalagi menandingi kemampuan Allah dalam memelihara dan mengawasi, membayangkan kemampuan Allah untuk melakukan pemeliharaan dan pengawasan saja tidak ada yang bisa. Akal manusia terlalu lemah untuk dapat membayangkannya. Begitu pula indera mereka hanya memiliki kemampuan yang sangat terbatas. Hanya mampu melihat yang lahir saja. Manusia tidak bisa melihat apa yang tersembunyi di kegelapan malam. Sedang bagi Allah sebutir biji yang jatuh dalam kegelapanpun dilihat-Nya (QS Al- An’am/6: 59).

Begitupun indera yang lain hanya mampu menjangkau segala sesuatu yang bersifat lahiriyah saja sedang apa yang tersembunyi di dalam hati tidak bisa dilihatnya. Sedang Allah menyaksikan sekaligus yang lahir dan apa yang dibisikkan oleh hati manusia. Bahkan apa yang disembunyikan oleh hati manusiapun diketahui Allah. Pengawasan manusia juga dibatasi oleh ruang dan waktu. Apa yang ada di balik tembok tidak bisa dilihatnya. Begitu pula apa yang sudah terjadi di masa lampau dan apa yang akan terjadi di masa mendatang tidak bisa diketahuinya sekarang. Allah sangat jauh dari kelemahan seperti itu. Allah SWT menyaksikan sekaligus semua makhluknya di mana saja mereka berada di seluruh jagad raya ini secara silmultan. Bahkan Allah menjangkau semua penglihatan, tetapi tidak ada penglihatan manusia yang dapat menjangkaunya (QS Al- An’am/6: 103).

Al-Muhaimin Artinya Allah yang maha menjaga. Alam semesta beserta isinya ada yang memelihara dan menjaga. Bumi selalu berputar mengelilingi matahari. Allah SWT telah menetapkan bumi, bintang, planet-planet lainnya berputar pada porosnya. Sehingga, terjadi keseimbangan antara benda-benda raksasa tersebut satu dengan yang lainnya. Yang menjaga keseimbangn alam semesta hanyalah Allah SWT.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Anbiyah ayat 33.
Artinya: “dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS:Al-Anbiyah :21:33)

Seluruh alam terhampar dalam angkasa raya yang sangat luas, yang tak seorang pun mengetahuinya batas-batas kekuasanya kecuali sang pencipta. Demikian pulah dengan tubuh atau jasad manusia. Manusia dapat hidup, bergerak, berfikir, memiliki tenaga, kekuatan, dan ksehatan. Itu semua nikmat dari Allah SWT yang maha menjaga.

Kisah Teladan Nabi

UNTA RAKSASA PELINDUNG RASULULLAH

Allah SWT Maha Memelihara, terutama pada hamba-Nya yang bertakwa. Nabi Muhammad SAW adalah salah atu Nabi kekasih Allah SWT. Saat itu, Nabi Muhammad SAW dimusuhi oleh Abu Jahal dan kaum musyrikin Quraisy. Karena mereka tak suka dengan dakwah Nabi Muhammad SAW yang mengajak kepada kebenaran.

Setiap subuh, Nabi Muhammad SAW biasa melaksanakan salat Subuh di depan Ka’bah, “Aku akan menjatuhkan batu besar ke atas kepala Muhammad SAW saat dia sedang sujud,” kata Abu Jahal sambil bersiap-siap menjatuhkan sebuah batu besar. Namun tiba-tiba datang seekor unta raksasa mau menerkam Abu Jahal. Tentu saja Abu Jahal berlari ketakutan. Akhirnya, ia pun gagal melaksanakan niatnya untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.

Monday 19 October 2015

Asmaul Husna - Al Quddus

Al Quddus artinya Allah Yang Maha Suci. Berarti Allah tidak memerlukan apa-apa seperti manusia butuhkan untuk hidup. Dia tidak mempunyal kekurangan. Hanya Dialah yang patut dipuji dan disembah. Maka dari itu kita harus berbuat baik agar dekat dengan yang Maha Suci.
Dalam Al Qur’an difirmankan:
Artinya: “Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. AL Hasyr : 23)

Artinya : Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, yang Maha Suci, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q5. Al Jumu’ah :1)


Al-Quddus artinya yang maha suci. Allah tidak sedikitpun memiliki kekurangan. Allah juga tidak memiliki sifat tercelah seperti jahat, iri, dengki, rakus, dendam, dan sebagianya.

