Sunday 25 September 2016

Doktrin Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat)

doktrin ajaran sesat
Pada postingan yang lalu, telah disampaikan tentang Ciri Ajaran Firqah Bagian I, Basgian II, Bagian III dan Bagian IV, dan pada postingan kali ini akan disampaikan mengenai isi doktrin ajaran firqah dhalalah (aliran sesat). Diantara isi doktrin dan ajarannya Firqah Dlalalah adalah :

  1. Setiap orang yang masuk aliran atau jama’ah tersebut harus dibabtis terlebih dahulu dengan mengucapkan atau ikrar janji setia kepada Imam. Apa yang diperintahkan Imam wajib jalankan dan yang dilarang wajib ditinggalkan.
  2. Ummat Islam diluar jama’ah atau kelompoknya Kafir dan Najis.
  3. Umat Islam diluar kelompoknya pasti masuk Neraka dan orang yang mengikuti ajaran Imam di jamin masuk Surga.
  4. Setiap orang yang meninggal dunia sebelum dibai’at atau dibabtis oleh Imam mati jahiliyah (kafir).
  5. Haram hukumnya menikah dengan orang di luar jama’ahnya.
  6. Istri yang tidak mengikuti suaminya masuk alirannya, maka wajib diceraikan.
  7. Istri wajib minta cerai pada suaminya yang tidak mau masuk alirannya.
  8. rang tua atau wali tidak berhak untuk menikahkan putrinya, sebab yang berhak menikahkan adalah Imam atau Amir.
  9. Orang tua kandung, saudara kandung yang tidak satu aliran dengannya kafir dan najis, maka tidak berdosa membentak, menghardik dan bahkan mengambil harta bendanya.
  10. Pakaian yang disentuh orang diluar aliranya najis, wajib di cuci kembali
  11. Masjid yang ditempati shalat atau di tempat duduk oleh orang di luar alirannya najis dan wajib dipel sampai bersih.
  12. Haram dan tidak sah shalat bermakmum dengan orang diluar alirannya.
  13. Setiap pengikutnya haram mengikuti, mendengarkan pengajian atau belajar kepada orang diluar jama’ahnya, karena menurut mereka ilmu yang didapat diluar Imamnya tidak sah, karena tidak mankul.
  14. Setiap ajaran yang di ajarkan oleh orang di luar kelompoknya adalah salah dan sesat dan pasti masuk Neraka.
  15. Belajar ilmu apapun harus mankul, bila tidak maka tidak sah, dan yang mempunyai Ilmu mankul hanyalah Imam atau Amir.
  16. Setiap anggota jama’ahnya wajib membayar upeti kepada Imam sebesar 10% dan penghasilannya setiap bulan.
  17. Do’a harus dangak (nengok ke langit) pada tengah malam. Maka aliran ini biasanya membangunkan pengikutnya untuk berdo’a dengan cara ndangak (nengok ke langit) pada tengah malam.
  18. Dosa sebesar apapun dapat ditebus dengan membayar sejumlah uang kepada Imam yang disebut uang kafarah atau menulis ayat tertentu yang mereka sebut Ayat kafarah.
  19. Zakat fitrah tidak relevan lagi bila hanya dibayar dengan 3,5 liter beras, karena tidak sebanding dengan dosa yang diperbuat selama satu tahun.
  20. Menganggap shalat, puasa dan haji belum wajib dilakukan selama masih dalam periode Makkah, dan baru wajib bila telah masuk periode Madinah, yaitu bila telah mempunyai daulah Islamiyyah. Namun lucunya Zakat justru wajib.
  21. Tidak mempercayai Mu’jizat para nabi dan rasul, bahkan ada yang mengatakan bahwa cerita tentang berbagai mu’jizat para nabi seperti mu’jizat nabi Musa dan nabi isa serta nabi Muhammad, adalah dongeng lampu Aladin.
  22. Mencintai secara berlebihan salah satu dari ahlul Bait.
  23. Mengangap bahwa manusia setelah meninggal dunia, tidak perlu dimintakan ampunan atas dosa-dosanya, tidak perlu dido’akan dan tidak perlu pula dihadiahi pahala, semuanya tidak sampai, sebab orang meninggal sudah menyatu dengan tanah dan tidak sampai padanya do’a apapun.
  24. Mengkafirkan, membenci dan mencaci salah satu shahabat pilihan Nabi , seperti Abu Bakar, Umar Utsman dan lain-lain.
  25. Mengimani para Imam mereka adalah makshum (terjaga dari berbuat salah) sebagaimana para nabi dan rasul Allah.
  26. Mengkultuskan salah satu ahlul Bait secara berlebihan dan bahkan sampai menganggapnya sebagai Tuhan.
  27. Bahwa wanita sah menikahkan dirinya sendiri dan orang lain baik janda atau Gadis.
  28. Kawin antara agama sah.
  29. Warist-mewarist antar agama boleh.
  30. Semua agama benar.
  31. Kebenaran yang hahiki adalah yang sejalan dengan akal, sebab akal yang apat menentukan suatu kebenaran.
  32. Tidak ada hukum Tuhan yang ada adalah hukum manusia.
  33. Nabi Muhammad adalah sekedar tokoh historis yang perlu dikritisi.
  34. Perkawinan bukan ibadah, namun sekedar hubungan sosial biasa.
  35. Iddah berlaku bagi suami dan Istri.
  36. Judi tidak di haramkan dalam Al-Qur’an.
  37. Manusia tidak bisa menfonis bahwa ajaran suatu agama atau aliran salah sebab yang tahu hanya Allah dan lain-lain.

Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian IV

Artikel lanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul : Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian III, ciri aliran firqah dhalalah berikutnya adalah :

15. Tidak mengimani adanya hari kebangkitan. Menurut mereka setelah manusia mati sudah kembali ke asalnya yaitu tanah, maka sudah menyatu dengan tanah tidak bisa hidup lagi. Anggapan mereka itu bertentangan dengan Firman Allah Surat Shad : 79-81. Al-Mukmin: 45-46. 

16. Tidak mengimani adanya Shirath yaitu titian yang melintang di atas Neraka jahanam. Anggapan mereka itu bertentangan dengan Firman Surat Maryam :71-72. 

17. Tidak mengimani adanya Mizan, yaitu timbangan amal di hari kiamat kelak. Mereka mengatakan bahwa amal manusia itu bukan singkong maka tidak bisa ditimbang, anggapan ini bertentangan dengan Firman Allah Surat Al-Anbiya’: 47. 

18. Tidak mengimani bahwa Allah dapat dilihat di surga oleh penghuni surga. Anggapan mereka ini bertentangan dengan firman Allah Surat A1-Qiyamah ayat 13-15. 

19. Tidak mengimani bahwa Surga dan Neraka ada dan telah ada. Menurut mereka Surga dan Neraka tidak ada, menurutnya Surga adalah lambang kebahagiaan dan Neraka lambang kesengsaraan manusia di dunia. Mu’tazilah juga mengatakan bahwa Surga dan Neraka belum ada, baru akan diciptakan setelah terjadinya hari kiamat. Anggapan ini bertentangan dengan Firman Allah Surat AI-Mukmin : 45-46 dan An-Najm: 13-15 yang menerangkan telah adanya Surga dan Neraka.

20. Tidak mempercayai bahwa ummat Muhammad setelah meninggal dunia masih dapat manfaat dan amal orang lain yang secara khusus memberikan hadiah pahala shadaqah kepadanya. Mereka juga mengatakan orang mati tidak perlu di do’akan, tidak perlu dimintakan ampunan atas dosanya dan tidak perlu dihadiahi pahala, karena semua itu tidak bermanfa’at bagi orang yang telah meninggal dunia. Anggapan mereka itu bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunah yang diantaranya Firman Allah Surat Muhammad:19 dan Al-Hasyr: 10. 

21. Membuat nama bulan sendiri yang berbeda dengan nama-nama bulan yang telah di tetapkan dalam syari’at Islam. Sebagai contoh aliran Ahmadiah al-Qodian membuat nama-nama bulan sebagai berikut :
1. Suluh
2. Tabligh
3. Aman
4. Syahadah
5. Hijrah
6. Ihsan
7. Wafa’
8. Zuhur
9. Tabuk
10. Ikha
11. Nubuwwah
12. Fatah

Adapun nama-nama Bulan yang telah di tetapkan dalam syari’at Islam adalah :
1. Muharram
2. Shafar
3. Rabi’ul awwal
4. Rabi’ul Ahir
5. Jumadil awwal
6. Jumadil Akhir.
7. Rajab
8. Sya’ban
9. Ramadhan
10. Syawwal
11. Dzulqaidah
12. Dzul Hijjah

22. Menjadikan omongan Imam atau Amir sebagai syari’at. Sebab menurut mereka omongan Imam atau Amir derajatnya sama dengan Al-Qur’an dan Hadits dan bahkan lebih tinggi.

