Monday 5 September 2016

Siti Hajar Tinggal Di Mekah (Kisah Dalam Al-Quran)

Siti Hajar Tinggal Di Mekah (Kisah Dalam Al-Quran)

SITI HAJAR TINGGAL DI MEKAH
QS. Ibrahim : 37, HR. Al-Bukhari (Hadits Al-Anbiya)

Hati Siti Hajar sangat sedih dan cemas ketika akan ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim. Tempat itu begitu sunyi senyap, yang ada hanya batu gunung dan pasir. Sedangkan, putranya masih sangat kecil. 

Siti Hajar menangis memohon belas kasihan Nabi Ibrahim. Ia tidak mau ditinggalkan di tempat yang kosong itu. Tidak ada seorang manusia pun di sana, tidak ada pohon atau binatang, padahal dia menanggung beban mengasuh anak yang masih menyusui. Nabi Ibrahim tidak tega  meninggalkan anak dan istrinya. Akan tetapi, dia sadar bahwa yang dilakukannya itu merupakan kehendak Allah. Maka, beliau pun berkata, “Bertakwalah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya. Dialah yang memerintahkan aku membawamu ke sini dan Dia-lah yang akan melindungi dan menyertaimu di tempat sunyi ini. Jika bukan karena perintah Allah, aku tidak akan meninggalkan kalian di sini. Percayalah. Allah tidak akan menelantarkan kalian".

Siti Hajar segera melepaskan genggamannya dari baju Nabi Ibrahim setelah mendengar ucapan itu. Siti Hajar akhirnya merelakan Nabi Ibrahim pergi menunggang untanya kembali ke Palestina, Siti Hajar menangis tersedu-sedu. Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya ketika meninggalkan Mekah menuju Palestina.

Nabi Ibrahim berdoa meminta Allah untuk melindungi anak dan istrinya di Mekah. Nabi Ibrahim berkata, “Ya Allah, aku telah menempalkan putraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu, di lembah yang sunyi dari segala tanaman dan manusia, agar mereka mendirikan salat dan beribadah kepada-Mu. Berilah mereka rezeki dan buah-buahan yang lezat."

Sepeninggal Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail berdiam di tempat yang terpencil dan sunyi itu. Dia harus menenima ketentuan yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan akan mendapat perlindungan dari Allah, Bekal makanan dan minumannya pun lambat laun habis. Siti Hajar mulai merasakan beban hidup yang harus ditanggungnya tanpa bantuan suami, Ia menjadi panik, bingung, dan cemas.

0 komentar:

Post a Comment

Tabir Wanita