Dengan sifat Al-Quddus, Allah SWT menunjukan bahwa dia maha suci. Tidak ada yang pantas di sekutukan dengan Allah. Tidak ada satu pun mahluk yang ada di langit dan di bumi yang pantas di samakan dengan Allah.

Meski tidak menjadi suci seperti Allah, kita juga harus menerapkan nama Allah dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menjauhkan diri dari penilaku buruk. Kita harus selalu berbuat baik kepada orang lain. Misalnya, bila ada seorang teman yang sedang kesusahan, maka kita harus membantunya. Kalau ada teman yang sedang gembira, maka kita turut gembira.

Al-Quddus. Tahu kah kamu arti Al Quddus ? Al-Quddus artinya maha suci. Allah terbebaskan dari kekurangan dan sesuatu yang tidak layak baginya. Allah juga terbebaskan dan berbagai bentuk dan sifat dapat di lihat oleh panca indra, atau dapat di bayangkan oleh hayalan dan fikiran.

Sering muncul banyak pertayaan, apakah Allah dapat di lihat oleh manusia dan bentuknya seperti apa?’ Kita harus bisa menjelaskan bahwa Allah tidak dapat di lihat, dan tidak berbentuk. Allah tidak beranak, dan tidak di peranakan. Tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah. Manusia tidak dapat menghayalkannya, tetapi harus mengimaninya.
Firman Allah dalam surat Asy-Syura/42 Ayat 11.
Artinya: “(Allah) pecinta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasang-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari hewan ternak pasangan-pasangannya juga. Dijadikanya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan dia. Dan dia yang hama mendengar lagi dan maha melihat” (surat Asy-Syura/42 Ayat 11)

Artinya: “dia tidak dapat di capai oleh penglihatan mata, sedangkan dia dapat melihat segalah penglihatan itu, dan dialah yang maha halus, lagi maha teliti.” (Surah Al-An’am/S ayat 103)

Kisah Teladan Nabi


BUAH APEL PEMBAWA KEBERUNTUNGAN
Suatu hari, Tsabit bin Ibrahim menemukan sebuah opel di jalan dan memakannya. Tiba-tiba Tsabit berseru, “Ya Allah! Apel ini bukan milikku, kenapa aku makan?” Tsabit-pun kemudian menemui pemilik pohon opel itu dan minta diikhlaskan.

“Aku baru akan mengikhlaskan apel itu setelah engkau bersedia menikahi putriku”, kata si pemilik pohon apel. “tapi, putriku itu buta, tuli, dan tidak bisa berjalan...”. Karena ingin mendapat keridhaan Allah SWT, Tsabit-pun menikahi putri pemilik apel.

Ketika menikah, Tsabit keheranan saat bertemu istrinya. Ternyata istrinya amat cantik, tidak tuli, tidak bisu, dan tidak cacat. Istrinya lalu menjelaskannya, “Aku buta dari melihat hal yang haram. Aku tuli dari suara yang tidak di ridhai Allah. Aku bisu karena lidahku hanya untuk berzikir. Aku cacat karena kakiku hanya untuk berjalan ke tempat yang diridhai Allah SWT.”

Sunday 18 October 2015

Asmaul Husna - Al Waahid

Al Waahid artinya Yang Maha Esa Allah mempunyal sifat al Waahid. Al Waahid berarti Allah itu Maha Esa. Allah itu hanya ada satu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dia tidak mempunyai anak dan juga orang tua. Ia ada dengan sendirinya dan tidak ada yang setara dengan-Nya.

Allah yang menciptakan alam semesta beserta isinya, menggerakkan, memelihara semuanya agar berjalan dengan baik.

Terbitnya matahari dari sebelah timur dan terbenamnya ke sebelah barat begitu juga bulan dan bintang semua berjalan menurut kehendaknya Allah, itu semua menjadi bukti bahwa Allah Maha Esa.