23. Membuat ajaran dan syari’at sendiri yang wajib dipatuhi oleh semua pengikutnya. 

Baca juga qartikel selanjutnya yang membahas tentang Doktrin Dan Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat)

Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian III

Artikel ini adalah artikel lanjutan dari artikel sebelumnya tentang Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian II, dan ciri aliran firqah dhalalah berikutnya adalah :

8. Mengingkari hadits Nabi . Mereka tidak mengakui hadits Nabi sebagai dasar Islam kedua setelah A1-Qur’an, mereka yang tidak mengakui hadits Nabi disebut golongan Inkarussunnah. mereka menyalahi firman Allah yang artinya :
“Apa yang dibawa oleh rasul saw, kepadamu maka ambillah, dan apa yang dilarang oleh Rasul kepadamu maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr: 7)

9. Menafsirkan ayat A1-Qur’an secara serampangan sesuai kehendak dan kepentingan aliran dan golongan mereka sendiri, yang jauh dari maksud dan makna yang sebenarnya. Mereka mengimani sebagian ayat Al-Qur’an dan mengingkari sebagian yang lain, bila Ayat itu sesuai dengan misinya, maka diambil dan bila tidak, maka mereka buang jauh-jauh.
Allah berfirman yang artinya :
“Apakah kamu beriman dengan sebagian Al-Kitab dan mengingkari sebagian yang lain, tiada balasan bagi orang yang berbuat demikian ini dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat kelak mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat pedih dan berat. Allah tidak lengah dengan apa yang telah kamu perbuat”. (A1-Baqarah : 85)

Dalam Hadits dari Abu Hurairah , disebutkan bahwa Nabi bersabda :
“Barangsiapa yang sengaja mendustakanku maka sebaik-baik tempatnya adalah Neraka”. (HR. Bukhari) {al-Lu’lu’ wal-Marjan I/18} 

10. Mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, bukan Kalamullah. dimana Al-Qur’an menurutnya sama dengan koran, buku-buku agama atau umum. 

11 Tidak mempercayai adanya Asma’ dan sifat-sifat Allah. Mereka mengatakan Allah tidak mempunyai nama dan tidak mempunyai sifat, merekapun mengharamkan mengkaji dan mengaji sifat-sifat dan asma’ Allah. Paham mereka ini jelas bertentangan dengan Firman Allah :
“Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik, maka berd o’alah (tawasul) dengan nama-nama Allah lersebut, dan biarkanlah orang-orang yang ingkar kepada nama-nama Allah. Maka Allah akan membalas apa yang mereka perbuat”. (Al-a’raf: 180)

12. Tidak mengimani dan mengakui Nabi Muhammad adalah Nabi akhir zaman dan penutup para nabi dan rasul, yang tiada nabi dan rasul setelahnya. Mereka justru mengangkat Amir atau imamnya sebagai nabi atau menilai sejajar dengan nabi, mereka juga meyakini bahwa otoritas kenabian ada pada para Imam mereka, sebab menurutnya risalah kenabian belum terputus dengan diutusnya nabi Muhammad. Anggapan mereka itu bertentangan dengan firman Allah dalam Surat Al-Ahzab Ayat :40. :
Artinya : “Tidaklah Muhammad itu bapak dan laki-laki diantara kamu, namun Muhammad adalah utusan Allah dan penutup para nabi, dan adalah Allah Maha mengelahui alas segala-galanya”(Al-Ahzab : 40)

13. Tidak mempercayai bahwa nabi Muhammad Isra’ dan Mi’raj dengan jasad dan ruh, mereka mengatakan bahwa Isra’ Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi , hanyalah lewat mimpi, atau hanya dengan ruh saja tanpa jasad. Anggapan mereka itu bertentangan dengan firman Allah Surat Al-Isra’ Ayat: 1 :
Artinya : “Maha Suci Allah Dzat yang telah mengisra‘kan hamba-Nya pada waklu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha..” (Al-Isra’ : 1 )

14. Tidak mengimani adanya nikmat dan siksa kubur. Mereka menganggap orang mati telah menyatu dengan tanah, maka tidak ada siksa atau nikmat kubur baginya, adanya siksa atau nikmat kubur itu hanya dongeng Aladin saja. Faham mereka bertentangan dengan Firman Allah  surat Thaha : 124 dan Al-Mukmin : 45-46. 

Ciri yang berikutnya bisa dibaca dalam artikel : Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian IV

Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian II

ciri aliran sesat
Postingan sebelumnya pada artikel Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian I sudah disampaikan beberapa ciri ajaran firqah dhalalah, dan berikut adalah postingan lanjutan dari ciri ajaran firqah dhalalah :

 6. Tidak mengimani kemu’jizatan A1-Qur’an, mereka menilai A1-Qur’an sama dengan koran, boleh dirobek, boleh dipakai bungkus kacang, diinjak dan dalam kondisi junub pun boleh membawa dan membacanya. 

7. Mengharamkan mengambil berkah dari kemu’jizatan Al-Qur’an, seperti mengobati orang sakit dengan A1-Qur’an, padahal Allah telah menegaskan bahwa al-Qur’an mengandung Syifa’ (penyembuhan), Rasulullah , dan para shahabatnya juga meruqiah dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Malaikat Jibril mengobati dengan kemu’jizatan A1-qur’an, disaat Nabi , diteluh oleh Labid bin A’sham salah seorang Yahudi. Tidak mengakui kemu’jizatan A1-Qur’an berarti telah ingkar dan menentang firman Allah yang artinya :
“Dan kami turunkan Al-qur ‘an suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-q ur ‘an itu tidak menambah bagi orang-orang yang dhalim melainkan kerugian.” (QS. Al-Isra’ : 82)

Ada sebagian kalangan yang tadinya kurang percaya bahwa Al-Qur’an boleh dan dapat digunakan untuk mengobati orang sakit seperti orang kena guna-guna, santet, jin dan sebagainya, yang pengobatannya dalam Islam disebut RUQIYAH. Namun mereka sudah mulai mengerti isi Al-Qur’an dan Hadist, jadi mereka mulai mau mempercayai kemu’jizatan Al-Qur’an, yang pada mulanya mengatakan haram dan Bid’ah dan bahkan menganggap musrik menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an untuk meruqiyah orang sakit. Mungkin mereka sudah melihat kenyataan dan banyak belajar dan membaca isi Al-Qur’an dan hadits secara benar serta meninggalk an faham doktrinasi, setelah faham isi Al-Qu’an dan hadits, mereka mulai sadar dan meyakini bahwa meruqiyah atau mengobati orang sakit dengan Ayat-ayat Al-Qur’an diperbolehkan oleh Syari’at Islam. bahkan tidak sedikit diantara mereka yang menjadi pelaku RUQIYAH atau dukun pengobatan Islamy. 

Hal serupa juga terjadi di kalangan masyarakat Islam doktrinasi, yaitu menjalankan syari’at Islam berdasarkan doktrin atasan atau pimpinan organisasi atau aliran yang diikuti, setiap ajaran yang dibuat oleh pimpinannya diikuti sekalipun bertentangan dengan syari’at Islam, seperti doktrin pimpinannya mengharamkan mengobati orang sakit dengan ayat Al-Qur’an, mengharamkan mendo’akan orang mati, mengharamkan mengahdiahkan pahala pada orang islam yang telah meninggal dunia, mengharamkan Dzikir berjama’ah, mengharamkan ziarah kubur, mengharamkan wirid setelah shalat fardlu, mengharamkan mengaji asmaul husna, mengharamkan membaca shalawat nabi , mengharamkan para pengikutnya belajar diluar alirannya karena ilmu harus mangkul dari Imam dan lain-lain. Karena mereka lebih memilih ajaran doktrin oraganisasi atau aliran dari pada Al-Qur’an dan sunnah, maka sekalipun salah menurut syari’at Islam, tetap mereka yakini sebagia keberanaran, sebab dasarnya adalah doktrin atasan dan telah menjadi ciri dan identitas aliran atau organisasi, maka sekalipun bertentangan dengan syari’at Islam tetap mereka jalankan, inilah diantara sebab kenapa Islam terpuruk. 

Yang menggembirakan adalah diantara mereka mulai mau membuka lembaran Al-Qur’an dan hadits Nabi dan disana mereka temukan dalil-dalilnya, mereka juga mulai mau menerima saran orang lain dan belajar diluar kelompoknya, maka ajaran yang bersifat doktrinasi dan pimpinan mereka yang diajarkan secara turun-temurun kini sudah mulai mereka tinggalkan, terutama di kalangan pelajarnya, mereka banyak membaca buku-buku agama sehingga dapat membandingkan antara ajaran doktrinasi dengan ajaran islam yang sebenarnya yang ada di buku-buku dan kitab-kitab ahlus sunnah wal-jama’ah yang netral, sedang dikalangan awamnya masih berpegang teguh dengan ajaran doktrinasi, karena mereka tidak mampu membaca dan juga tidak mempunyai buku dan kitab-kitab agama yang cukup, sehingga fahamnya masih berkutat pada faham sempit doktrin atasan.

Ajaran Islam doktrinasi mulai ditinggalkan oleh para pengikutnya, seperti pengikut Islam Jama’ah, Ahmadiah al-Qadian, Lia Aminuddin, agama Ibrahimiyyah, dan aliran-aliran lainnya, sejumlah pengikut aliran tersebut ramai-ramai meninggalkan aliran dan ajaran doktrinasi, mereka kembali kepada ajaran Islam setelah menemukan kebenaran, mereka menyatakan bahwa ajaran doktrinasi yang selama ini mereka ikuti adalah bertentantang dengan syari’at Islam, karena ajaran itu hanya doktrin dari para Amir dan Imam Jama’ah atau aliran yang dianut. 

