Wednesday, 14 October 2015

Dakwah Nabi Muhammad Secara Terbuka

Setelah Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara tertutup/sembunyi-sembunyi akhirnya Allah menurunkan surat Al-Hijr ayat 9, yaitu:
“Maka jelaskanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”.
Langkah yang dilakukan nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan dakwah secara terbuka adalah :
*Dakwah kepada kerabat dekat yaitu Bani Mutholib
*Dakwah kepada masyarakat umum atau semua lapisan masyarakat.
*Dakwah kepada negeri-negeri lain.

Untuk melakukan seruan kepada masyarakat Makkah Nabi berpidato dibukit Shafa, salah satu isi pidatonya adalah:
  1. Peringatan dan ancaman Allah bagi orang yang tidak mengimani apa yang disampaikan Nabi. Akan tetapi bagi yang mengimani dan beramal Sholeh maka syurgalah balasannya.
  2. Kelak pada hari kiamat tidak ada yang dapat menolong kita selain amal sholeh kita.
  3. Nabi memohon kepada keluarganya untuk dapat membantunya dan memelihara agama Islam.
Tidaklah mudah Nabi melakukan dakwah sekalipun terhadap kerabat dekat sendiri, terbukti dengan reaksi Abu Lahab paman Nabi sendiri menolak mentah-mentah ajakan Nabi, sampai dia melempar batu kearah Nabi. Sehingga pada peristiwa tersebut Allah menurunkan surat Al-Lahab ayat 1-5 untuk mengutuk Abu Lahab dan istrinya. Walau demikian Nabi tetap bersikap tenang dan berjiwa besar untuk tetap berjuang menegakkan risalah Allah.
Surat Al-Lahab 1-5 yaitu :
“Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah Ia (1) Tak ada gunanya kekayaan dan usaha mereka (2) Api yang menjilat-jilat kelak akan menggulungnya” (3) Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (4) Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (5) Yang di lehemya ada tali dari sabut.”


Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT, sebagai penutup nabi-nabi Allah dan Rasul-rasul Allah. Beliau diamanatkan oleh Allah untuk mengemban ajaran penyempurna, sehingga ajaran Nabi Muhammad SAW adalah ajaran yang menyempurnakan ajaran-ajaran Nabi dan Rasul sebelumnya.

Inti dari ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah :
  • Aqidah adalah Keyakinan yang terangkum dalam Rukun Iman
  • Akhlak adalah budi pekerti, moral, cara-cara mendekatkan diri kepada Allah terangkum dalam pengertian lhsan
  • Syari’ah adalah ketentuan Allah tentang perintah dan larangan, atau apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus dihindani , terangkum dalam rukun Islam.

Asmaul Husna - Ar Rahman

Ar-rahman berarti Allah Maha Pengasih. Allah mengasihi semua makhluk-Nya, seperti manusia, binatang, dan lain-lain.

Allah menciptakan bumi dan seisinya, juga tumbuhan semuanya untuk manusi. Sebagai orang Islam, kita harus mampu memanfaatkan semua pemberian Allah dengan sebaik-baiknya.

Kata Ar-Rahman secara luas dapat diartikan sebaga sifat kasih saying Allah kepada seluruh makhluk-Nya yang diberikan di dunia, baik manusia beriman atau kafir, binatang dan tumbuh-tumbuhan serta makhluk lainnya.

Ar-Rahmaan adalah sebuah nama/asma kepada Dzat yang memiliki nikmat panjang atau nikmat besar. Disini mencakup ilmu, akal, islam dan iman.

Maksudnya yaitu barang siapa yang mempergunakan ilmu dan akal yang di perolehnya untuk islam dan iman maka ia mendapakan nikmat panjang. Karena tidak hanya di dunia saja melainkan ketika di akhirat, ia pun akan mendapatkan nikmat dari Allah SWT.

Kemudian aplikasi dari Ar-Rahman dapat dilihat dari perilaku dermawan, tolong-menolong dan lapang dada. Selain itu kata Ar-Rahman juga dapat mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri apabila kata Ar-Rahman selalu diucapkan di setiap kesempatan.

Diantaranya kita gunakan panca indera kita pada hal-hal yang diridhoi Allah SWT,
- mata digunakan untuk melihat sesuatu yang diridhoi Allah.
- telinga digunakan untuk mendengarkan pengajian.
- tangan digunakan untuk membantu orang dalam kesulitan.
- kaki digunakan untuk pergi ke sekolah dan masjid.
- pikiran digunakan untuk memikirkan yang baik.
- mulut digunakan untuk berkata yang benar, berkata jujur serta sering membaca Al Qur’an.

