Wednesday 24 August 2016

Keturunan Nabi Muhammad SAW

Keturunan Nabi Muhammad SAW, silsilah nabi muhammad, nenek moyang nabi muhammad, kelahiran nabi muhammad, bulan kelahiran nabi muhammad, tahun kelahiran nabi muhammad, tanggal kelahiran nabi muhammad, kakek nabi muhammad, ayah nabi muhammad, ibu nabi muhammad.
Nabi Isma’il as. adalah putra Ibrahim dari perkawinannya dengan istri keduanya, Hajar. Suku Quraisy adalah cabang yang terkenal dari bangsa Arab keturunan Isma’il. 

Suku Quraisy adalah keturunan Fihr, yang dinamakan juga Quraisy. Artinya, saudagar,Ia hidup pada ahad ke-3 Masehi. Ia adalah keturunan Ma’ad anak Adnan, keturunan langsung dari Ismail as.

Qushay, salah seorang keturunan Fihr, pada ahad ke-5 Masehi herhasil mempersatukan semua suku Quraisy dan berangsur-angsur menguasai seluruh Hijaz. Ia memperbaiki Ka’bah, mendirikan istana yang dipergunakan sebagai tempat berkumpul dan membahas hal- hal yang menyangkut kepentingan umurn. Ia juga menarik pajak dan menyediakan makanan serta air untuk jamaah haji pada musim haji. 

Pada tahun 480 M, Qushay meninggal dunia. Sepeninggal Qushay, tanggung jawab kekuasaannya digantikan oleh anaknya, Ahdul-Daar. Setelah Abdul-Daar meninggal, terjadilah sengketa antara kedua belah pihak, yaitu antara cucu-cucu Abdul-Daar dengan anak-anak Abdul Manaf. Setelah peristiwa ini, diadakan pembagian tugas dan diputuskan bahwa Abdul Syam, anak Abdul Manaf bertugas menyediakan air dan mengumpulkan pajak, sedangkan cucu-cucu Abdul Daar bertugas menjaga Ka’bah, istana dan bendera peperangan. 

Narnun demikian, setelah beberapa waktu, Abdul Syam menyerahkan kekuasaannya kepada adiknya, Hasyirn yang dipandang pantas untuk memikul tanggung jawab ini. Hasyim adalah seorang tokoh terkenal di negeri Arab karena keberanian dan kejujurannya. Melihat keadaan Hasyim yang demikian itu, timbullah rasa iri dan dengki dalam hati Umayyah, anak Abdul Syam. Ia selalu berusaha hendak merebut dan menjatuhkannya. 

Hasyim meninggal pada tahun 510 M. Ia digantikan oleh saudaranya, Muthalib. Sepeninggal Muthalib tanggung jawab kekuasaannya dipegang oleh Ahdul Muthalib. Abdul Muthalib masih tetap mempunyai tugas sebagaimana tugas kakek-kakeknya di masa lalu, yakni memelihara keamanan dan ketertiban. Juga menyediakan makanan dan minuman hagi para jamaah yang datang, karena air minum pada waktu itu merupakan masalah yang sulit di sana.

Untuk mengatasi kesulitan air tersebut, Abdul Muthalib bercita-cita dan merencanakan menggali kembali sumur yang telah lama tertimbun. Rencana tersebut tampaknya bukan pekerjaan yang mudah. Diperlukan tenaga yang cukup banyak, padahal waktu itu Abdul Muthalib haru mempunyai seorang anak, Harits. Ia berpikir, meminta bantuan orang lain dirasa sulit diharapkan. Oleh karena itu, Abdul Muthalib mernohon kepada Allah SWT. agar diberi anak yang banyak. Ia pun bernazar, apabila di kemudian hari ia dikaruniai anak yang banyak, ia akan menyembelih salah seorang anaknya untuk kurban sebagai tanda rasa syukur kepada Allah SWT. 

Tuhan yang Maha Kuasa mengetahui rencana hamba-Nya itu, sehingga dikabulkanlah apa yang menjadi cita-cita Abdul Muthalib. Tiga puluh tahun kemudian, lahirlah beberapa orang anak. Di antaranya adalah Abu Thalib, Abbas, Hamzah, Abu Lahab, Zubair, dan Abdullah. 

Dilaksanakanlah rencana penggalian kembali sumur tersebut. Setelah menggali sumur tersebut, tibalah saatnya hagi Ahdul Muthalib untuk menunaikan nazarnya berupa kurban. Orang beramai-ramai menyaksikan Abdul Muthalib membawa anak-anaknya ke dekat Ka’bah kepada seseorang yang pandai untuk diundi, siapakah di antara mereka yang akan dijadikan sebagai kurban. 

Pada saat yang telah ditentukan, dilakukanlah undian yang kemudian keluarlah nama Abdullah. Abdul Muthalib membawa Abdullah ke tempat penyembelihan di dekat sumur Zamzam. Tanpa ragu, Abdullah pun menuruti kehendak ayahnya itu. Namun, kerumunan orang banyak itu mengajukan keberatan atas rencana penyembelihan 

Abdullah, putra Abdul Muthalib. Masalah ini dibawa kepada seorang dukun wanita di Yatsrib. Dukun wanita itu menyuruh Abdul Muthalib untuk melakukan undian kembali. Namun, nama Abdullah yang kembali keluar. Ia memerintahkan Abdul Muthalib menyembelih seratus ekor unta sebagai ganti pembatalan penyembelihan Abdullah. 

Peristiwa tersebut menjadikan Abdul Muthalib dan Abdullah semakin terkenal di seluruh tanah Arab. Sedangkan Abdullah menjadi idola dikalangan gadis-gadis di sana. Setiap gadis mendambakan ingin dipersunting oleh pemuda yang selamat dari penyembelihan itu. Akhirnya, seorang gadis yang paling berbahagia adalah Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah yang menjadi istri Ahdullah bin Abdul Muthalib. Dari pernikahan ini, lahinlah Muhammad SAW., sebagai pembawa rahmat bagi seluru alam.

Mengenai silsilah Nabi Muhammad SAW., penulis buatkan secara sederhana dari Nabi Ibrahim as. Hingga Nabi Muhammad SAW. dengan maksud untuk memudahkan pembaca memahaminya. Silsilah tersehut adalah sehagai berikut. 

silsilah nabi mhammad

0 komentar:

Post a Comment

Tabir Wanita