Ajaran Islam doktrinasi masuk jajaran ajaran sesat bila menyalahi Aqidah dan syari’at Islam dan dibenarkan bila masih dalam koridor masalah khilafiyah furu’iyah

Ciri-ciri berikutnya bisa dibaca dalam artikel lanjutan : Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian III

Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian I

ciri-ciri ajaran sesat
Pada postingan sebelumnya diuraikan definisi dari firqah dhalalah (Baca : Definisi Firqah Dhalalah), dan pada kesempatan kali ini akan diuraikan ciri-ciri tertentu ajaran Firqah dlalalah, diantaranya adalah :
1. Menduakan Allah, dalam arti disamping mereka mengaku bertuhankan Allah juga menganggap bahwa Imam atau Amir (pemimpin) mereka mempunyai otoritas ketuhanan, perkataan imamnya dianggap derajatnya sama dengan Al-Qur’an atau bahkan lebih tinggi dari firman Allah,  sehingga mereka lebih memilih ucapan para Imam mereka dari pada firman Allah. 

Allah berfirman :
“Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang mensyari‘atkan Agama yang tidak di izinkan Allah untuk mereka” (Asy-Syura: 21)
Allah berfirman :
“Katakanlah, apakah kamu selalu menghina Allah, mempermainkan Ayat-ayat-Nya? Tidak perlu meminta ma‘af karena kamu telah kafir setelah beriman” (At-Taubah: 65-66)

2. Menjadikan Amir atau Imamnya sebagai Nabi atau menganggapnya mempunyai otoritas kenabian, sehingga perkataan para Imam atau Amir mereka dianggap derajatnya sama dengan atau bahkan lebih tinggi kedudukannya dari pada sabda Nabi (Hadits). Anggapan itu bertentangan dengan firman Allah :
Tidaklah Muhammad itu sebagai bapak dan orang laki-laki dari padamu, namun Muhammad itu sebagai utusan Allah dan penutup para Nabi dan Rasul. Dan adalah Allah terhadap segala sesuatu Maha Mengetahui “ (Al-Ahzab: 40)

3. Mengingkarii Rukun Iman yang telah di tetapkan syari’at Islam. mereka justru membuat-buat Rukun Iman sendiri, diantara mereka ada yang membuat Rukun Iman sebagai berikut :
1. Tauhid : Ke-Esaan Allah .
2. Nubuwah : Kenabian,
3. Imamah : Perwalian (imam)
4. Al-Adl : Keadilan
5. Al-ma’ad : Hari pembalasan 

Ada pula Rukun Iman versi lain, yaitu menurut Mu’tazilah :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat .
3. Iman kepada Kitab-kitab .
4. Iman kepada Utusan .
5. Iman kepada Hari Kiamat. 

4. Mengingkari Rukun Islam yang telah ditetapkan oleh syari’at Islam. Mereka mengurangi, merubah dan menambah Rukun Islam yang ada, mereka membuat Rukun Islam sebagai berikut :
1. Namaz : Shalat
2. Shiyam : Puasa
3. Az-Zakat : Membayar zakat
4. Al-Haj : Ibadah Haji
5. Al-Jihad : Jihad 

Dalam kitab Syi’ah juga disebutkan Rukun Islam versi lain, yaitu :
1. Ash-Shalat : Shalat
2. Az-zakat : Zakat
3. Ash-Shaum : Puasa
4. A1-Haj : Haji
5. Al-Wilayah : Kewalian (imam) 

Ada pula yang membuat rukun Islam sebanyak enam point, yaitu :
1. Asy-syahadatu : Syahadat
2. Ash-Shalatu : Shalat
3. Az-zakatu : Zakat
4. Ash-shaumu : Puasa
5. Al-hajj : Haji
6. A1-Ihsanu : Ihsan (kebaikan). 

5. Membuat A1-Qur’an, dengan cara memalsukan, menambah, merubah, mengurangi atau tidak mempercayai sebagian isi A1-Qur’an. Seperti Syi’ah imamiyah mengaku mempunyai A1-Qur’an empat kali lebih besar dari Al-Qur’an yang ada, mereka mengatakan bahwa isi A1-Qur’an itu sebanyak 17.000 Ayat atau 18.000Ayat, sedangkan Al-Qur’an Mushaf Utsman hanya ada 6. 236 Ayat.
Ada pula aliran atau Jema’at yang membuat A1-Qur’an sendiri yang mereka beri nama “TADZKIRAH” padahal itu hanyalah omongan Imamnya yang dibukukan dengan mencampur-aduk dengan Ayat A1-Qur’an.

Ciri-ciri selanjutnya bisa dibaca pada artikel berikutnya :  Ciri-Ciri Ajaran Firqah Dhalalah (Aliran Sesat) Bagian II

Definisi Firqah Dhalalah (Aliran Sesat)

hadis tentang aliran islam
Yang dimaksud Firqah Dhalalah (sesat) adalah orang, golongan, jama’ah, organisasi, paguyuban, kelompok atau aliran yang mengaku Islam sebagai agamanya, Al-Qur’an dan Sunnah sebagai kedok landasan hukumnya, sedangkan ajaran yang dijalankan menyimpang dan bertentangan dari Al-Qur’an dan Sunnah, serta ijma’ para ulama’. Syari’at yang mereka terapkan adalah syari’at buatan Amir atau Imam (pemimpin) mereka secara akal-akalan. Mereka menambah, mengurangi, memalsukan dan bahkan merubah ajanan Islam dengan berkedok Islam, dan berkedok dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Atau dengan kata lain Firqah dhalalah adalah golongan yang keluar dari jalan Ahlus sunnah waljaina’ah dan Ijma’ ulama’ serta tidak mau mengikutj jalan salafus shalih. (Muqaddimah fil Ahwa’ wal Iftiraq wal Bida’ hal. 18-20). 

Firqah Dhalalah ini biasanya disebut dengan sebutan Ahlul Bid’ah sebab mereka sangat identik dengan perbuatan-perbuatan Bid’ah. 

Ibnu Taimiyyah mengatakan :
“Bid’ah itu dikaitkan dengan furqah sebagaimana Sunnah dikaitkan dengan jama‘ah. Seperti perkataan Ahlus sunnah waljama‘ah. Ahlul Bid’ah Wal Furqah“ (Al-Istiqamah I/42). 

Golongan atau aliran inilah yang disebut oleh Rasulullah sebagai aliran sesat yang dijamin masuk neraka, sebagaimana dalam sabda Rasulullah : 
“Sesungguhnya kaum Bani Isra‘il akan pecah-belah menjadi 72 golongan dan ummatku akan pecah-belah menjadi 73 golongan, semuanya sesat kecuali satu golongan. Para shahabat bertanya “Siapakah satu golongan yang selamat itu wahai Rasulullah saw? Rasulullah saw, menjawab “Yaitu golongan yang berpegang teguh dengan ajaranku dan shahabatku” (HR.Tirmidzi dari Abdullah bin Amr)

Dalam Hadist dan Jabir,  diceritakan ia berkata : Adalah Nabi , bersabda dalam Khutbah Jum’atnya :
“Maka sesungguhnya sebaik-baik Hadits adalah kitab Allah (Al-qur‘an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw, dan sejelek-jeleknya perkara adalah yang dibuat-buat, dan setiap ajaran yang dibuat-buat adalah sesat” (HR. Muslim)

Sunday 11 September 2016

Nabi Yusuf Putra Tercinta Nabi Yakub (Kisah Dalam Al-Quran)

Yusuf, Putra Tercinta

Yusuf, Putra Tercinta
QS. Yusuf: 7-11

Rahil melahirkan dua orang putra, yaitu Yusuf dan Benyamin. Nabi Yakub sangat menyayangi Yusuf sehingga hal itu membuat iri saudara-saudaranya yang beribukan Laiya. Saudara-saudaranya yang lain mulai membenci Yusuf. Mereka kemudian mengadakan pertemuan rahasia untuk membicarakan permasalahan itu. 

“Tidakkah kalian merasakan bagaimana Ayah telah memperlakukan kita secara tidak adil?” kata saudara tertua.

“Ya, Ayah sangat memanjakan Yusuf sehingga melupakan kita sebagai anak-anaknya yang lain.”

“Ayah bersikap seolah-olah hanya Yusuf dan Benyamin putranya, sedangkan kita hanya anak yang terbuang.” 

“Kita harus cepat menyadarkan Ayah.” 

“Aku tahu, penyebab ini semua karena keberadaan Yusuf di tengah-tengah kita,”
ucap yang lainnya. 

"Kita harus menyingkirkan Yusuf dan kehidupan kita.” 

“Aku setuju. Jika Yusuf tidak ada. tentunya kasih sayang Ayah akan beralih kepada kita.” 

“Kita bisa membuang Yusuf ke tengah hutan sehingga dia dimakan binatang buas.” 

Mendengar hal itu, Yudza, putra keempat Yakub, langsung berkata, “Kita semua adalah putra-putra Ayah. pesuruh dan kekasih Allah. Sangat tidak pantas bila kita melakukan perbuatan kejam seperti itu.” 

“Lalu, apa yang harus kita lakukan?” tanya yang lain dengan tak sabar. 

“Menurutku, kita singkirkan saja Yusuf dengan cara melemprkan dia ke dalam sumur yang selalu dilewati para musafir. Pasti Yusuf ditemukan oleh mereka dan dibawa pergi dari negeri ini,”
ucap Yudza sambil meyakinkan saudara-saudaranya yang lain. 

“Aku setuju, tapi itu berarti kita harus membawa Yusuf keluar dari rumah ini “Kita harus bisa membuat Ayah mengizinkan kita mengajak Yusuf ke luar rumah.” 

“Bagaimana caranya? Ayah pasti tidak akan mengizinkan. Kalian tentu tahu bagaimana Ayah sangat menjaga Yusuf.” “Karena itulah, kita harus bisa meyakinkan Ayah bahwa kita bisa menjaga Yusuf.” 