Contoh kemurahan Allah SWT kepada makhluknya di bumi ialah dengan turun hujan. Coba kita perhatikan, ketika turun . hujan, tanah yang kering dan gersang ? kemudian menjadi subur, tumbuhlah berbagai jenis tanaman yang dibutuhkan oleh manusia dan binatang seperti dalam Al-Qur’an difirmankan :
Artinya:
1. (tuhan) yang Maha pemurah,
2 yang telah menajarkan Al Quran.
3. Yang menciptakan manusia.
4. mengajarnya pandai berbicara.


Allah mempunyai nama Ar-Rahman. Ar-Rahman artinya maha pengasih. Ar-Rahman juga maha pemurah. Jadi Allah memiliki sifat pengasih dan pemurah.

Semua mahluk yang ada di dunia ini di kasihi oleh Allah. Seperti hewan, manusia dan tumbuhan, di kasihi Allah. Allah tidak membedakan mahluk yang beriman maupun yang tidak beriman. Yang hidup maupun yang mati. Semua di beri kenikmatan oleh Allah.

Meneladani Kisah Nabi tentang Ar-rahman
 
PENGHARGAAN NABI SULAIMAN PADA BANGSA SEMUT
Suatu hari, Nabi Sulaiman bersama pasukannya sedang bepergian ke sebuah tempat, di tengah perjalanan ia segera menghentikan pasukannya. “Tunggu kita melewati sebuah sarang semut. Jangan sampai kita mengganggu mereka apalagi menginjak sakit seekor semut di sini!” seru Nabi Sulaiman sambil turun dari kudanya. Saat itu Nabi Sulaiman mendengar raja semut berseru kepada rakyatnya, “Wahai rakyatku. Cepatlah kalian menyingkir dan masuk ke dalam sarang. Lihat, raja Sulaiman dan rombongannya akan melewati tempat ini!”

Demi untuk menghargai bangsa semut, Nabi Sulaiman sampai memerintah kan pasukannya untuk berhati-hati. Padahal dalam kehidupan kita sehari-hari sering kita suka meremehkan semut karena ukurannya yang sangat kecil.

Tuesday, 13 October 2015

Bagimana Maksud Menyayangi Dalam Konteks Pernikahan ?

Ritual nikah dalam Islam, merupakan peristiwa sakral, yang mempertemukan dua karakter yang berbeda dalam mengarungi kehidupan ini.

Sehingga bagi keduanya harus saling menyayangi dan memahami satu sama lainnya, demi tercapainya tujuan yang mulia tersebut. Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah ayat yang berbunyi; “Wa ‘Asyiru hunna bil ma’rufi“. Sejauh mana kandungan yang dimaksud dalam ayat tersebut?

Jawab : Yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah memberikan haknya istri tanpa menunda-nunda. tidak menyakitinya dan mencukupi segala kebutuhan kehidupannya menurut kemampuan suami.

Referensi : 

 

Syarat Sah Dan Syarat Wajib Shalat Jumat

Salat Jumat ialah salat dua rakaat sesudah khotbah pada waktu Lohor pada hari Jumat. (baca juga : Sunnah Dalam Shalat Jumat)

Hukum salat Jumat itu fardu‘ain, artinya wajib atas setiap laki-laki dewasa yang beragama Islam, merdeka, dan tetap di dalam negeri. Perempuan, kanak-kanak, hamba sahaya, dan orang yang sedang dalam perjalanan tidak wajib salat Jumat.
Firman Allah Swt.:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (AI-JUMUKH: 9)

Yang dimaksud dengan “jual beli” ialah segala pekerjaan selain dari urusan salat.
Sabda Rasulullah Saw.:
“Salat Jumat itu hak yang wajib dikerjakan oleh tiap-tiap orang Islam dengan berjamaah, kecuali empat macam orang: (1) Hamba sahaya yang dimiliki (2) perempuan, (3) anak-anak, (4) orang sakit.” (RIWAYAT ABU DAWUD DAN HAKIM)

“Hendaklah para kaum benar-benar menghentikan kebiasaan mereka meninggalkan salat Jumat, atau Allah benar-benar akan mengunci niat hati mereka, kemudian mereka benar-benar termasuk orang-orang yang lalai.” (RIWAYAT MUSLIM)


Syarat-syarat wajib Jumat
1. Islam, tidak wajib atas orang non Islam.
2. Balig (dewasa), tidak wajib Jumat atas kanak-kanak.
3. Berakal, tidak wajib Jumat atas orang gila.
4. Laki-laki, tidak wajib Jumat atas perempuan.
5. Sehat, tidak wajib Jumat atas orang sakit atau berhalangan.
6. Tetap di dalam negeri, tidak wajib Jumat atas orang yang sedang dalam perjalanan.

