Ditemukan Musafir
QS. Yusuf : 19-21
Sementara itu, Yusuf menangis sendirian di dalam sumur yang gelap dan sunyi mencekam. Hatinya sangat risau. Bagaimana tidak, dia hanya seorang anak laki-laki berusia 2 tahun. Yusuf menguatkan hatinya untuk tetap bertahan. Dia teringat kata-kata ayahnya bahwa suatu hari nanti dia akan diberi kemuliaan oleh Allah. Dia yakin atas ucapan ayahnya tersebut.
Yusuf pun mencoba mencari cara agar bisa ke luar dan tempat itu. Dia melihat ke atas, ke bawah, ke kiri, dan ke kanan, mencoba mencari cara bagaimana mengangkat dirinya ke atas. Namun, dia tidak melihat apa pun yang bisa menolongnya.
Yusuf kembali mencoba untuk tetap tegar. Dia tidak tahu bagaimana jadinya bila tidak ada yang menemukannya. Namun, Yusuf enggan berputus asa. Dia berdoa kepada Allah agar hidupnya diselamatkan.
Sungguh, sebuah mukjizat dari Allah, Yusuf dapat bertahan sampai tiga hari. Pada saat dia hampir menyerah karena kelaparan dan kedinginan, dia mendengar suara-suara aneh. Suara-suara itu makin lama makin jelas. Kemudian, terdengar suara anjing menggonggong. Yusuf mendengar suara langkah kaki dari suara binatang di sekitar sumur.
Yusuf memasang telinganya untuk mendengar suara-suara itu. Harapannya yang hampir musnah muncul kembali. Dia mendengar suara kepala kafilah menyuruh anak buahnya menurunkan amber untuk mengambil air dari dalam sumur. Tak lama, Yusuf melihat sebuah ember turun ke bawah. Begitu ember itu dapat dijangkau olehnya, dia segera memegangnya kuat-kuat. Musafir tadi lalu menarik ember itu. Begitu ember ditarik ke atas, mereka semua terkejut melihat ada seorang anak kecil yang sedang memegang ember tersebut. Anak laki-laki itu berwajah sangat tampan dan berkulit putih bersih.
Para musafir tadi kemudian berunding. Akhirnya, mereka sepakat akan membawa Yusuf ke Mesir untuk dijual di sana. Menurut perkiraan mereka, pastilah mereka bisa mendapat banyak uang dari hasil penjualan anak laki-laki tampan tersebut. Mereka pun berangkat ke Mesir dengan membawa Yusuf. Setibanya di sana, mereka menuju pasar penjualan budak dan menawarkan Yusuf untuk dibeli. Mereka segera menjual Yusuf begitu ada yang menawar dengan harga yang lumayan. Mereka tidak berani menaikkan harga karena khawatir rahasia mereka akan terbongkar.
Kepala kepolisian Mesir yang bernama Futhifar-lah yang menawar Yusuf dan berhasil bembawanya pulang. Futhifar senang bisa membeli seorang budak berwajah tampan dengan harga yang tidak terlalu mahal. Futhifar yakin bahwa Yusuf berasal dari keluarga yang terhormat sehingga dia memperlakukan Yusuf dengan baik.
Setibanya di rumah, dia segera menemui istrinya. Dia memberi tahu istrinya bahwa dia pulang membawa seorang budak.
“Tadi aku membeli budak ini di pasar pelelangan. Perlakukan dia dengan baik, suatu saat nanti mungkin dia akan memberi manfaat untuk kita. Aku merasa bahwa dia bukan keturunan budak. Dia pasti dari keluarga terhormat. Aku tidak tahu mengapa dia sampai ada di pasar budak".
“Baiklah. aku akan memperlakukannya dengan baik" ungkap istrinya sambil menatap Yusuf yang menundukkan wajah.
Istri Futhifar, Zulaikha. menerima Yusuf dengan tangan terbuka. Dan memperlakukan Yusuf dengan baik seperti keluarganya sendiri, sebagaimana pesan suaminya. Yusuf dapat menyesuaikan diri dengan cepat di sana. Dia melakukan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Dia pun selalu jujur kepada kedua majikannya. Yusuf tidak mau membalas kebaikan kedua orang tersebut dengan kejahatan. Karenanya Yusuf makin disayangi oleh keluarga Futhifar. Yusuf hidup tenteram dan damai bersama keluarga Futhifar. Dia mendapat kepercayaan penuh dari kedua majikannya tersebut.
Lambat laun, Yusuf tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Badannya tinggi tegap dan wajahnya sedap dipandang mata. Ketampanannya bisa membuat wanita mana pun tergoda. Begitu pula dengan istri Futhifar.