“Baiklah... kalau begitu, kita harus menjaga kerahasiaan rencana ini.” 

Mereka pun bersumpah tidak akan membocorkan masalah tersebut kepada siapa pun.

Nabi Yusuf Ditemukan Musafir (Kisah Dalam Al-Quran)

kisah nabi yusuf

Ditemukan Musafir
QS. Yusuf : 19-21

Sementara itu, Yusuf menangis sendirian di dalam sumur yang gelap dan sunyi mencekam. Hatinya sangat risau. Bagaimana tidak, dia hanya seorang anak laki-laki berusia 2 tahun. Yusuf menguatkan hatinya untuk tetap bertahan. Dia teringat kata-kata ayahnya bahwa suatu hari nanti dia akan diberi kemuliaan oleh Allah. Dia yakin atas ucapan ayahnya tersebut. 

Yusuf pun mencoba mencari cara agar bisa ke luar dan tempat itu. Dia melihat ke atas, ke bawah, ke kiri, dan ke kanan, mencoba mencari cara bagaimana mengangkat dirinya ke atas. Namun, dia tidak melihat apa pun yang bisa menolongnya. 

Yusuf kembali mencoba untuk tetap tegar. Dia tidak tahu bagaimana jadinya bila tidak ada yang menemukannya. Namun, Yusuf enggan berputus asa. Dia berdoa kepada Allah agar hidupnya diselamatkan.
Sungguh, sebuah mukjizat dari Allah, Yusuf dapat bertahan sampai tiga hari. Pada saat dia hampir menyerah karena kelaparan dan kedinginan, dia mendengar suara-suara aneh. Suara-suara itu makin lama makin jelas. Kemudian, terdengar suara anjing menggonggong. Yusuf mendengar suara langkah kaki dari suara binatang di sekitar sumur. 

Yusuf memasang telinganya untuk mendengar suara-suara itu. Harapannya yang hampir musnah muncul kembali. Dia mendengar suara kepala kafilah menyuruh anak buahnya menurunkan amber untuk mengambil air dari dalam sumur. Tak lama, Yusuf melihat sebuah ember turun ke bawah. Begitu ember itu dapat dijangkau olehnya, dia segera memegangnya kuat-kuat. Musafir tadi lalu menarik ember itu. Begitu ember ditarik ke atas, mereka semua terkejut melihat ada seorang anak kecil yang sedang memegang ember tersebut. Anak laki-laki itu berwajah sangat tampan dan berkulit putih bersih. 

Para musafir tadi kemudian berunding. Akhirnya, mereka sepakat akan membawa Yusuf ke Mesir untuk dijual di sana. Menurut perkiraan mereka, pastilah mereka bisa mendapat banyak uang dari hasil penjualan anak laki-laki tampan tersebut. Mereka pun berangkat ke Mesir dengan membawa Yusuf. Setibanya di sana, mereka menuju pasar penjualan budak dan menawarkan Yusuf untuk dibeli. Mereka segera menjual Yusuf begitu ada yang menawar dengan harga yang lumayan. Mereka tidak berani menaikkan harga karena khawatir rahasia mereka akan terbongkar. 

Kepala kepolisian Mesir yang bernama Futhifar-lah yang menawar Yusuf dan berhasil bembawanya pulang. Futhifar senang bisa membeli seorang budak berwajah tampan dengan harga yang tidak terlalu mahal. Futhifar yakin bahwa Yusuf berasal dari keluarga yang terhormat sehingga dia memperlakukan Yusuf dengan baik. 

Setibanya di rumah, dia segera menemui istrinya. Dia memberi tahu istrinya bahwa dia pulang membawa seorang budak. 

“Tadi aku membeli budak ini di pasar pelelangan. Perlakukan dia dengan baik, suatu saat nanti mungkin dia akan memberi manfaat untuk kita. Aku merasa bahwa dia bukan keturunan budak. Dia pasti dari keluarga terhormat. Aku tidak tahu mengapa dia sampai ada di pasar budak". 

“Baiklah. aku akan memperlakukannya dengan baik" ungkap istrinya sambil menatap Yusuf yang menundukkan wajah. 

Istri Futhifar, Zulaikha. menerima Yusuf dengan tangan terbuka. Dan memperlakukan Yusuf dengan baik seperti keluarganya sendiri, sebagaimana pesan suaminya. Yusuf dapat menyesuaikan diri dengan cepat di sana. Dia melakukan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. 

Dia pun selalu jujur kepada kedua majikannya. Yusuf tidak mau membalas kebaikan kedua orang tersebut dengan kejahatan. Karenanya Yusuf makin disayangi oleh keluarga Futhifar. Yusuf hidup tenteram dan damai bersama keluarga Futhifar. Dia mendapat kepercayaan penuh dari kedua majikannya tersebut. 

Lambat laun, Yusuf tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Badannya tinggi tegap dan wajahnya sedap dipandang mata. Ketampanannya bisa membuat wanita mana pun tergoda. Begitu pula dengan istri Futhifar.

Nabi Yusuf Dimasukkan Ke Dalam Sumur (Kisah Dalam Al-Quran)

sejarah nabi yusuf, kisah nabi yusuf

Dimasukkan Ke Dalam Sumur
QS. Yusuf : 11-18


Keesokan harinya, saudara-saudara Yusuf  bersikap sangat baik kepadanya. Mereka meminta izin kepada Nabi Yakub untuk mengajak Yusuf ke luar kota, “Wahai Ayah, hari ini kami akan berekreasi ke luar kota. Kami meminta izin Ayah.” 

“Baiklah, aku izinkan kalian.” 

“Satu lagi Ayah, bagaimana bila kami mengajak Yusuf?” 

“Sepertinya Yusuf tidak perlu diajak, dia masih kecil untuk bepergian jauh
", ucap Nabi Yakub. 

“Tapi Ayah, sungguh tidak adil bila Ayah tidak mengizmnkan Yusuf berekreasi. Tentunya, Yusuf juga ingin bersenang-senang bersama kami,” ujar mereka lagi.

“Tapi, aku khawatir atas keselamatan Yusuf,” jawab Nabi Yakub dengan cemas.

“Kami janji akan menjaga Yusuf, Ayah. Kami tidak akan meninggalkan Yusuf walaupun sebentar.” 

“Tapi, bagaimana jika di perjalanan kalian bertemu binatang buas?” 

“Lihatlah kami, Ayah, badan kami kuat. Tentunya, binatang buas tidak akan berani mendekati kami.” 

“Baiklah, tapi ingat, kalian harus menjaga Yusuf dengan baik.” 

Akhirnya, Yakub mengizinkan Yusuf pergi bersama saudara-saudaranya, meskipun dengan rasa was-was. 

Keesokan harinya, mereka bersiap-siap berangkat. Mereka bersikap sangat baik kepada Yusuf untuk meyakinkan ayahnya bahwa mereka tidak mungkin lalai menjaga Yusuf. Dengan berat hati, Nabi Yakub melepaskan kepergian mereka. Namun, hati kecil Yakub tetap mengkhawatirkan keselamatan Yusuf. 

Mereka terus berjalan menuju tempat tujuan mereka. Akhirnya. mereka tiba di sebuah sumur yang hampir kering. Setibanya di sana, mereka melucuti pakaian Yusuf. Kemudian, mereka menceburkan Yusuf ke dalam sumur tanpa sedikit pun memedulikan jeritan Yusuf. 

Setelah berhasil, hati mereka sangat lega. Mereka melumuri pakaian Yusuf dengan darah seekor kelinci. Kemudian, mereka meninggalkan Yusuf seorang diri di dalam sumur yang gelap itu. 

Sore harinya, mereka pulang ke rumah dengan wajah penuh air mata. Mereka mengadu kepada ayahnya bahwa mereka telah lalai menjaga Yusuf sehingga dia mati diterkam serigala. “Maafkan kami, Ayah, kami telah berusaha menjaga Yusuf. Lagi pula, kami tidak menyangka ada serigala yang mengintai kami.” 

“Hari ini begitu buruk untuk kami, padahal kami hanya meninggalkan Yusuf sebentar saja. Tapi, serigala itu menerkam sangat cepat sehingga kami terlambat menolong Yusuf", ungkap mereka penuh kebohongan. 

Mendengar hal itu, hati Yakub sangat pedih. Dia menangisi kepergian putra kesayangannya. Walaupun begitu, dia tetap ikhlas, bila itu memang kehendak Allah.

Mimpi Nabi Yusuf (Kisah Dalam Al-Quran)

kisah nabi yusuf

MIMPI YUSUF
QS. Yusuf : 4-10

Ketika saudara-saudaranya mengadakan pertemuan, Yusuf sedang terlelap di kamarnya. Dia sama sekali tidak mempunyai prasangka apa pun terhadap saudara-saudaranya. Saat tertidur, Yusuf bermimpi seakan-akan sebelas bintang dan matahari bersujud di depannya. Mimpi 

itu sangat indah dan menyenangkan bagi Yusuf. Begitu terbangun, Yusuf segera menemui ayahnya. Dia menceritakan mimpi yang baru saja dialaminya pada sang ayah. Mendengar cerita Yusuf, Nabi Yakub tampak sangat gembira. 

“Wahai anakku. mimpimu itu merupakan tanda bahwa engkau akan dikaruniai kemuliaan oleh Allah. Hari depanmu akan cerah dan menyenangkan. Tetapi berhati-hatilah, jangan engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu Aku khawatir mereka akan iri kepadamu."

“Baikiah, Ayah,” ucap Yusuf dengan lugu. 