Allah berfirman dalam surat Al lkhlas ayat 1-4 sebagai berikut:
Artinya: “Katakanlah Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

Beriman kepada Allah selain membenarkan ke-Esaan-Nya, kita juga harus melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Sebagaimana diterangkan dalam sabda Nabi SAW. Berikut:
“Iman itu percaya kepada Allah; kepada malaikat-malaikat Allah; Kitab-kitab-Nya; Rasul-rasul-Nya; Hari akhir; dan percaya pada takdir Allah yang balk maupun yang buruk.” (HR.Muslim)

Diantara tujuan dan fungsi Iman kepada Allah diantaranya adalah :
1. Meyakini akan keesaan Allah sebagai tuhan yang wajib disembah.
2. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
3. Menyandarkan diri dan memohon hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa.
4. Mentaati dan melaksanakan perintah-penintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-NYa
5. Agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
6. Mempercayai pada yang gaib.

Meneladani kisah nabi
BENCANA UNTUK KAUM A’D

Nabi Hud diutus Allah SWT pada kaum Ad. Ia menyeru pada kaum ‘Ad, “Wahai kaumku: sembahlah Allah Yang Maha Tunggal, karena tiada Tuhan selain Allah.” Namun kaum Ad tak pernah mau mengikuti seruan Nabi Hud As. Mereka terkenal sombong, pandai dan kuat. Mereka pandai membuat bangunan yang kokoh ditempat-tempat yang tinggi.

Mereka gemar berbuat kerusakan, menyiksa tawanan perang, merampok dan menyembah patung-patung berhala. Karena tak juga mau beriman pada Allah SWT, maka akhirnya Allah SWT pun menimpakan bencana mahadahsyat pada kaum ‘Ad. Kaum ‘Ad pun diserang angin kencang selama 8 hari 7 malam secara terus-menerus tiada henti. Tak ada satupun rumah, bangunan dan pohon-pohon yang masih berdiri kokoh. Semuanya tersapu bersih. Akhirnya, kaum ‘Ad pun rusak binasa tak tersisa.

Rangkuman
  1. Rukun iman pertama adalah iman kepada Allah SWT.
  2. Iman artinya percaya. Iman kepada Allah berarti bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah.
  3. Beriman kepada Allah, selain membenarkan ke Esaan-Nya, kita juga harus melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
  4. Ar Rahman berarti Allah Maha Pengasih. Allah mengasihi semua makhlukNya seperti manusia, binatang, dan lain-lain.
  5. Ar rahiim artinya Yang Maha Penyayang. Allah SWT menyayangi makhlukNya yang taat kepada-Nya, mereka akan mendapatkan pahala yaitu ditempatkan di surga-Nya.
  6. Al Quddus artinya Allah Yang Maha Suci. Berarti Allah tidak memerlukan apa-apa seperti manusia butuhkan untuk hidup.
  7. Asmaul husna berarti nama-nama Allah yang baik dan berjumlah 99 nama.
  8. Al Mu’min artinya Yang Maha Menganugerahkan keamanan. Hanya Allah yang mampu memberikan rasa aman kepada makhluk-Nya.
  9. Al Muhaimin artinya Yang Maha Memelihara. Allah yang mengurus makhluk-Nya dengan memberikan petunjuk Al Qur’anul Karim.
  10. Al Haadi artinya Yang Maha Pemberi Petunjuk. Hanya Allah yang mampu menganugerahkan petunjuk pada makhluk-Nya.
  11. Al Waahid artinya Yang Maha Esa. Allah mempunyai sifat al Waahid. Al Waahid berarti Allah itu Maha Esa. Allah itu hanya ada satu.

Friday 16 October 2015

Asmaul Husna - Ar Rahiim

Ar rahiim artinya Yang Maha Penyayang. Allah SWT menyayangi makhluk-Nya yang taat kepada-Nya, mereka akan mendapatkan pahala yaitu ditempatkan di surga-Nya. Maka dari itu agar disayang Allah, kita harus menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Apakah mereka taat dan berbakti kepada Allah SWT atau mereka ingkar dan durhaka padaNya, Dia tetap memberi rizki kepada makhluk. Bukan hanya manusia dan jin, melainkan juga kepada
makhluk lain, baik hewan maupun tumbuht umbuhan.

