Tuesday 13 September 2016

Fatwa-Fatwa Ulama Tentang Hadiah Pahala Bacaan Al-Quran Untuk Orang Mati

fatwa ulama tentang pahala bacaan al-quran
Kali ini penulis ketengahkan lanjutan tulisan dari artikel sebelumnya (baca : Dalil-Dalil Hadiah Pahala Bacaan Al-Quran Untuk Orang Mati). Dan berikut penulis sampaikan Fatwa-Fatwa Ulama Tentang Hadiah Pahala Bacaan Al-Quran Untuk Orang Mati : 

1. Berkata Muhammad bin Ahmad al-Marwazi : “Saya mendengar Ahmad bin Hambal berkata : Jika kamu masuk ke pekuburan, maka bacalah Fatihatul kitab, al-lkhlas, al-Falaq dan an-Nas dan jadikanlah pahalanya untuk para penghuni kubur, maka sesungguhnya pahala itu sampai kepada mereka. Tapi yang lebih baik adalah agar si pembaca itu berdoa sesudah selesai dengan : Ya Allah, sampaikanlah pahala ayat yang telah aku baca ini kepada si fulan “. (Hujjatu Ahlis Sunnah Wal-Jamaah hal. 15) 

2. Berkata Syaikh Ali bin Muhammad bin Abil lz : 
“Adapun memaca Al-Quran dan menghadiahkan pahalanya kepada orang mati secara sukarela dengan tanpa upah, maka pahalanya akan Sampai kepadanya sebagaimana sampainya pahala puasa dan haji”. (Syarah Aqidah Thahawiyah hal. 457) 

3. Berkata Dr. Ahmad Syarbasi : “Sesungguhnya jumhur ulama telah menyebutkan bahwa bacaan Al-Qur’anul Karim dapat memberi manfaat kepada mayyit atau sampai pahala bacaan itu kepadanya. Dan terhadap yang demikian sekelompok ulama yang lain tidak menyetujui. Dan menurut mereka yang menyukai hal tersebut, akan menjadi bagus jika si pembaca berdoa sesudah selesai dengan : “Ya Allah, sampaikanlah seumpama pahala ayat yang telah aku baca kepada Si fulan atau fulanah”. (Yasaluunaka fid din wal-hayat jilid 111/413) 

4. Berkata Ibnu Taimiyah : “Sesungguhnya mayyit itu dapat beroleh manfaat dengan bacaan Al-Qur’an sebagaimana dia beroleh manfaat dengan ibadah-ibadah kebendaan seperti sedekah dan yang seumpamanya”. (Yasaluunaka fid din wal-bayat jilid 1/442). 

5. Berkata Imam Ibnul Qayyim AI-Jauziyyah : “Sesuatu yang paling utama dihadiahkan kepada mayyit adalah sedekah, istigfar, berdoa untuknya dan berhaji atas nama dia. Adapun membaca Al-Quran dan menghadiahkan pahalanya kepada si mayyit dengan cara sukarela tanpa imbalan, maka akan sampai kepadanya sebagaimana pahala puasa dan haji juga sampai kepadanya”. (Yasaluunaka fid din wal-hayat jilid 1/442) 

Imam Ibnul Qayyim juga berkata dalam kitabnya Ar-Ruh :
“Al-Khallal dalam kitabnya Al-Jaini’ sewaktu membahas “Bacaan disamping kubur” berkata : Menceritakan kepada kami Abbas bin Muhammad Ad-Dauri, menceritakan kepada kami Yahya bin Mu’in, menceritakan kepada kami Mubassyar al-Halabi, menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ala’ bin AL-Lajlaj dari bapaknya dia berkata : Berkata bapakku : “Jika aku telah mati, maka letakkanlah aku di liang lahat dan ucapkan bismillah Wa ala sunnati rasulillah dan ratakanlah tanah atasku dan baca permulaan al-Baqarah disamping kepalaku karena sesungguhnya aku mendengar Abdulloh bin Umar mengatakan yang demikian.
Ibnu Qayyirn ini di dalam kitab dan halaman yang sama juga mengutip ucapan Al-Khallal : “Mengkhabarkan kepadaku Hasan bin Ahmad al-Warraq, menceritakan kepadaku Ali bin Musa al-Haddad dan dia adalah seorang yang sangat jujur, dia berkata : “Pernah aku bersama Ahmad bin Hambal dan Muhammad bin Qudomah al-Jauhari menghadiri jenazah, maka tatkala mayyit itu telah dimakamkan, seorang lelaki yang kurus duduk disamping kubur (sambil membaca Al-Qur’an). Melihat itu berkatalah Imam Ahmad kepadanya : “Hai, sesungguhnya membaca Al-Qur’an disamping kubur itu bid’ah!”. Maka tatkala kami keluar dari kubur berkatalah Muhammad bin Qudomah kepada Ahmad bin Hambal : “Wahai Abu Abdillah, bagaimana pendapatmu tentang Mubassyar al-Halabi? Imam Ahmad menjawab: Beliau orang yang tsiqah (terpercaya), apakah engkau ada meriwayatkan sesuatu darinya? Muhammad bin Qudomah berkata : Ya, mengkhabarkan kepadaku Mubassyar dan Abdurrahman bin Ala’ bin al-Lajlaj dari bapaknya bahwa dia berwasiat apabila telah dikuburkan agar dibacakan disamping kepalanya permulaan surat al-Baqarah dan akhirnya dari dia berkata : ‘Aku telah mendengar Ibnu Umar berwasiat dengan yang demikian itu”. Mendengar riwayat tersebut Imam Ahmad berkata : “Kembalilah dan katakan kepada lelaki itu agar diteruskan bacaan Al-Qur’annya”. 