“Ketahuijah anakku, saudara-saudaramu selalu berbisik-bisik tentangmu. Aku khawatir, mereka akan melakukan sesuatu yang mengerikan kepadamu bila mereka tahu isi mimpimu.”

“Aku akan menuruti perkataan Ayah,”
ucap Yusuf dengan penuh kesungguhan. 

“Baiklah anakku, pergilah beristirahat kembali.” 

Yusuf pun kembali ke kamarnya. Dia memikirkan mimpinya tadi dan berusaha mencerna apa yang telah dikatakan ayahnya barusan.

Kisah Nabi Yakub Di Fadam Ar’aam (Kisah Dalam Al-Quran)

kisah nabi yakub

Di Fadam Ar’aam

Yakub menempuh jarak yang sangat jauh menuju Fadam Ar’aam. Dia harus melewati padang pasir dan gurun yang luas dengan terik matahari yang membakar kulit. Belum lagi di malam hari, angin sangat dingin menusuk tulang. Selama dalam penjalanan sesekali dia beristirahat di tempat yang teduh dan terdapat air untuk minum serta bekal untuk melanjutkan penjalanan. 

Dia tiba di sebuah tempat yang sangat nyaman. Dia berhenti di bawah sebuah batu yang besar. Kakinya diluruskan agar otot-ototnya yang lelah dapat beristirahat. Angin yang menyejukkan membuat matanya terasa berat. 

Perlahan-lahan, dia pun tertidur lelap. Dalam tidurnya, dia bermimpi bahwa dia akan dikaruniai rezeki yang banyak, kehidupan yang nyaman, serta anak cucu yang saleh dan berbakti, Kemudian, Yakub terbangun dari tidurnya. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan. Ternyata, dia masih berada di padang pasir yang luas seorang diri. 

Namun, secara menakjubkan, Yakub merasa rasa letihnya menghilang. Dan dalam tubuhnya seakan-akan muncul kekuatan baru yang membuatnya sanggup untuk melanjutkan perjalanan. 

Yakub pun berjalan lagi dengan semangat dan tenaga yang lebih besar daripada sebelumnya. Akhinnya, dia tiba di pintu gerbang Fadam Ar’aam. Dia masuk ke kota dengan langkah yang mantap. 

Satelah berjalan memasuki kota, dia tiba di persimpangan jalan. Dia bertanya kepada salah seorang penduduk tentang letak rumah Laban. Karena Laban seorang yang kaya raya dan terpandang, maka orang itu pun segera menunjukkan arah pada Yakub. Ia menunjuk seorang gadis cantik yang sedang menggembalakan kambing. 

“Kebetulan sekali, itu dia putri Laban. Dia bisa menunjukkan rumah Laban kepadamu. Nama gadis itu Rahil.” ucapnya. 

Yakub pun menatap gadis yang bernama Rahil tersebut. Ia sangat cantik dan menarik. Yakub berjalan menghampiri Rahil yang sedang menggembalakan kambing. Dengan suara terputus-putus, Yakub memperkenalkan dirinya. 

“Salam... aku Yakub putra Ribka, adik perempuan Laban, ayahmu"
.
Rahil tersenyum dengan ramah menyambut Yakub yang tampak kikuk. Senyum Rahil membuat hati Yakub tenang. Kemudian. Yakub pun menjelaskan dengan lancar maksud kedatangannya ke Fadam Ar’aam.

"Aku datang kemari karena Ayah menyuruhku menyampaikan pesan untuk ayahmu," ucapnya. 

“Baiklah, aku senang bertemu denganmu. Ikutlah denganku. kita akan menemui ayah,” ucap Rahil dengan suara lembut. 

Yakub pun mengikuti Rahil menuju rumahnya. Ketika Laban bertemu dengan Yakub, dia langsung memeluk Yakub. Hatinya sangat bahagia karena dapat bertemu dengan keponakannya. Kemudian, Laban segera menyiapkan kamar untuk Yakub. 

Setelah beberapa hari tinggal di rumah Laban, Yakub menyampaikan pesan ayahnya. Yakub mengatakan bahwa Nabi Ishak sangat ingin berbesanan dengan Laban. Pesan tersebut diterima Laban dengan baik. Dia setuju menikahkan Yakub dengan salah satu putrinya, dengan syarat sebagai mas kawinnya Yakub harus bekerja di peternakan Laban selama tujuh tahun. 

Yakub menyanggupi persyaratan Laban. Sejak hari itu, dia bekerja dengan giat dan sepenuh hati. Tanpa terasa dia telah melewati waktu tujuh tahun. Tiba waktunya untuk menagih janji kepada Laban. Ketika dia mengungkapkan kembali keinginannya, Laban menawarkan Laiya. kakak Rahil. sebagai calon istri Yakub. Namun, Yakub menghendaki Rahil karena Yakub sudah tertarik kepada Rahil sejak mereka pertama kali bertemu. 

Keinginannya itu diutarakan terus-terang kepada Laban. Namun, Laban tidak dapat mengizinkan Yakub menikahi Rahil karena menurut adat-istiadat yang berlaku, seorang adik tidak boleh mendahului kakaknya. Sebagai jalan tengah, Laban menawarkan Yakub untuk menerima Laiya sebagai istri pertama dan Rahil sebagi istri kedua. Namun, Yakub harus kembali bekerja selama tujuh tahun untuk dapat menikahi keduanya.
Yakub akhirnya menerima tawaran itu. Die menikahi Laiya dan kembali bekerja selama tujuh tahun. Setelah bekerja tujuh tahun, barulah dia dapat menikahi Rahil. Setelah menikah. Laban menghadiahkan dua orang hamba sahaya untuk kedua putrinya. Dan kedua istrinya tersebut, Yakub dikaruniai dua belas anak. Yakub pun hidup makmur seperti yang pernah dia mimpikan ketika tertidur di bawah batu dahulu.

Thursday 8 September 2016

Anak Nabi Ishak (Kisah Dalam Al-Quran)


SAUDARA KEMBAR

Tahun barganti tahun, Nabi Ishak dan Ribka belum juga dikaruniat anak. Nabi Ishak pun berdoa kepada Allah meminta agar dikaruniai keturunan, dan doanya pun dikabulkan. Ribka mengandung anak kembar. Kedua bayi itu lahir dengan selamat. Yang pertarna lahir bernama Ishu dan yang kedua bernama Yakub. 

Nabi Ishak dan Ribka mendidik kedua anak mereka dengan baik. Namun, ternyata Ishu tumbuh dengan perangai yang kurang balk. Ishu menaruh dendam dan iri hati pada Yakub karena ia merasa Yakub lebih disayangi oleh ibunya. Pada suatu hari, Nabi Ishak berencana memanggil anaknya untuk didoakan. Ibunya yang mengetahui rencana tersebut segera memanggil Yakub. Ibunya tidak memberitahu Ishu. sehingga hanya Yakub yang tahu tentang hal itu.

Pada hari yang ditentukan, Yakub datang menghadap ayahnya, sedangkan Ishu sedang pergi berburu. Nabi lshak segera membacakan doa untuk Yakub, “Semoga Allah memberikan embun dari langit dan kekayaan dari bumi. Hendaklah semua orang tunduk kepadamu agar engkau menjadi tuan atas mereka dan atas saudaramu “

Yakub tersenyum setelah ayahnya mendoakannya. Dia segera mendatangi ibunya untuk memberitahu kabar gembira tersebut. Ishu yang baru pulang berburu, marah karena dirinya tidak diberitahu tentang doa yang dipanjatkan ayahnya. 

Perasaan iri hati dan dendam semakin mernenuhi hatinya. Ishu selalu bersikap sinis kepada Yakub. Kata-katanya penuh sindiran dan ancaman. Karena hal itu, Yakub mendatangi ayahnya dan mengeluh. “Wahai Ayahku, bagaimana aku menghadapi saudaraku yang membenciku. Ia dendam dan dengki kepadaku. Ia marah karena Ayah hanya memanjatkan doa untukku. Ia menyombongkan diri dengan kedua istrinya dari suku Kan’aan dan mengancam bahwa anak-anaknya dari kedua istrinya itu akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku. Tolonglah Ayah, berikan pendapatmu dalam menyelesaikan masalah ini.” 

Nabi Ishak merasa prihatin atas masalah yang terjadi di antara kedua anaknya. Beliau pun berkata, “Wahai anakku, karena usiaku sudah tua, aku tidak dapat menengahi kalian berdua. Aku khawatir bila aku meninggal nanti, gangguan Ishu kepadamu akan semakin menjadi-jadi. Dia akan mendapat dukungan dan pertolongan dari saudara-saudara iparnya yang berpengaruh dan berwibawa di negeri ini.” 

“Maka, jalan yang terbaik bagimu adalah hijrah ke Fadam Ar’aam di daerah Irak. Di sana, tinggal saudara ibumu. yaitu Laban bin Batuil. Engkau dapat meminta untuk dikawinkan dengan salah satu putrinya, sehingga kedudukan sosialmu akan terangkat karena Laban adalab orang yang terpandang” 

“Baiklah Ayah, aku akan mengikuti nasihatmu.” 

“Pergilah engkau ke sana dengan iringan doaku, semoga Allah memberkahi perjalananmu.” 

Yakub menyambut baik nasihat ayahnya. Nasihat itu merupakan jalan keluar terbaik untuk menghindarkan dirinya dari perselisihan dengan Ishu. Dia segera mengemas barang-barangnya dan segera berpamitan kepada ayah serta ibunya. 

