Tuesday 23 August 2016

Keadaan Dan Kondisi Bangsa Arab Di Zaman Jahiliah

Bilik Islam, Keadaan Dan Kondisi Bangsa Arab Di Zaman Jahiliah, kondisi bangsa arab zaman jahiliah, keadaan bangsa arab zaman jahiliah, zaman jahiliah, kebiasaan bangsa arab zaman jahiliah
Masa sebelum lahirnya agama Islam disebut zaman Jahiliah, artinya zaman kebodohan. Pada zaman itu, mayoritas bangsa Arab menjadi penyembah berhala. Hanya di beberapa tempat saja dijumpai bangsa Arab yang beragama Yahudi atau Kristen. Agama Yahudi yang dianut oleh sebagian kecil bangsa Arab sudah sangat buruk keadaannya. Dalam segala hal, agama mereka tidak dapat memberikan sumbangan untuk kebaikan bangsa Arab secara keseluruhan, baik material maupun spiritual.

Selain menyembah berhala, mereka pun menyembah matahari, bulan, bintang dan udara. Keadaan mereka sudah jatuh terjerembap. Mereka menyembah pecahan pecahan batu, kayu dan onggokan pasir. Mereka mempercayai adanya Tuhan yang Maha Esa, kematian roh manusia dan juga adanya hari Kiamat (hari pembalasan). Setiap kota mempunyai tuhan sendiri seperti hubal, latta, manna dan uzza. Tuhan-tuhan tersebut sangat dihormati oleh bangsa Arab. Di Ka’bah terdapat tidak kurang dari 360 berhala yang dianggap scbagai kelenteng yang sangat suci. Demikianlah kondisi keagamaan bangsa Arab sehelum datangnya agama Islam.

Walaupun dalam zaman yang amat gelap itu, bangsa Arab senantiasa mcmpunyai sifat berani, ulet, memiliki ingatan yang kuat, mempunyai perasaan, memiliki harga diri, ingin bebas; cinta dan taat kepada pimpinan suku; hidup sederhana, dan kasih sayang. Akan tetapi, sifat-sifat yang baik ini dikalahkan oleh sifat-sifat yang jahat. Selama masa gelap ini, tanah Arab diliputi mendung kezaliman, dosa dan kcpercayaan palsu.

Kaum wanita tidak diperlakukan sebagai manusia. Di sana tidak terdapat batasan sampai berapa seorang laki-laki boleh beristri. Kalau seseorang meninggal dunia, istrinya yang banyak itu termasuk hitungan harta warisannya dan dibagi-bagikan kepada para ahli warisnya. Kehinaan derajat kaum wanita inilah salah satu sebab yang menjadikan bangsa Arab tidak mempunyai keturunan perempuan. Kelahiran seorang anak perempuan dinanti dengan kubur yang telah disiapkan. Ketika lahir seorang anak dan ternyata perempuan, ditimbunlah anak yang baru lahir itu dengan tanah ke dalam kubur yang telah dipersiapkan. 

Keadaan seperti di atas menyebabkan semakin berkurangnya kaum wanita di sana, sehingga lahirlah poliandri, yaitu kebalikan poligami. Seorang perempuan arab bisa bersuami laki-laki lebih dari satu. Lebih dari itu, seonang laki-laki dapat mengadakan hubungan yang tidak sah dengan sejumlah kekasihnya. Seorang perempuan yang sudah bersuami diizinkan oleh suaminya untuk bergaul dengan lelaki lain untuk mendapatkan anak. Gadis-gadis yang disediakan untuk hiburan, disuruh keluar kota dimana mereka diizinkan untuk bermain dengan kaum lelaki secara bebas. Kaum wanita tidak herhak mendapatkan bagian dari harta benda suami, bapak dan keluarga mereka. 

Kehidupan wanita yang sangat menderita dan berbahaya itu terjadi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat mereka dari kehidupan yang sangat rendah ke tingkat yang sangat tinggi dan terhormat.

Perbudakan meluas di kalangan bangsa Arab. Mereka nempermalukan buda-budak itu tanpa kehormatan. Barangsiapa yang tidak mau berjudi di hinakan dalam pergaulan. Mereka minum-minuman keras dengan jumlah yang tak terhingga dalam setiap harinya.

Perbudakan meluas di kalangan bangsa Arab. Mereka memperlakukan budak-budak itu tanpa perikemanusiaan dan dapat menghidupkan serta mematikan mereka. Perkawinan dalam kalangan budak tidak dibenarkan dan perkawinan bebas dilarang dengan hukuman yang berat.

Di saat hangsa Arab tengah dalam kekacauan yang sangat, lahirlah Nabi Muhammad SAW. sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Nenek Moyang Bangsa Arab

Bilik Islam, Nenek Moyang Bangsa Arab, keturunan bangsa arab, asal usul bangsa arab
Bangsa Arab adalah keturunan hangsa Smith. Ahli sejarah membagi kepada tiga, yaitu Arabul Ba‘idah (bangsa Arab yang telah binasa); Arabul Muta’arribah (Arab tidak asli); dan Arabul Musta’ribah.

