Tuesday 4 October 2016

Biografi Al-Battani (Pelopor Peradaban Islam)


AL- BATTANI
(244-317 H/ 858-929 M)

Dia adalah Abu Abdullah Muhammad Ibnu Jabir Ibnu Sinan ar-Raqqi al-Harrani, dikenal sebagai al-Battani. Dia dinamai sebagai ar-Raqqi setelah Raqqa, sebuah kota di Eufrat di Irak. Dia dikenal di Barat pada Abad Pertengahan sebagai Albategnus atau Albategni. 

Al-Battani lahir di “Battan” dekat Harran, terletak pada salah satu aliran Sungai Eufrat. Tanggal kelahirannya tidak jelas, tetapi kemungkinan dia lahir pada tahun 235 H/858 M. Mengenai tanggal wafatnya, “semua ahli sejarah menyepakati dia wafat pada 317 H/ 929 M, dekat kota Moussul di Irak. Dia dihormati sebagai salah satu ahli astronomi besar bangsa Arab. Dia mencurahkan seumur hidupnya dari tahun 264 H sampai wafatnya untuk memantau planet-planet dan bintang-bintang. Al-Battani pertama sekali diajari oleh ayahnya, Jabir Ibnu al-Battani, yang juga dikenal baik sebagai ilmuwan. Dia kemudian pindah ke Rakka di mana dia mempelajari karya-karya para pendahulunya terutama karya Ptolomeus. Dia mengabdikan dirinya meneliti dibidang ilmu perbintangan, ilmu trigonometri, ilmu aljabar, ilmu geometri, dan ilmu geografi. Dia menghabiskan pekerjaannya menempuh antara “Ar-aqqah”dan “Antakia” di Syria, di mana dia mengadakan sebuah tempat observasi sesuai dengan namanya (Observatorium al Battani). 

Ensiklopedia Islam mencatat al-Battani sebagai seorang yang terkenal dalam hal pemantauan planet-planet dan salah satu ahli hitung yang terkenal di bidang geometri, letak planet-planet, dan menghitung bintang. Semua sarjana bangsa Eropa mengakui bahwa al-Battani lebih menguasai ilmu pengetahuannya daripada ahli astronorni Yunani Ptolomeus. Ahli astronomi Perancis Lalande mengatakan bahwa al-Battani adalah salah satu diantara 20 ahli astronomi terbaik yang eksis di seluruh dunia.

Kadari Tawkan menyatakan dalam bukunya “Budaya Keilmuan Bangsa Arab dalam Ilmu Matematika dan Ilmu Astronomi bahwa “Kajori” dan “Halle” mempertimbangkan al Battani merupakan salah satu ilmuwan yang menghasilkan karya besar. Beberapa peneliti menyebutnya sebagai Ptolomeus dari Arab. George Sarton menggambarkannya sebagai ahli astronomi termasyhur pada masanya dan salah satu sarjana Islam terkemuka. 

Kontribusinya terhadap Ilmu Astronomi
Kontribusi terpentingnya dalam ilmu astronomi adalah penemuannya tentang letak bintang, nadir, dan penentuan titik-titik bintang di langit. Dia juga tekun dengan ketelitian yang luar biasa mendalami kecondongan gerhana, lamanya tahun tropis, musim, dan kebenaran serta lingkaran tengah matahari. Dia menentang pandangan Ptolomeus dan menunjukkan bahwa letak matahari berubah-ubah. Kebenaran observasinya tentang bulan dan gerhana matahari digunakan oleh orang-orang Eropa (Dunthorne tahun 1749 M) untuk menentukan percepatan sekuler dan pergerakan bulan sepanjang satu abad penuh.

Dia juga meralat orbit-orbit bulan dan planet-planet yang diperkuat sebuah daftar tentang letak-letak baru mereka. Di samping itu, dia membandingkan letak beberapa bintang termasuk ke dalamnya daftar pergerakan planet-planet yang terkenal yang digunakan para ahli astronomi selama barabad-abad. 