Walaupun dengan berat hati. dia harus meninggalkan kedua orangtua yang sangat dicintainya.

Nabi Ishak Dan Ribka (Kisah Dalam Al-Quran)

bilik islam


ISHAK DAN RIBKA

QS. Al-Anbiyaa: 72-73

Sementara itu, Siti Sarah yang tinggal di Palestina bahagia dengan kehadiran anak laki-lakinya. Bayi laki-laki itu diberi nama Ishak yang berasal dari bahasa Ibrani yang artinya tertawa. Siti Sarah mengasuh Ishak menjadi seorang anak yang saleh. Ishak pun tumbuh menjadi pemuda yang perkasa lagi pintar. 

Siti Sarah yang usianya sudah sangat lanjut akhirnya dipanggil oleh Allah. Beliau meninggal dunia dengan bahagia. Sepeninggal Siti Sarah, Nabi Ibrahim pun berniat mencarikan istri untuk Ishak. Beliau mengirim seorang pelayannya yang paling tua untuk mencarikan Ishak seorang istri. Calon istri Ishak itu harus dari bangsanya sendiri, bukan dari bangsa lain.

Si pelayan tadi mengambil sepuluh ekor unta tuannya. Lalu, dia pergi ke Fadama A’raam, kampung halaman Nabi Ibrahim. Banyak sekali barang berharga yang dibawanya. Pelayan itu, bersama pelayan lain yang menyertainya, berhenti di dekat sebuah mata air. Saat itu, hari sudah sore. Tak berapa lama datanglah beberapa perempuan yang mengambil air di sumur. 

Sewaktu mereka sedang mengistirahatkan unta-unta mereka, berdoalah pelayan yang tertua kepada Allah, “Ya Allah, bantulah kami agar tujuan kami berhasil. Tunjukkanlah cinta-Mu kepada tuan kami, Ibrahim. Kalau aku berkata kepada seorang gadis, miringkanlah kendimu supaya aku bisa minum”, lalu gadis itu menjawab, “minumlah dan aku akan mengambilkan air untuk unta-untamu juga”, “kiranya dialah yang Engkau pilih.” 

Ketika pelayan itu sedang berdoa, seorang gadis cantik bernama Ribka datang menuju sumur. Gadis itu memanggul kendi di bahunya yang kosong. Lalu, larilah pelayan itu menyambut gadis itu, “Berilah aku sedikit air untuk minum.” 

"Minumlah Tuan", sahut Ribka sambil menurunkan kendi yang ada di pundaknya. Ketika pelayan itu selesai minum, berkatalah Ribka kepadanya, “Sekarang, izinkan aku mengambilkan air untuk unta-unta Tuan.” Gadis itu pun berlari ke sumur.

Pelayan itu memperhatikan gerak-gerik Ribka. Setelah Ribka selesai memberi minum untau nta, pelayan tua itu segera mengeluarkan sebuah cincin emas dan dua buah gelang. Lalu dia memasangkan perhiasan itu di tangan Ribka. Ribka tampak keheranan dengan kelakuan si pelayan. “Siapa ayah dan ibumu, apakah di rumahmu tersedia tempat menginap?” tanya si pelayan. “Tuan, aku ini anak Milka dan Nahor,” jawab Ribka. “Nahor?” Si pelayan itu menyebutkan nama kerabat Nabi Ibrahim itu dengan kaget. 

“Kami adalah para pelayan Nabi Ibrahim,” ucap si pelayan. Ribka memang pernah mendengar tentang Nabi Ibrahim, paman ayahnya. Karena itu, Ribka kembali ke rumahnya dan menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya. 

Laban, saudara lelaki Ribka, melihat cincin dan gelang yang dipakai Ribka. Begitu mendengar semua cerita Ribka, Laban segera berlari menuju sumur untuk menjemput si pelayan utusan Nabi Ibrahim. Ketika mereka tiba di rumah Ribka, makanan sudah tersedia di hadapan mereka. 

Si pelayan tadi kemudian menceritakan kepada seluruh keluarga Ribka tentang maksud kedatangan mereka. Setelah selesai bercerita, orangtua Ribka saling mengangguk. Lalu, keduanya berkata, “Semua ini telah diatur oleh Allah. Kami tidak berhak menjawab ya atau tidak. Allah sendirilah yang telah memilih Ribka.” 

Ribka maju ke depan, wajahnya memancarkan kebahagiaan. Tatapannya sangat tenang, walaupun hatinya berdebar-debar. “Bawalah Ribka, putri kami.’ kata ayah Ribka. “Jadikan dia istri Ishak.” 

Si pelayan mengucap syukur kepada Allah. Kemudian, dia beserta pelayan-pelayan yang lain keluar untuk mengambil barang bawaan mereka. Hadiah-hadiah yang mereka bawa lalu diserahkan kepada keluarga Ribka. Lalu, mereka semua berpesta. 

Pesta itu berakhir setelah lewat tengah malam. Keesokan harinya, kedua orang tua Ribka bertanya kepada Ribka, “Apakah engkau setuju untuk segera pergi bersama utusan Nabi Ibrahim” , "Aku setuju,” ucap Ribka dengan penuh keyakinan. 

Mereka melepas Ribka dengan doa restu. Iring-iringan pun segera berangkat. Perjalanan mereka panjang dan melelahkan, namun hati mereka semua bahagia. Ketika rombongan sampai di sebuah gurun, tampak Ishak sedang berjalan-jalan menyusuri padang pasir. Ribka melihat Ishak dan bertanya kepada pelayan yang ada di dekatnya, “Siapakah pemuda yang bejalan di padang menuju ke sini?”, “Dialah Ishak, putra tuanku,” jawab si pelayan. 

Hati Ribka berdebar-debar saat mengetahui bahwa pemuda itu adalah calon suaminya. Ribka segera memanggil pelayan-pelayan wanita untuk mengelilinginya. Dia mengambil cadar dan menutupi wajahnya. Ishak pun tiba di dekat rombongan. Pelayan tua itu segera menceritakan keberhasilan mereka. Ishak lalu membawa rombongan ke tempat ayahnya. Di sana, dia menikahi Ribka. Mereka pun hidup bahagia sebagai pasangan suami isteri.

Tuesday 6 September 2016

Membangun Ka'bah (Kisah Dalam Al-Quran)

Membangun Ka'bah (Kisah Dalam Al-Quran)

MEMBANGUN KA’BAH
QS. Al-Baqarah: 125-129

Dalam dua kali perjalanannya ke Mekah, Nabi Ibrahim tidak berusaha menemui Nabi Ismail secara pribadi. Dia merasa cukup dengan menemui istri Nabi Ismail untuk mengetahui keadaan beliau. Namun dalam perjalanannya kali ini, dia harus bertemu dengan Ismail. Allah telah memberinya tugas suci yang harus dikejakan bersamanya. Singkat cerita, Nabi Ibrahim pun sampai ke Mekah, namun Nabi Ismail tidak ada di rumah. Nabi Ibrahim kemudian pergi mencarinya. Beliau masuk ke perkampungan suku-suku dan perkemahan para perantau untuk mencari Nabi Ismail. Akhirnya, Nabi Ibrahim menemukan Ismail sedang duduk di bawah pohon rindang di dekat mata air Zam-zam. Nabi Ismail sedang meraut anak panahnya. 

Ketika melihat kedatangan Nabi Ibrahim, Ismail sangat gembira. Dia segera menjemput ayahnya dan memeluknya dengan penuh kerinduan. 

Mereka saling bertanya tentang keadaan masing-masing. Kemudian. Nabi Ibrahim menyampaikan maksud kedatangannya. Beliau mengatakan bahwa dia diperintahkan oleh Allah untuk membangun Kabah di atas sebuah bukit. Nabi Ismail pun dengan senang hati menyambut tugas tersebut. Ia siap membantu ayahnya melaksanakan perintah Allah. 

Mereka kemudian segera membangun Kabah. Alat-alat dan bahan bangunan disiapkan. tanah digali bagi landasan bangunan tersebut. Setelah itu, tembok dibangun sampai tangan Nabi Ibrahim tidak dapat menjangkaunya. Dia memerintahkan Nabi Ismail untuk mencari batu besar yang akan dijadikan tumpuan kakinya. Tumpuan batu besar itu digunakan untuk membantunya mencapai puncak tembok yang sudah tinggi. Dengan pertolongan batu itu. Nabi Ibrahim dapat menjangkau puncak tembok. Saat Nabi Ibrahim menjejakkan kaki di batu itu, telapak kaki beliau berbekas pada batu sehingga batu tadi disebut Maqam Ibrahim. Sekarang, tempat itu digunakan sebagai tempat salat para jamaah haji ketika menjalankan ibadah haji. 

Setelah selesai membangun Kabah, Nabi Ibrahim berdoa, “Ya Allah, terimalah amalan kami dan jadikan kami berdua sebagai orang-orang yang tunduk dan patuh kepada-Mu. Tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami serta terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”

Pernikahan Nabi Ismail (Kisah Dalam Al-Quran)

Pernikahan Nabi Ismail (Kisah Dalam Al-Quran)
Suatu hari, Nabi Ibrahim berkunjung ke rumah Nabi Ismail. Namun, saat itu Nabi Ismail sedang pergi dan hanya ada istrinya di rumah. Istri Ismail tidak mengenali Nabi Ibrabim sebagai mertuanya karena ia memang belum pernah bertemu. Mereka pun bercakap-cakap. Istri Nabi Ismail mengeluh tentang kehidupan rumah tangga mereka yang melarat. Nabi Ibrahim lalu berpamitan dan menitipkan pesan untuk Nabi Ismail agar Ia mengganti pintu rumahnya. 