Allah Maha Penyayang, salah satu contohnya adalah Dia menciptakan manusia dengan peralatan tubuh yang lengkap. Dilengkapi tubuh kita dengan panca indera berupa mata, hidung, telinga.

Dalam Al Qur’an difirmankan :
Artinya: “dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (QS. Al- Baqarah: 163)

Contoh perbuatan yang jika dikerjakan akan disayang Allah SWT
1. Berkata benar dan jujur
2. Disiplin dan sabar
3. Menepati janji
4. Rajin ke masjid dan melaksanakan sholat
5. Rajin belajar dan mengaji Al Qur’an
6. Berbuat baik kepada kedua orang tua
7. Senang bersedekah dan beramal
8. Senang tolong menolong dalam perbuatan baik

Firman Allah SWT :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS: Maryam:96)

Wednesday 14 October 2015

Asmaul Husna - Ar Rahman

Ar-rahman berarti Allah Maha Pengasih. Allah mengasihi semua makhluk-Nya, seperti manusia, binatang, dan lain-lain.

Allah menciptakan bumi dan seisinya, juga tumbuhan semuanya untuk manusi. Sebagai orang Islam, kita harus mampu memanfaatkan semua pemberian Allah dengan sebaik-baiknya.

Kata Ar-Rahman secara luas dapat diartikan sebaga sifat kasih saying Allah kepada seluruh makhluk-Nya yang diberikan di dunia, baik manusia beriman atau kafir, binatang dan tumbuh-tumbuhan serta makhluk lainnya.

Ar-Rahmaan adalah sebuah nama/asma kepada Dzat yang memiliki nikmat panjang atau nikmat besar. Disini mencakup ilmu, akal, islam dan iman.

Maksudnya yaitu barang siapa yang mempergunakan ilmu dan akal yang di perolehnya untuk islam dan iman maka ia mendapakan nikmat panjang. Karena tidak hanya di dunia saja melainkan ketika di akhirat, ia pun akan mendapatkan nikmat dari Allah SWT.

Kemudian aplikasi dari Ar-Rahman dapat dilihat dari perilaku dermawan, tolong-menolong dan lapang dada. Selain itu kata Ar-Rahman juga dapat mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri apabila kata Ar-Rahman selalu diucapkan di setiap kesempatan.

Diantaranya kita gunakan panca indera kita pada hal-hal yang diridhoi Allah SWT,
- mata digunakan untuk melihat sesuatu yang diridhoi Allah.
- telinga digunakan untuk mendengarkan pengajian.
- tangan digunakan untuk membantu orang dalam kesulitan.
- kaki digunakan untuk pergi ke sekolah dan masjid.
- pikiran digunakan untuk memikirkan yang baik.
- mulut digunakan untuk berkata yang benar, berkata jujur serta sering membaca Al Qur’an.

Contoh kemurahan Allah SWT kepada makhluknya di bumi ialah dengan turun hujan. Coba kita perhatikan, ketika turun . hujan, tanah yang kering dan gersang ? kemudian menjadi subur, tumbuhlah berbagai jenis tanaman yang dibutuhkan oleh manusia dan binatang seperti dalam Al-Qur’an difirmankan :
Artinya:
1. (tuhan) yang Maha pemurah,
2 yang telah menajarkan Al Quran.
3. Yang menciptakan manusia.
4. mengajarnya pandai berbicara.


Allah mempunyai nama Ar-Rahman. Ar-Rahman artinya maha pengasih. Ar-Rahman juga maha pemurah. Jadi Allah memiliki sifat pengasih dan pemurah.

Semua mahluk yang ada di dunia ini di kasihi oleh Allah. Seperti hewan, manusia dan tumbuhan, di kasihi Allah. Allah tidak membedakan mahluk yang beriman maupun yang tidak beriman. Yang hidup maupun yang mati. Semua di beri kenikmatan oleh Allah.

Meneladani Kisah Nabi tentang Ar-rahman
 
PENGHARGAAN NABI SULAIMAN PADA BANGSA SEMUT
Suatu hari, Nabi Sulaiman bersama pasukannya sedang bepergian ke sebuah tempat, di tengah perjalanan ia segera menghentikan pasukannya. “Tunggu kita melewati sebuah sarang semut. Jangan sampai kita mengganggu mereka apalagi menginjak sakit seekor semut di sini!” seru Nabi Sulaiman sambil turun dari kudanya. Saat itu Nabi Sulaiman mendengar raja semut berseru kepada rakyatnya, “Wahai rakyatku. Cepatlah kalian menyingkir dan masuk ke dalam sarang. Lihat, raja Sulaiman dan rombongannya akan melewati tempat ini!”