6. Berkata Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf , mantan mufti negeri Mesir : “Tokoh-tokoh madzhab Hanafi berpendapat bahwa tiap-tiap orang yang melakukan ibadah baik sedekah atau membca Al-Qur’an atau selain yang demikian daripada bermacam-macam kebaikan, boleh baginya menghadiahkan pahalanya kepada orang lain dan pahalanya itu akan sampai kepadanya”. 

7. Berkata Syaikh All Ma’shum : “Dalam madzhab Maliki tidak ada khilaf dalam hal sampainya pahala sedekah kepada mayyit. Yang ada khilafnya adalah masalah boleh tidaknya membaca Al-Qur’an untuk mayyit. Menurut dasar madzhab, hukumnya makruh. Namun ulama-ulama mutaakhkhirin berpendapat boleh dan dialah yang diamalkan. Dengan demikian, maka pahala bacaan tersebut sampai kepada mayyit dan Ibnu Farhun menukil bahwa pendapat inilah yang rojih (kuat)”. (Hujjatu Ahlis Sunnah wal-jamaah halaman 13) 

8. Berkata Allamah Muhammad al-Arobi: “Sesungguhnya membaca Al-Qur’an untuk orang-orang yang sudah meninggal hukumnya boleh dan sampai pahalanya kepada mereka menurut jumhur fuqaha Islam Ahlus Sunnah Wal-jamaah walaupun dengan adanya imbalan berdasarkan pendapat yang tahqiq”. (Majmu’ Tsalatsi rosaail) 

9. Berkata Imam Qurtubi : “Telah ijma’ ulama atas sampainya pahala sedekah untuk orang-orang yang sudah meninggal, maka seperti itu pula pendapat ulama dalam hal bacaan Al-Qur”an, doa dan istigfar karena masing-masingnya termasuk sedekah dan dikuatkan hal ini oleh hadits: “Setiap kebaikan adalah sedekah”. Disini tidak dikhususkan sedekah itu dengan harta”. (Tazkirah Al-Qurtubi halaman 26). 

10. Berkata Imam Sya’bi : “Orang-orang Anshar jika ada diantara mereka yang meninggal, maka mereka berbondong-bondong ke kuburnya sambil membaca Al-Qur’an disampingnya”. (Ucapan Sya’bi ini dikutip oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya Ar-Ruh hal. 13). 

11. Ibnu Taimiyah pernah ditanya tentang bacaan Al-Qur’an untuk mayyit dan juga tentang tasbih, tahmid, tahlil dan takbir jika dihadiahkan kepada mayyit, sampaikah pahalanya atau tidak? Maka beliau menjawab sebagaimana tersebut dalam kitab beliau Majmu’ Fataawa jilid 24 hal. 324 : 
“Sampai kepada mayyit pahala bacaan Al-Qur’an dari keluarganya. Dan tasbih, takbir serta seluruh zikir mereka kepada Allah Taala apabila mereka menghadiahkan pahalanya kepada mayyit akan sampai pula kepadanya”. 

Dari apa yang telah disampaikan dapatlah diketahui bahwa diantara ulama-ulama yang menyetujui hadiah pahala bacaan Al-Quan adalah : 

1. Imam Ahmad bin Hambal
2. Syaikh Ali bin Muhammad bin Abil lz
3. Dr. Ahmad Syarbasi
4. Ibnu Taimiyah
5. Ibnul Qayyim
6. Tokob-tokoh madzhab Hanafi
7. Tokoh-tokoh madzhab Maliki
8. Muhammad al-Arabi
9. Imam Qurtubi
10. As-Sya’b

Baca juga tulisan lanjutan dari penjelasan masalah ini :
Sanggahan Orang Yang Tidak Setuju Hadiah Pahala Bacaan Sampai Pada Mayit

0 komentar:

Post a Comment

Tabir Wanita