Syarat sah mendirikan Shalat Jumat
1. Hendaklah diadakan di dalam negeri yang penduduknya menetap, yang telah dijadikan watan (tempat-tempat), baik di kota-kota maupun di kampung-kampung (desa-desa). Maka tidak sah mendirikan Jumat di ladang-ladang yang penduduknya hanya tinggal di sana untuk sementara waktu saja. Di masa Rasulullah Saw. dan di masa sahabat yang empat, Jumat tidak pernah didirikan selain di negeri yang penduduknya menetap. 

2. Berjamaah, karena di masa Rasulullah Saw. salat Jumat tidak pernah dilakukan sendiri-sendiri. Bilangan jamaah, menurut pendapat sebgian ulama, sekurang-kurangnya adalah empat puluh orang laki-laki dewasa dari penduduk negeri. Ulama yang lain mengatakan lebih dari empat puluh. Sebagian lagi berpendapat cukup dengan dua orang saja, karena dua orang pun sudah dapat dikatakan berjamaah. Tentang bilangan ini sungguh banyak sekali pendapat, tetapi karena kitab ini hanya untuk seperlunya serta dengan seringkas-ringkasnya saja, maka Pendapat-pendapat (mazhab) dan keterangan-keterangan satu persatunya tidak dapat diterangkan di sini.

3. Hendaklah dikerjakan di waktu Lohor.
Hadis : “Dari Anas, “Rasulullah Saw. salat Jumat ketika matahari telah tengelincir.” (RIWAYAT BUKHARI)
4. Hendak’ didahului oleh dua khotbah.
Hadis : “Dari Ibnu Umar: “Rasulullah Saw. berkhotbah dua khotbah pada hari Jumat dengan berdiri, dan beliau duduk di antara dua khotbah iitu.” (RIWAYAT BUKHARI DAN MUSLIM)

Apa Hukum Puasa Sambil Menggunjing Dan Berdusta ?

Tanya : Bagaimana hukumnya melaksanakan ibadah puasa, namun dengan tidak bisa meninggalkan perkataan dusta dan menggunjing kesalahan orang lain. Batalkah puasa yang dilakukan oleh orang dengan aktivitas itu? Mohon penjelasan.

Jawab :
Menggunjing adalah membicarakan sesuatu yang berkenaan dengan orang lain yang tidak disukai oleh orang tersebut untuk dibicarakan, pada saat yang bersangkutan tidak berada di tempat (dzikruka akhaka bi ma fihi min ma yakrah/ dzikruka akhaka bima yakrah fighaybatihi) atau lazim disebut ngrasain atau rasan-rasan dalam bahasa Jawa. Adapun berdusta adalah mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan kenyataan, berbohong. Kedua tindakan ini termasuk maksiat lisan yang dilarang oleh agama.

Al-Quran menggambarkan perbuatan menggunjing sebagai memakan ‘bangkai saudara. Perhatikan firman Allah sebagai berikut:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taobat lagi Maha Penyayang. “(QS. Al-Hujurat: 12)

Dr Wahbah Az-Zuhaily, memberikan komentar dalam tafsirnya Al- Wajiz halaman 518 sebagai berikut:
“Ini merupakan penggambaran perbuatan penggunjing dengan gambaran yang paling buruk menurut watak dan akal. Memakan daging anak Adam adalah haram, demikian juga menggunjing.”

Menggunjing merupakan tindakan pengecut karena bersifat menyerang orang lain tanpa sepengetahuan dan karena itu juga tidak memberikan kesempatan untuk membela diri. Sedangkan berdusta, menurut sebuah hadis, termasuk tanda kemunafikan. Dan pelakunya akan mendapat siksa yang pedih. Dalam Surat Al-Baqarah : 10 dinyatakan sebagai berikut:
Artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah: 10)

Idealnya, selama menjalankan ibadah puasa, kita tidak hanya meninggalkan makan/minum dan hal-hal fisik lainnya yang membatalkan puasa, tetapi juga mencegah seluruh anggota badan, hati dan pikiran dari hal-hal yang terlarang, termasuk di dalamnya berdusta dan menggunjing.