“Nellino” mengakui bahwa dia “menemukan teori baru yang menerangkan keterampilannya dan kemampuannya dalam mencari arti untuk menerangkan tentang bagian bulan yang tampak”.

Kontribusinya terhadap Ilmu Matematika
Al-Battani adalah salah satu sarjana pertama bangsa Arab yang menggunakan sinus sebagai pengganti titik lingkaran. Dia juga menggunakan tangen dan kotangen dalam ilmu ukur yang berbentuk bola. Dia juga menggunakan aljabar dalam memecahkan masalah-masalah yang mana di yunani menggunakan ilmu geometri. Al-Battani adalah penemu ilmu trigonometri dan yang berusaha keras mengembangkan penelitian di bidangnya.

Karya-karya Besarnya
Di antara karya-karya besarnya sebagai berikut:
“zij Assabi” adalah penulisan terpentingnya. Berisikan penemuan-penemuan tentang observasi planet-planet, dia menjalankannya pada tahun 299 H, daftar pergerakan benda-benda angkasa, dia menemukan sejalan dengan beberapa karya astronomi yang ia kerjakan dan tahun 264 sampai 306 H. Pencatatannya yang pertama “Zij” atau ephemeris (“Zij” penunjukan sebuah istilah bahasa Persia terhadap ephemeris yang lama) berisikan kebenaran dan informasi akurat. Buku yang berpengaruh besar dalam perkembangan ilmu astronomi dan matematika sekitar masa kebangkitan bangsa Arab-Islam atau pada saat di luar masa kebangkitan bangsa Eropa. Beberapa ilmuwan Arab menyebutkan dalam perhitungan mereka, beberapa darinya dikutip atau isinya diinterpretasikan beberapa bagian. 

Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Tivok Platoof pada abad ke-12 di bawah judul sciencia de Sttellarum, : IImu Perbintangan, dan telah dicetak di Nuremberg tahun 1537 M. Pada abad ke-13, Raja Castile, Alfonso X, meminta penerjemahan buku ini dari bahasa Arab ke bahasa Spanyol. Sebuah naskah terjemahan yang tidak lengkap terdapat di Paris. Penggandaan buku ini tersedia di Vatikan. Carlo Nellino menerbitkan edisi asli bahasa Arab meniru dari salinan El Esconjal dalam tiga volume di Roma tahun 1899-1907 disertai oleh penerjemahan bahasa Latin dan menguraikan beberapa topik. 

“Kitab Ma’rifatal-Bi’ruj fimaa bayna Arba’ al-Falak” dimana al-Battani menghubungkan pemecahan matematika terhadap permasalahan ilmu astrologi untuk orientasi observasi;
 
Risala fi Mikdar al-Ittissalat;
 
Risala fi Tahqiq Akdar al-Ittisalat;
 
Pada dua risalah terakhir, al-Battani menentukan pembahasan kesesuaian dua planet sebagai garis lintang dan garis bujur, apakah mereka berada pada satu orbit yang sama atau keseluruhannya berada di luar bidang. 

“Charch al- Maqalat al- Arba’ Libatlimus” Ptolomeus mengakhiri “Almagest”-nya dengan risalah keempat ini yang mana ia membagi persoalan-persoalan astrologi dan pengaruh bintang pada keadaan sekular. 

Kitab Ta’adil al Kawakib. Al-Battani belajar perbedaan antara pergerakan planet pada orbitnya seperti sebuah nilai konstan dan gerakan nyatanya yang berbeda dari satu posisi dengan lainnya. 

Kesimpulannya, al-Battani adalah satu di antara orang jenius terbesar di dunia yang mengembangkan teori-teori penting dan memperkaya ilmu pengetahuan manusia sesudahnya dengan menambahkan penemuan-penemuan baru di bidang astronomi, aijabar, dan trigonometri. Dia pantas diakui untuk observasi planet- planet dan pergerakan benda-benda angkasa. Beberapa dari temuannya berlanjut menggerakkan kepentingan para sarjana dan kebanggaan mereka.

0 komentar:

Post a Comment

Tabir Wanita