Ketika Nabi Ismail pulang, istrinya memberitahu bahwa ada tamu yang datang ke rumah mereka. Istrinya menyampaikan pesan Nabi Ibrahim supaya pintu rumah mereka diganti. Nabi Ismail segera tahu bahwa tamu itu adalah ayahnya. Dia juga paham arti di balik pesan ayahnya itu, yaitu supaya dia menceraikan istrinya. Nabi Ismail pun mengikuti perintah ayahnya. Dia menceraikan istrinya dan selang beberapa lama, dia pun menikah lagi dengan seorang gadis dari Bani Jurhum.

Tak lama setelahnya, Nabi Ibrahim kembali berkunjung ke rumah Nabi Ismail. Kali ini. beliau juga tidak berhasil menemui Nabi Ismail. Nabi Ibrahim mengetuk rumah Nabi Ismail dan disambut oleh istri Ismail yang kedua. Istri Ismail menyambut kedatangan Nabi Ibrahim dengan ramah. 

Nabi Ibrahim bertanya tentang keadaan Ismail dan keadaan rumah tangga mereka. Si istri mengatakan bahwa Nabi Ismail sedang berburu untuk mencari nafkah. Sedangkan keadaan rumah tangga mereka cukup baik. sejahtera, dan bahagia. Nabi Ibrahim senang dengan sambutan menantunya. Sebelum berpamitan, beliau menitipkan pesan untuk Nabi Ismail agar pintu rumahnya dipertahankan, tidak perlu diubah atau diganti karena masih kuat. 

Sekembalinya Nabi Ismail dari berburu, istrinya bercerita tentang kedatangan Nabi Ibrahim, “Tadi datang seorang tua yang alim dan berwibawa. Dia datang bertamu dan menitipkan pesan untukmu". Apa isi pesannya” Tanya Nabi Ismail. “Ia menyampaikan salam kepadamu dan berpesan agar pintu rumah ini jangan diubah atau diganti karena masih cukup baik dan kuat.” ucap istrinya. 

“Itu adalah ayahku dan isi pesannya beranti bahwa aku harus tetap bersamamu dan tidak boleh menceraikanmu.” 

Istrinya terkejut mendengan ucapan Nabi Ismail. Dia tidak menyangka bahwa laki-laki tua yang berkunjung ke rumahnya adalah mertuanya sendiri. Namun, dia bahagia karena sudah bertemu dengan mertuanya yang sangat bijaksana.

Penyembelihan Nabi Ismail (Kisah Dalam Al-Quran)

Penyembelihan Nabi Ismail (Kisah Dalam Al-Quran)

PENYEMBELIHAN ISMAIL
QS Ash-Shafaat: 100-111

Nabi Ibrahim pun tidak melupakan Siti Hajar dan putranya, Ismail. Setiap saat, Nabi Ibrahim pergi mengunjungi dan menjenguk Ismail di Mekah. Nabi Ibrahim bahagia melihat keadaan Siti Hajar dan Ismail yang dianugerahi banyak rahmat oleh Allah. 

Tempat yang dulu tandus dan terpencil itu sekarang ramai dikunjungi para kabilah. Nabi Ibrahim juga ikut berperan serta mendidik Ismail sehingga menjadi anak yang beriman kepada Allah.

Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remaja, Nabi Ibrahim bermimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail. Nabi Ibrahim termenung karena itu merupakan perintah Allah yang amat berat. 

Sebagai seorang ayah, dia tidak tega anaknya dijadikan kurban. Namun, sebagai seorang Nabi dia harus mendahulukan cintanya kepada Allah daripada cintanya kepada keluarga dan harta bendanya. 

Allah mengetahui kebimbangan hati Nabi Ibrahim. Maka, Allah berfirman, “Aku lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Ibrahim mengamanatkan risalah-Nya.” Nabi Ibrahim pun kemudian menguatkan niatnya untuk menyembelih putranya, Ismail. Akhirnya, Nabi Ibrahim pergi ke Mekah untuk memenuhi kewajibannya kepada Allah.

Sebelumnya, Nabi Ibrahim terlebih dahulu memberitahukan hal tersebut kepada Ismail. Ismail memang seorang anak saleh yang sangat taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orangtuanya. 

Ketika sang ayah memberitahukan tentang perintah Allah yang harus dilaksanakan, Ismail berkata, “Wahai Ayah, laksanakanlah perintah Allah tersebut. Insya Allah, engkau akan menemuiku sebagai orang yang sabar dan patuh kepada perintah Allah. Aku hanya minta beberapa hal pada saat ayah akan melaksanakan perintah Allah. Pertama, Ayah harus mengikatku kuat-kuat agar aku tidak banyak bergerak. Kedua, lepaskan pakaianku agar darahku tidak mengenai pakaian dan menyebabkan berkurangnya pahalaku atau membuat ibu bersedih. Ketiga, tajamkanlah pisau ayah dan percepatlah pelaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaanku. Keempat, sampaikanlah salamku kepada ibu, berikanlah pakaianku ini sebagai obat penghibur untuknya.” 

Nabi Ibrahim pun memejuk Ismail dan mencium kedua belah pipinya. Beliau lalu berkata. “Aku sangat bahagia memiliki seorang putra sepertimu, yang taat kepada Allah dan berbakti kepada orangtua.” 

Mereka pun pergi ke sebuah bukit. Di bukit itu, Ismail diikat tangan dan kakinya, kemudian dibaringkan di tanah. Nabi Ibrahim mengambil pisau yang sudah diasahnya dengan tajam. Nabi Ibrahim tidak tega melihat putranya berbaring tak berdaya. Matanya menitikkan air mata tanda duka cita. Akhirnya sambil memejamkan mata, pisau itu diletakkan di leher lsmail dan penyembelihan dilakukan. 

Akan tetapi, secara ajaib, pisau yang sudah diasah itu tiba-tiba menjadi tumpul di leher Ismail. Inilah salah satu mukjizat dari Allah yang mengukuhkan bahwa perintah Allah itu merupakan suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Ismail. Allah hanya ingin menguji ketaatan mereka berdua. 

Ismail yang merasakan pisau ayahnya tumpul di lehernya, lalu berkata, “Wahai Ayah, rupanya engkau tidak tega memotong leherku.” 

“Aku tidak tahu mengapa pisau ini tumpul. Aku akan mencobanya lagi dengan menelungkupkan badanmu,” ucap Nabi Ibrahim sambil menelungkupkan tubuh Ismail. Beliau mencoba lagi menyembelih dari belakang. Namun, tetap saja gagal. Beliau bingung dan putus asa karena kegagalannya. Dia takut tidak sanggup melaksanakan penintah Allah. 

Melihat hal tersebut, Allah berfirman, “Wahai Ibrahim, engkau telah lulus dalam ujian-Ku. Aku akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikan.” 

Ketika mendengarnya, Nabi lbrahim menangis terharu bercampur bahagia. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih seekor domba sebagai ganti Ismail. 

Sejak saat itu, Nabi Ibrahim melaksanakan ibadah kurban kepada Allah dengan menyembelih domba dan binatang ternak lainnya. 

Ismail pun tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas dan rajin beribadah. Ia kemudian meminang seorang gadis dari Bani Jurhum dan hidup bahagia dalam pernikahannya. Sayangnya. Siti Hajar meninggal pada saat Ismail baru menikah.

Kemunculan Air Zamzam (Kisah Dalam Al-Quran)

Kemunculan Air Zamzam (Kisah Dalam Al-Quran), sejarah air zamzam, cerita air zamzam, kisah munculnya air zamzam, kemunculan air zamzam, letak air zamzam
Saat persediaan air sudah habis, Siti Hajar menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari sumber air. Ia pun berlari ke sana-kemari untuk mendapatkan makanan. Ia mencoba berlari menuju bukit Shafa untuk mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya. Namun, hanya batu dan pasir yang ditemuinya. Kemudian, dari atas bukit Shafa dia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwa. Dia pun berlari menuju bukit Marwa, walaupun ternyata yang dilihatnya hanya 

fatamorgana. Belum sempat ia beristirahat, ia seperti mendengar suara yang memanggilnya sehingga ia berlari lagi ke bukit Shafa. Namun, tidak didapatinya sesuatu pun. Siti Hajar bolak-balik berlari hingga tujuh kali antara bukit Shafa dan bukit Marwa. Pada akhirnya, dia duduk termenung karena kelelahan dan hampir putus asa. 

Di saat Siti Hajar dalam keadaan tidak berdaya, datanglah kepadanya Malaikat Jibril. Jibril bertanya kepadanya, "Siapa sebenarnya engkau ini?”
“Aku adalah hamba sahaya Nabi Ibrahim,” jawab Siti Hajar.
"Kepada siapa engkau dititipkan di sini?” tanya Jibril.
“Hanya kepada Allah.” jawab Siti Hajar.
Lalu Jibril berkata, “Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih yang akan melindungimu dan mencukupi kebutuhan hidupmu.” 

Kemudian, Jibril mengajak Siti Hajar ke suatu tempat. Di tempat itu, Jibril menginjakkan kakinya sekuat-kuatnya di atas tanah. Tidak ama. muncullah air yang memancar dari bekas telapak kaki Jibril. Atas kehendak Allah, air tersebut sangat jernih dan tidak pernah kering. Sumber mata air itu kemudian disebut air Zamzam. 