Para ulama bersepakat bahwa dusta dan menggunjing adalah haram, tetapi larangan untuk melakukan kedua hal itu pada saat berpuasa lebih ditekankan daripada ketika tidak berpuasa.

Namun, terdapat perbedaan pendapat dalam menjawab pertanyaan : apakah kedua perbuatan itu membatalkan puasa?

Mayoritas fuqaha menyatakan, berdusta dan menggunjing tidak membatalkan puasa. Pendapat sebaliknya (menurut Al-Auza’iy, Al-Tsauriy dan lain-lain) menyatakan bahwa keduanya membatatkan puasa, dan oleh karenanya wajib diganti dengan mekanisme qadha.

Perbedaan pendapat ini muncul dari perbedaan dalam memahami dan menilai beberapa hadis yang dijadikan sumber untuk menetapkan hukum kasus ini. Misalnya hadis riwayat Abu Hurairah:
Artinya: “Puasa itu tidak hanya meninggalkan makan dan minum, (tetapi juga) meninggalkan al-laghw dan ar-rafats.” (HR-Baihaqi)

Dalam kamus Al-Mu’jam Al-Wasith diterangkan ar-rafats adalah perkataan buruk, dan al-laghw adalah perbuataan yang sia-sia, tidak berguna. Hadis lainnya diriwayatkan Al-Laits dan Mujahid, yang artinya: “Ada dua perkara yang membatalkan puasa, yaitu menggunjing dan berdusta.”

Kedua hadis di atas mi scara lahiriah, sebagaimana pendapat Al-Auza’iy, memberikan pengertian batalnya puasa akibat berdusta dan menggunjing. Kesimpulan ini diperkuat dengan hadis lain tentang orang yang berpuasa tanpa mendapatkan pahala. Perhatikan hadis berikut ini:
Artinya: “Banyak orang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar.” (HR Nasai dan Ibn Majah)

Hal mi masih dipertegas lagi dengan hadis lain:
Artinya: “Ada lima perkara yang membataikan puasa : dusta, menggunjing, mengadu-domba bersumpah palsu, dan melepaskan pandangan terhadap sesuatu yang tidak dibenarkan syara’.”(HR. Nasai)

Meskipun demikian, mayoritas ulama berpendapat bahwa berdusta dan menggunjing tidak membatalkan puasa. Kelompok ini menolak validitas hadis terakhir (tentang lima perkara yang membatalkan puasa), dan memahami tiga hadis lainnya dengan pengertian bahwa kesempurnaan puasa tidak dapat dicapai tanpa meninggalkan ar-ra fats dan al-laghw.

Mirip dengan pendapat ini adalah pendapat Imam Al-Mawardi dan A1-Mutawalli yang menyatakan bahwa hal yang batal bukanlah pekerjaan puasanya tetapi pahalanya. (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab VI, 356, Umdah Al-Qari: X, 276).

Perkawinan Sesama Jenis (Kisah Dalam Al-Quran)


Perkawinan Sesama Jenis
QS. Al-Ankabut : 28-30

Nabi Luth merupakan anak saudara laki-laki Nabi Ibrahim. Nabi Luth hijrah bersama Nabi Ibrahim dari Negeri Babil ke Negeri Syam. Nabi Luth diutus oleh Allah untuk berdakwah ke negeri tempat kaum Sodom dan Amurah yang gemar melakukan kerusakan. Kaum ini lebih suka melakukan perkawinan sesama jenis. Laki-laki menikahi laki-laki.

Sudah berulang kali Nabi Luth menasihati kaumnya agar meninggalkan perbuatan mereka yang tercela itu. Nabi Luth berkata kepada kaumnya. “Sesungguhnya kalian telah melakukan perbuatan yang sangat keji yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh seorang pun di alam
semesta ini.

Namun, mereka malah menertawakan dan mengejek Nabi Luth.
“Hai Luth, tidak usah engkau urus masalah kami. Lebih baik engkau urus saja keluargamu.”
“Jika kalian terus-menerus melakukan perbuatan keji ini, niscaya Allah akan memberi peringatan pada kalian.
“Coba saja datangkan siksa jika kamu benar,” ucap kaumnya dengan nada menantang.