Demi untuk menghargai bangsa semut, Nabi Sulaiman sampai memerintah kan pasukannya untuk berhati-hati. Padahal dalam kehidupan kita sehari-hari sering kita suka meremehkan semut karena ukurannya yang sangat kecil.

Saturday 26 September 2015

Beriman Bahwa Allah Itu Ada (Wujud)

Kita wajib percaya bahwa Allah itu ada (Wujuud). Wujuud artinya “Ada” maka mustahil “Tiada”.

Dalilnya : Allah Ta’ala berfirman:
Artinya: “Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Boqarah:29)

Allah memang gaib, yaitu tidak tampak oleh penglihatan makhluk, tetapi Allah itu ada. Keberadaan-Nya dapat kita rasakan dengan melihat segala sesuatu yang terjadi di alam ini. Jika kita melihat planet-planet yang bergerak mengelilingi matahari secara teratur, tidak mungkin planet-planet itu bergerak dengan sendirinya. Ia bisa bergerak dengan teratur karena memang ada yang menggerakkannya. Meski kita tidak melihat yang menggerakkannya, namun kita yakin ada kekuatan besar yang menggerakkannya. Manusia tidak mungkin menggerakkannya. Lalu siapa lagi yang bisa menggerakkannya kalau bukan Allah yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, meskipun kita tidak dapat melihat Allah, tetapi kita bisa merasakan Allah itu ada.

Semua makhluk tidak mungkin tercipta secara kebetulan karena setiap yang diciptakan pasti mebutuhkan pencipta. Adanya makhluk-makhluk itu di atas undang-undang yang indah, tersusun rapi, dan saling terkait dengan erat antara sebab-musababnya dan antara alam semesta satu sama lainnya. Semua itu sama sekali menolak keberadaan seluruh makhluk secara kebetulan, karena sesuatu yang ada secara kebetulan, pada awalnya pasti tidak teratur.

Kalau makhluk tidak dapat menciptakan diri sendiri, dan tercipta secara kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yatu Allah Robb semesta alam.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan dalil aqli (akal) dan dalil qath’i dalam surat Ath Thuur:
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” (Ath Thuur: 35)

Dari ayat di atas tampak bahwa makhluk tidak diciptakan tanpa pencipta, dan makhluk tidak menciptakan diriinya sendiri. Jadi jelaslah, yang menciptakan makhluk adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika Jubair bin Muth’im mendengar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tengah membaca surat Ath Thuur dan sampai kepada ayat-ayat “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun, ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendini)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Robbmu atau merekakah yang berkuasa” (Ath Thuur: 35-37)

Ia, yang tatkala itu masih musynik berkata, “Hatiku hampir saja terbang. Itulah permulaan menetapnya keimanan dalam hatiku.” (HR. Al-Bukhari)

Tuesday 22 September 2015

Keesaan Allah

Tauhid atau pengesaan Allah memainkan peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Tauhid menjadi pemancar kebaikan di dunia dan keselamatan diakhirat. Kadar keselamatan manusia di akhirat berbanding lurus dengan keyakinan dalam bertauhid. Begitu pula halnya dengan keridhoan Allah di dunia dan di akhirat. Dunia adalah tempat pengujian dan akhirat adalah tempat pembalasan. (baca juga : Arti Dan Makna Tauhid)

Meyakini bahwa Allah adalah Tuhan Maha Pencipta dan Tuhan Maha Pemelihara alam semesta.
Yang dimaksud beriman kepada Allah dengan meyakini sepenuh hati bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan manusia,bumi, bulan, bintang, benda-benda langit, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan makhluk lainnya. Pendeknya, seluruh alam semesta dan seluruh isinya merupakan ciptaan Allah SWT.

