Friday 16 October 2015

Kekayaan Kaum Tsamud (Kisah Dalam Al-Quran)

 
Kekayaan Kaum Tsamud
QS. Hud : 61, Al-Fajr : 9, Al-Araf : 74
 
Tsamud merupakan nama suku yang sangat kaya raya. Mereka mendiami suatu dataran bernama A1-Hijr yang terletak antara Hijaz dan Syam. Daerah tersebut pada zaman sebelumnya merupakan daerah jajahan suku ‘Ad.

Kemakmuran dan kekayaan alam yang sebelumnya dimiliki dan dinikmati kaum ‘Ad kemudian diwarisi pada kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur memberikan hasil pertanian yang berlimpah. Binatang-binatang ternak berkembang biak dengan mudah. Kebun-kebun bunga yang indah tampak menyedapkan pandangan mata. Bangunan-bangunan rumah didirikan di atas tanah-tanah datar dan dipahat dari gunung. Semua itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia.

Kaum Tsamud tidak mengenal Allah. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah. Mereka rajin memberikan kurban kepada berhala-berhala tersebut. Mereka juga meminta perlindungan dari segala musibah kepada berhala-berhala yang tak berdaya itu. Padahal, mereka tahu bahwa berhala-berhala tadi hanyalah patung yang tak mampu memberi manfaat apa-apa. Namun, tetap saja pikiran mereka berada dalam kegelapan.

Harus ada seseorang yang menyadarkan kekeliruan mereka. Allah pun mengutus seorang Nabi untuk memberi petunjuk. Nabi itu akan memberikan penerangan dan tuntunan agar mereka keluar dari jalan yang sesat. Maka, Allah pun mengutus Nabi Saleh. Nabi Saleh merupakan bagian dari golongan kaum Tsamud. Dia berasal dari keluarga terpandang dan dihormati oleh kaumnya. Dia terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati, dan ramah dalam pergaulan.

Nabi Saleh memperkenalkan Sang Pencipta alam semesta ini kepada kaumnya. Allah-lah yang telah menciptakan tanah-tanah subur yang hasilnya dapat memenuhi kebutuhan mereka. Allah jugalah yang menciptakan binatang-binatang ternak yang dapat mereka manfaatkan. Allah-lah yang seharusnya mereka sembah, bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dan batu-batu gunung.

Nabi Saleh menyerukan kepada kaumnya bahwa dia adalah utusan Allah. Beliau juga menerangkan bahwa apa yang beliau ajarkan merupakan amanat Allah yang harus disampaikan kepada mereka. Nabi Saleh berharap agar kaumnya tidak lagi menyembah berhala dan akan beriman kepada Allah.

Apa yang disampaikan Nabi Saleh merupakan hal baru bagi kaum Tsamud. Mereka tidak menyangka seruan tersebut keluar dan mulut seseorang yang berasal dari kaumnya sendiri.

0 komentar:

Post a Comment

Tabir Wanita