Arabul Ba’idah adalah keturunan dari Laz, anak Sam, anak Nuh, ad, Tsamud, Tsam, dan Jadis. Mereka telah mencapai tingkat kebudayaan dan kemajuan yang tinggi. ini masih terlihat dan bukti-buktinya yang masih ada di selatan tanah Arab. Mereka telah menaklukkan Mesir dan Mesopotamia menjadi jajahannya.

Arabul Muta’arribah adalah keturunan dari Qahtan. Salah seorang dan anak Qahtan bernama Jarib, dan penduduk btanah tersebut diberi narna dengan namanya. Mereka pun hangsa penjajah yang telah mendirikan kota-kota besar. 

Arabul Musta'ribah adalah keturunan Langsung dan Isma’il anak Ibrahirn. Isma’il anak Ibrahim tersebut tinggal di Mekah. Ismail menikah dengan seorang wanita yang hernama Sa’idah anak Madat dari suku Jurham. Setelah perkawinannya, beberapa waktu kemudian, lsma’il mendirikan Ka’bah bersama dengan ayahnya, Ibrahim as. Atas perintah Allah SWT., keturunan Nabi Ismail dikenal sebagai cucu Isma’il. Muhammad SAW. sebagai Nabi dan Rasul yang terakhir adalah keturunan langsung dari perkawinan Ismail dengan Sa’idah. 

Penduduk tanah Arab dibedakan menjadi dua, yaitu penduduk kota dan penduduk padang pasir, yang terkenal dengan sebutan orang Badui. Orang Arab Badui tinggal dalam kemah, dan berpindah-pindah bersama anak, istri dan ternaknya, menelusuri tanah gurun yang luas mencari padang rumput yang subur untuk makan ternaknya.

Penduduk kota kebanyakan menjadi saudagar, bercocok tanam di tempat-tempat yang subur tanahnya, atau memelihara ternak. Dengan perantaraan mereka, pedagang-pedagang yang berasal dari Persia, Hindia dan
Tiongkok mendapat jalan ke Suriah, dan dari sana baru sampai ke Eropa.

Kondisi Tanah Arab Sebelum Islam

Kondisi Tanah Arab Sebelum Islam, Sejarah Nabi Muhammad, Keadaan Orang Arab Sebelum Islam, Zaman Jahiliyah, Bilik Islam
Tanah semenanjung, tempat lahirnya agama Islam, yang terletak di bagian selatan barat benua Asia, bernama Jazirah Arab. Jazirah Arab merupakan daerah gurun pasir yang luasnya kira-kira 12.000 mil persegi, dan hampir sepertiganya adalah padang pasir. 

Tanah Arab dibatasi oleh laut pada tiga sisi: sebelah selatan dengan Lautan Indonesia; sbelah timur dengan Teluk Persia; dan sebelah barat dengan Lautan Merah. Sementara itu, di sebelah utara dibatasi dengan padang pasir Suriah. 

Negeri Arab yang luas tersebut terbagi atas beberapa daerah. Di sebelah utara, terhampar bagian pegunungan yang jarang didiami orang. Di sebelah selatan, terletak bagian yang hernarna Hijaz. Di dalamnya terdapat kota suci Mekah. Tempat yang terletak di bagian ujung sebelah selatan barat bernama Yaman. Yakni, tempat yang sangat makmur dan maju di wilayah tanah Arab. Tempat yang terletak di bagian ujung sebelah timur bernama Amman serta tanah dataran tinggi yang terbentang di tengah bernama Najd. Daerah yang penuh dengan padang pasir dan pegunungan.

Hasil tanah Arab yang paling utama ialah kurma. Kurma merupakan pohon yang disayang di negeri Arab. Ia merupakan kawan bagi orang miskin dan kaya, karena tanpa pohon tersebut, kehidupan di padang pasir tidak dapat dibayangkan sulinya. Di antara binatang yang hidup di sana ialah kuda Arab yang tidak memiliki bandingan di seluruh dunia. Demikian juga unta, sebagai binatang yang sangat berharga hagi bangsa Arab. Tanpa unta, kehidupan di padang pasir akan menemui kesulitan. Unta merupakan kapal di padang pasir. Selain itu, unta juga dipergunakan oleh orang-orang Badui sebagai alat angkutan, susunya diminum dan dagingnya boleh dimakan. Selain kedua binatang tersebut, hidup juga keledai, bin-bin dan kambing yang menjadi sumber kekayaan bagi hangsa Arab. 

Sejak dahulu, kota Mekah telah menjadi pusat keagamaan, tempat berkumpul dan melaksanakan ritual ibadah bagi tanah Arab. Di dalamnya terdapat Ka’bah, yakni rumah suci pertama kali di dunia. Sejak zaman yang sangat tua, rumah ini telah menjadi tujuan ziarah dari segenap penjuru tanah Arab dan batu hitam yang terletak di salah satu sudutnya, sampai sekarang dimuliakan orang, dicium oleh orang-orang yang melaksanakan ibadah haji.

Tabir Wanita