Nabi Luth hanya berserah diri kepada Allah. Beliau sangat ingin agar kaumnya sadar, namun
beliau merasa tidak berdaya untuk mengubah kekerasan hati mereka. Akhirnya Nabi Luth pun berdoa, “Ya Allah, tolonglah aku menghadapi kaum yang berbuat bencana ini.”

Waktu Dan Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Muhammad adalah anggota kabilah Bani Hasyim. Kabilah ini memiliki kedudukan yang mulia dikalangan suku Quraisy. Kakek Muhammad yang bernama Abdul Muthalib merupakan salah satu kepala suku Quraisy. Beliau memegang jabatan siqayah atau pengawas sumur zam-zam.

Tugas siqayah adalah menyediakan air yang dibutuhkan oleh para pengunjung ka’bah. OIeh karena itu, Abdul Muthatib menjadi orang yang berpengaruh dalam kalangan Quraisy. Walaupun demikian, Bani Hasyim merupakan kabilah yang sederhana. Mereka tidak sekaya kabilah-kabilah lain dalam suku Quraisy.

Ayah Muhammad bernama Abdulah. Ia merupakan salah satu putra Abdul Muthalib. Abdullah meninggal dunia ketika mengikuti kafilah dagang ke Syam. Ia jatuh sakit dan meninggal dunia di Yasrib. Peristiwa itu terjadi tiga bulan setelah Abdullah menikah dengan Aminah binti Wahab, Ibu Muhammad. Aminah binti Wahab berasal dari kabilah Bani Zuhrah. Baik dari garis keturunan ayahnya maupun ibunya, Muhammad merupakan keturunan nabi Ismail dan nabi lbrahim.

Tidak lama setelah peristiwa serangan pasukan gajah, Aminah binti Wahab melahirkan seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu adalah Muhammad. Ia lahir pada malam menjelang dini hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau bertepatan dengan 20 April 571 Masehi.

Pagi harinya, Abdul Muthalib datang ke rumah Aminah setelah mendengar kabar itu. Diangkatnya cucunya itu, diciumnya, didekapnya, lalu ia tawaf mengelilingi ka’bah. Seminggu kemudian Abdul Muthalib mengadakan selamatan. Semua orang Quraisy hadir dan ikut bergembira. Pada saat itulah, Abdul Muthalib memberikan nama Muhammad kepada cucunya itu. Muhammad berarti orang yang terpuji. Abdul Muthalib berharap agar cucunya menjadi orang yang terpuji di seluruh dunia.

KaIimat Dan Arti Tahlil

Kalimat tahlil biasa diucapakan ketika kita mendoakan orang yang telah meninggal agar segala dosanya di ampuni oleh Allah SWT. Dan juga seperti dzikir setalah shalat selalu mengucapkan tahlil.

Kalimat tahlil juga termasuk kalimat tauhid, yaitu kalimat yang mengandung arti tentang keesaan Allah.

Tahlil juga rangkaian dari kalimat thayyibah yang baik. Biasa kalimat tahiji selalu di iringi dengan kalimat thayyibah lainnya, seperti tasbih, tahmid.

Lafaz kalimat tahill “ Laa Ilaha Ilallah” Artinya “Tiada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah

Kalimat tahlil kita ucapkan karena Allah adalah tuhan yang patut di sembah.

Kita tidak diperbolehkan men yembah selain Allah. Kita wajib meminta pertolongan hanya kepada Allah.

Kita menyakini bahwa Allah SWT hanya satu, yang menciptakan dan mengatur alam semesta termasuk diri kita. Tidak ada tuhan selain Allah.

Pernah kita mendengar bahwa orang muslim ada yang meminta sesuatu kepada selain Allah? Karena mereka tidak tahu bahwa Allah adalah tempat kita meminta segala sesuatu hanya kepada Allah.

Salah satu keutamaan membaca kalimat tahlil adalah kita akan mendapat sepuluh kebaikan dari Allah SWT seperti yang diterangkan dalam hadist berikut:
“Barang siapa yang membaca kalimat “laa ilaaha illallahuwahdahu la syarikala lahulmulku walahul hamdu wahuwa’alakulli syain kodir”

Kalimat tahlil di baca pada waktu
1. Mendoakan orang yang telah meninggal dunia
2. Berdzikir setalah shalat lima waktu
3. Membimbing orang yang sedang menghadapi sakaratul maut
4. Mendapatkan musibah yang tiba-tiba

“Barang siapa menunjukan suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala yang melakukannya.” (Al - Hadits)

Tabir Wanita