Melihat air yang memancar, Siti Hajar merasa lega dan gembira. Segera dia membasahi bibir putranya. Munculnya air Zamzam telah menarik perhatian burung-burung yang beterbangan mengelilingi daerah itu. Burung-burung itu pun menarik perhatian sekelompok bangsa Arab dan suku Jurhum yang sedang berkemah di sekitar daerah tersebut. Menurut pengalaman, di mana ada burung, di situ ada air. Maka, diutuslah oleh mereka beberapa orang untuk membuktikan kebenarannya. Para utusan itu pergi mengunjungi daerah tempat Siti Hajar berada. Kemudian, tak berapa lama mereka kembali membawa berita gembira kepada kaumnya tentang mata air Zamzam. Mereka juga menceritakan tentang adanya seorang wanita bernama Siti Hajar yang membawa putranya. Kelompok Jurhum pun segera memindahkan perkemahan ke sekitar tempat mata air Zamzam. 

Kedatangan mereka disambut oleh Siti hajar dengan gembira. Sekarang, Siti Hajar memiliki tetangga-tetangga yang akan menghilangkan rasa sepinya di tempat itu. Siti Hajar bersyukur kepada Allah karena telah menurunkan rahmat kepadanya.

Monday 5 September 2016

Siti Hajar Tinggal Di Mekah (Kisah Dalam Al-Quran)

Siti Hajar Tinggal Di Mekah (Kisah Dalam Al-Quran)

SITI HAJAR TINGGAL DI MEKAH
QS. Ibrahim : 37, HR. Al-Bukhari (Hadits Al-Anbiya)

Hati Siti Hajar sangat sedih dan cemas ketika akan ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim. Tempat itu begitu sunyi senyap, yang ada hanya batu gunung dan pasir. Sedangkan, putranya masih sangat kecil. 

Siti Hajar menangis memohon belas kasihan Nabi Ibrahim. Ia tidak mau ditinggalkan di tempat yang kosong itu. Tidak ada seorang manusia pun di sana, tidak ada pohon atau binatang, padahal dia menanggung beban mengasuh anak yang masih menyusui. Nabi Ibrahim tidak tega  meninggalkan anak dan istrinya. Akan tetapi, dia sadar bahwa yang dilakukannya itu merupakan kehendak Allah. Maka, beliau pun berkata, “Bertakwalah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya. Dialah yang memerintahkan aku membawamu ke sini dan Dia-lah yang akan melindungi dan menyertaimu di tempat sunyi ini. Jika bukan karena perintah Allah, aku tidak akan meninggalkan kalian di sini. Percayalah. Allah tidak akan menelantarkan kalian".

Siti Hajar segera melepaskan genggamannya dari baju Nabi Ibrahim setelah mendengar ucapan itu. Siti Hajar akhirnya merelakan Nabi Ibrahim pergi menunggang untanya kembali ke Palestina, Siti Hajar menangis tersedu-sedu. Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya ketika meninggalkan Mekah menuju Palestina.

Nabi Ibrahim berdoa meminta Allah untuk melindungi anak dan istrinya di Mekah. Nabi Ibrahim berkata, “Ya Allah, aku telah menempalkan putraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu, di lembah yang sunyi dari segala tanaman dan manusia, agar mereka mendirikan salat dan beribadah kepada-Mu. Berilah mereka rezeki dan buah-buahan yang lezat."

Sepeninggal Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail berdiam di tempat yang terpencil dan sunyi itu. Dia harus menenima ketentuan yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan akan mendapat perlindungan dari Allah, Bekal makanan dan minumannya pun lambat laun habis. Siti Hajar mulai merasakan beban hidup yang harus ditanggungnya tanpa bantuan suami, Ia menjadi panik, bingung, dan cemas.

Keluarga Nabi Ibrahim (Kisah Dalam Al-Quran)

Keluarga Nabi Ibrahim (Kisah Dalam Al-Quran)

KELUARGA NABI IBRAHIM
QS. Huud : 71-73

Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Sarah. Allah memerintahkan beliau untuk meninggalkan tempat tinggalnya di Haran. Dia pun membawa keluarganya melewati gurun menuju Kanaan. 

Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di Mamre. Nabi Ibrahim dan Siti Sarah tinggal di sana selama bertahun-tahun. Hidup mereka sangatlah bahagia karena harta mereka bertambah banyak. 

Ternak-ternak mereka pun berkembang biak dengan pesat. Setelah sekian lama menikah, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Padahal, mereka selalu berdoa agar dikarunia keturunan. Nabi Ibrahim kadang tampak murung. Allah pun melihat kerisauannya. Maka, Allah berjanji akan memberikan keturunan yang banyak kepada Nabi Ibrahim, Waktu terus berganti, namun Siti Sarah tetap saja tidak mengandung. Harapan mereka mulal menipis. Suatu hari, Siti Sarah melihat pelayan perempuannya yang bernama Siti Hajar sedang mencuci pakaian. Ketika melihat Siti Hajar, muncul gagasan di kepalanya. Siti Sarah kemudian berkata kepada Nabi Ibrahim, “Suamiku, engkau tahu Allah belum mengaruniai aku seorang anak. Ambillah Hajar menjadi istrimu! Mungkin dengan begitu kita bisa memperoleh keturunan.” 

Nabi Ibrahim sangat terkejut mendengar usul tersebut. Namun, akhirnya beliau setuju. Maka, Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Hajar Dan Siti Hajar, Nabi Ibrahim dikaruniai putra yang diberii nama Ismail. 

Setelah Siti Sarah mulai lanjut usia, Nabi Ibrahim mendapat wahyu bahwa Siti Sarah akan melahirkan seorang anak. Allah mengirim tiga orang malaikat utusannya untuk menyampaikan kabar gembira tersebut kepada Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim menerima ketiga tamu tadi, sedangkan Siti Sarah diam di balik tirai. Kemudian. salah satu tamu tersebut mengabarkan kepada Nabi Ibrahim bahwa Siti Sarah akan segera melahirkan seorang anak. Mendengar hal tersebut “Siti Sarah malah tertawa. Dia merasa sanksi atas apa yang didengarnya. 

Siti Sarah berkata, “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan seorang anak padahal aku sudah berumur seperti ini? Suamiku pun demikian, sesungguhnya ini sesuatu yang sangat aneh.”
 
Para malaikat berkata, “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? Bukankah itu adalah rahmat Allah.”
 
Singkat cerita, ketiga tamu tersebut berpamitan meninggalkan Nabi Ibrahim dan Siti Sarah. Tidak lama kemudian, Siti Sarah pun mengandung. Setiap hari, dia bahagia karena akan memperoleh seorang anak. 

Pada hari yang telah ditentukan, lahirlah seorang bayi laki-laki yang diberi nama Ishak, yang artinya tertawa.
Setelah Ishak lahir. Allah memberi wahyu kepada Nabi Ibrahim untuk membawa Siti Hajar dan Ismail pergi. Namun, Nabi Ibrahim belum tahu tempat yang akan mereka tuju. 

Dengan penuh rasa tawakal kepada Allah, Nabi Ibrahim bersama Siti Hajar dan Ismail pergi meninggalkan rumah. Mereka sama sekali tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Nabi Ibrahim hanya berserah diri kepada Allah dan yakin bahwa Allah akan memberi petunjuk. 

Unta Nabi Ibrahim berjalan keluar-masuk hamparan luas padang pasir. Matahari membakar kulit mereka dan angin kencang menghambur-hamburkan debu pasir kian-kemari. Setelah berminggu-mingggu berada dalam perjalanan jauh yang melelahkan, mereka pun tiba di Mekah. 

Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di Mekah dengan hanya dibekali makanan dan minuman seadanya. Sedangkan, di daerah itu tidak ada tumbuhan dan tidak ada air yang mengalir, yang terlihat hanya batu dan pasir kering.

Mukjizat Nabi Ibrahim (Kisah Dalam Al-Quran)

Mukjizat Nabi Ibrahim (Kisah Dalam Al-Quran)

MUKJIZAT NABI IBRAHIM
QS. AI-Baqarah: 260

Selang beberapa lama setelah mukjizat selamat dari api, Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar diperlihatkan cara menghidupkan orang mati. Allah berfirman kepadanya, “Hai Ibrahim, apakah kamu belum percaya dengan kekuasaan-Ku?” 

Maha Suci Allah, permintaanku ini supaya aku bisa lebih dekat kepada-Mu. ya Allah, mudah-mudahan doa ini Engkau kabulkan,” Nabi Ibrahim menjawab dengan takut-takut. 

Allah tahu Nabi lbrahim merupakan orang yang sabar dan patuh kepada perintah-Nya karena itu doa-doanya selalu dikabulkan. Allah pun meluluskan doa Ibrahim kali ini. “Baiklah, Aku akan mengabulkan permohonanmu.” 

Mendengar firman Allah tersebut, Nabi Ibrahim langsung bersujud untuk memperlihatkan rasa syukurnya. “Ibrahim, ambillah empat ekor burung. Potong-potonglah burung tersebut dan letakkan di atas tiap-tiap bukit,” perintah Allah. 

Nabi Ibrahim pun segera melaksanakannya. Setelah selesai, Allah kembali berfirman : “Sekarang, panggillah burung-burung tersebut. Niscaya mereka akan terbang dan datang kepadamu."

Nabi Ibrahim segera memanggil burung-burung tersebut. Tidak berapa lama tampak empat burung terbang dari atas bukit ke arahnya. Nabi Ibrahim langsung bersujud karena Allah telah memperlihatkan mukjizat kepadanya.

Tabir Wanita