Dalil Keesaan Allah
Makna tauhid yaitu pengakuan bahwa Allah itu Esa, Maha Satu, Maha Tunggal, dan kita tidak boleh menyekutukan Allah. Hanya kepada Allah kita menyembah dan bergantung. (baca juga : Iman Kepada Allah)
Sebagaimana firman Allah Surat Al-lkhlas ayat 1-4.
Artinya:
Katakanlah: “DiaIah Allah yang Maha Esa
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan,
dan tidak seorangpun yang setara dengan Dia”
(QS. Al lkhlas (112): 4)


Bukti Meyakini Keesaan Allah dalam  Kehidupan Sehari-hari Sikap perilaku dan berfikir positif mengembangkan sikap dan perilaku kemudian berfikir tentang sesuatu secara baik dan benar.

Sikap positif akan membentuk sesorang memiliki perilaku yang positif. Dan prilaku positif adalah cermin dan cara berfikir yang positif. Berfikir secara positif adalah terpancar dan kebesaran jiwa, kebersihan hati dan kepekaan nurani.

Kita sebagai ummat muslim meyakini dengan benar seluruh ciptaan Allah yang ada dimuka bumi dan segala alam isinya merupakan ciptaan Allah, diantaranya:
  1. Kita percaya bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah selain Allah dengan cara kita melaksanakan shalat lima waktu.
  2. Memelihara dan menjaga alam ciptaan Allah dengan cara kita tidak menebangi hutan sembarangan, atau memelihara tumbuhan disekitar halaman rumah kita.
  3. Juga selalu mengamalkan dan berdzikir kepada Allah dengan selalu menyebut namanya disetiap waktu, seperti shalat dan dzikir.
Rangkuman
1. Tauhid artinya, mengetahui atau mengenal bahwa Allah SWT itu tunggal tidak ada sekutunya
2. Bacaan Tauhid “Laa Ilaha Ila Allah”
3. Orang yang menyakini dan mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul disebut orang Islam (Muslim)
4. Tauhid ada 3 jenis: Tauhid Uluhiyyah, Rububiyah, Shifatiyah
5. Dalil tentang ke Esaan Allah adalah yang tercantum dalam QS. Al-Ikhlas.

Iman Kepada Allah

Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan memperbuat dengan anggota badan (beramal). Dengan demikian iman kepada Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT itu ada.(baca juga : Arti Dan Makna Tauhid)

Iman kepada Allah SWT merupakan pokok dan seluruh iman yang tergabung dalam rukun iman. Karena iman kepada Allah SWT merupakan pokok dan keimanan yang lain, maka keimanan kepada Allah SWT harus tertanam dengan benar kepada din seseorang. Sebab jika iman kepada Allah SWT tidak tertanam dengan benar, maka ketidak benaran ini akan berlanjut kepada keimanan yang lain, seperti iman kepada malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari kiamat, serta qadha dan qadarNya. Dan pada akhirnya akan merusak ibadah seseorang secara keseluruhan.

Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin terhadap sesuatu. Iman menurut istilah adalah pengakuan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan anggota badan. Hal ini sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :

Artinya: “Iman adalah pengakuan dengan hati pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.”(HR Thabrani)

Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang sangat mendasar. Tanpa adanya iman kepada Allah SWT, seorang tidak akan beriman kepada yang lain, seperti beriman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul Allah dan han kiamat.(baca juga : Keesaan Allah)
Firman Allah SWT:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab Allah yang diturunkan sebelumnya, Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan han kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS.An-Nisa 136)

Iman kepada Allah sebagal rabbal’alamin adalah bentuk dan tauhid rububiyah. Allah robbul’alamin artinya adalah tuhan pengatur alam semesta. Allah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Penggantian siang dan malam dibawah kekuasaan Allah. Matahari terbit dari timur dan tenggelam disebelah barat adalah kekuasaan Allah.

Dialah Allah yang menghidupkan semua makhluk yang bernyawa dan Allah pulalah yang mematikannya.

Kepunyaan Allah, semua yang ada dilangit dan di bumi. Segala puji hanya milik Allah, Dialah tuhan pengatur atau pemelihara alam semesta.

Sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Fatihah
Artinya:
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala Puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai hari pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
6. Tunjukanlah kami jalan yang lurus.
7. Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan yang di murkai dan bukan pula mereka yang sesat.

Tabir Wanita